Tbl 7

303 14 0
                                    

*••*
.
.
.
.
.


"gimana kabar ayah sama ibu?" Tanya lelaki yang sedari tadi terlibat perbincangan kecil dengan jisoo. "Udah lama banget aku ga main kesana" sambungnya lagi.

Jisoo menghela nafas malas, sebelum menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada dirinya.

"Ya.. begitulah kedua pasangan yang setiap harinya selalu dimabuk cinta"

Lelaki tampan itu terkekeh.

"Benarkah? Apa mereka masih sangat romantis seperti dulu. Wah aku iri sekali" si lelaki itu menggelengkan kepalanya heran.

Sepertinya kedua orang tua jisoo adalah pasangan yang selalu dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang, dimasa muda atau tua cinta tidak pernah memudar. Lelaki itu jadi rindu disaat-saat dirinya masih sering mengunjungi rumah si pujaan hati.

"Lalu bagaimana kabar kakakmu?"

Kali ini gadis didepannya benar-benar terlihat jengah, rasanya bila ada lubang maka jisoo akan melompat kesana. Bagaimana tidak, sedari jisoo memasuki kawasan rumah sakit dirinya sudah dihadang oleh laki-laki tampan berprofesi seorang dokter namun banyak tanya layaknya seorang wartawan.

Jadi dia ini wartawan atau dokter? Jisoo pikir lebih baik ia berganti profesi saja lebih pantas wartawan sepertinya.

Terlalu banyak tanya!

"Emangnya ga bosen Tah? Setiap ketemu pasti yang ditanya itu-itu muluk" kesal jisoo.

Lelaki itu malah semakin meledakkan tawanya.

"Hey.. memangnya ada yang salah dengan pertanyaanku?"

Menurunkan sebelah kakinya dari kursi besi disudut rumah sakit, jisoo mencondongkan tubuhnya agar mendekat kesisi pria yang duduk disampingnya.

"Sumpah ya seokjin! Lama-lama aku muak ketemu kamu" ucapnya tajam. "membuang waktuku saja"

Setelah berkata demikian jisoo lantas ingin bangkit untuk segera pergi, namun Kim seokjin Silawan bicara tentu tidak melepaskan gadis nakal itu untuk pergi meninggalkannya. Jarang pula mereka bertemu maka seokjin akan menggunakan kesempatan ini dengan baik.

"Kau belum menjawabnya jisoo, ayolah mengobrol denganku sebentar saja sebelum jadwal operasiku nanti tiba!" pintanya melas seraya mencekal lengan jisoo agar tak beranjak.

"Apa lagi sih yang diharapkan dari kakakku, dia sudah menikah dan punya anak , move on dong!!"

Kim seokjin, lelaki tampan seantero jagat raya ini siapa yang tahu bahwa ia adalah mantan kekasih dari Irene kakak perempuan jisoo, yang sekarang sudah dikaruniai satu bocah lelaki nakal yang lahir dari rahimnya.

Jisoo heran sudah bertahun-tahun berlalu mengapa mantan kekasih kakaknya ini belum juga bisa move on. Duh bau-bau gamon memang tak sedap baunya.

"Dulu aja ditinggal pergi, giliran udah diembat orang lain baru nyesel kan lo!"

Lelaki berseragam putih itu menghela nafas berat, bagaimana tidak bukan maunya meninggalkan sang pujaan disaat lagi sayang-sayangnya, tuntutan keluargalah yang mengharuskannya terbang ke negeri orang demi menimba ilmu untuk bekalnya dimasa depan.

Setelah dirinya sukses eh malah ditinggal nikah oleh sang kekasih. Karma memang lebih menyakitkan, seokjin akui dirinya begitu menyesal.

Mau bagaimana lagi?

Nasi sudah menjadi bubur, mau diapakan lagi kalau bukan ditelan saja kedalam perut dan dicerna menjadi kotoran. Jika waktu bisa diputar pun seokjin mau membayar mahal agar bisa memperbaiki segalanya.

TerbelengguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang