🌳02🌳

27 5 19
                                    

"Danen!"

Seorang pemuda dengan hanya mengenakan handuk menekan bell unit apartemen temannya berulang kali.

"Danen! Nen! Danen!"

Tok! Tok! Tok!

Kini ia mengetuk pintunya dengan brutal.

"Iya-iya bentar!" mendengar sautan dari dalam membuat pemuda itu berhenti memencet bell serta mengetuk pintu.

"Astaga, Khafiz! Lo kenapa anjir?" pekik Danen saat melihat temannya yang hanya mengenakan handuk dan tanpa menutupi tubuh bagian atasnya.

"Minta pasta gigi dong, Nen." ucap Khafiz santai.

"Emang pasta gigi lo kenapa? Perasaan semalem baru beli di mini market bareng gue?"

"Nyemplung WC,"

Bukannya segera mengambilkan pasta gigi, Danen malah ngakak puas hingga terbatuk-batuk.

"Ayo Nen buruan. Keburu ada orang lewat malu gue," Khafiz mengedarkan pandangan, takut ada yang melihatnya.

"Punya malu lo?" cibir Danen.

"Anak setan! Buruan!" Khafiz menjitak kepala Danen pelan. Dan Danen pun segera menuju kamar mandi untuk mengambil pasta gigi.

"Nih! Udah gausah dikembaliin," ucap Danen sembari menyerahkan pasta giginya pada Khafiz.

"Weh, beneran? Makasih, semoga Rayya makin sayang lo, bye!" Khafiz pun segera berlari kembali ke unit apartemennya meninggalkan Danen yang masih menertawakannya.

Danen kembali menutup pintu lalu duduk di sofa. Senyumnya berkembang kala mendapat chat dari sang kekasih yang memberi kabar jika ia sudah dekat.

Beberapa menit kemudian pintu unit apartemennya dibuka oleh seseorang, Danen tahu itu siapa. Ia lantas menoleh dan mendapati Rayya berlari ke arahnya.

"Baby!"

"Bun!"

Mereka saling mendekap, menyalurkan semua kerinduan yang sudah mereka tahan selama sepuluh jam. Ya, semalam mereka bertemu namun sudah saling merindu.

"Kangen banget.." lirih Danen.

"Aku juga," balas Rayya sembari mengusap kepala Danen lembut.

Beberapa saat kemudian mereka saling melepas dekapan.

"You look so pretty today." Danen mengusap pipi Rayya lembut, membuat kekasihnya itu tersipu malu.

"Apaan sih kamu, biasa aja kali."

"Beneran. Your new hair color, cocok banget di kamu. Tapi tumben ngecat rambut?"

"Sebenernya gak ada niatan sih, cuma semalem ngeliat Kak Yelena ngecat rambut jadi pengen. Yaudah sekalian, mumpung liburan semester juga, gak akan ada hukuman."

"Ah, iya juga."

"Udah siap belum? Kalo udah ayo berangkat!"

"Belum, ada beberapa barang yang belum aku siapin. Mau bantuin nggak?"

Rayya mengangguk, "Mau dong, ayo!"

Sementara di sisi lain, ada Lala dan Yasmin yang menunggu di depan pintu bak satpam. Awalnya Lala hendak menunggu di mobil saja, namun Yasmin memaksanya untuk ikut masuk. Adik kelasnya itu ingin bertemu pujaan hatinya.

Prejudiced Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang