Sekolah?

26 5 0
                                    

Setiap orang pasti punya rasa trauma. Lumrah, karena memang manusia diciptakan dengan adanya perasaan. Dan rasa takut-awal dari rasa trauma itu. Yang mana diri ini akan enggan melakukan sesuatu-apapun itu-agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Atau lebih baik hilang dari bumi ini-jika itu terjadi.

Asha baru saja pindah-ikut tinggal bersama ibunya-Nalintang. Sebelumnya ia tinggal dirumah tantenya-adik dari ibunya. Lantara kondisi keluarga yang mengharuskan sang ibu untuk bekerja di negeri orang. Bukan sebagai pekerja buruh, melainkan sebagai chef di salah satu hotel di negeri sana. Dan ini kali pertama sang ibu kembali. Dengan hasil jerih payahnya, memberikan istana kecil untuk ia tinggali bersama putri satu-satunya.

"Rumahnya tidak buruk juga 'kan, Sayang?" kata Nalin saat memasuki rumah itu. Tidak buruk dan ukurannya juga pas untuk dihuni sampai 5 orang sekalipun. "Akhirnya Mama bisa habiskan waktu sama anak Mama." Nalin mencubit berkali-kali pipi putrinya itu. Untungnya gadis itu tidak keberatan sama sekali. Lagipula, perlakuan itu tidak pernah ia dapatkan sebelum ibunya kembali.

"Mau liat kamar Kamu? Mama sudah siapkan, loh. Tapi maaf, cocok tidak ya, sama selera Kamu?"

Mereka berjalan kelantai atas, yang mana khusus kamar-kamar tidur. Kamar yang dimaksud tadi nampak segar dengan warna hijau toska dan dipadukan dengan warna soft pink, menjadikan unsur feminimnya masih terasa. Belum ada banyak barang. Hanya tempat tidur ukuran medium size, lemari pakaian, meja belajar, dan rak buku yang entah akan berguna apa tidak.

"Kamu suka warnanya?" tanya Nalin mencoba memastikan kalau perkiraannya tidak menyinggung anaknya.

"Suka kok, Ma." Jawaban singkat penuh tanda tanya, lantaran raut wajah yang nampak biasa saja. Tapi setidaknya ada rasa nyaman dari sekedar kata singkat, jelas, serta padat itu.

"Baguslah. Kamu mau nikmati kamar dulu? Mama mau beres-beres yang lain." Nalin meninggalkan putrinya yang masih menerawang seisi kamar. Padahal ya tidak ada yang berubah disana. Masih sama dengan warna serta isi yang disebut tadi.

Ia melangkahkan kakinya masuk kekamar itu. Menaruh asal tas ransel kecil yang dia bawa sedari tadi di tempat tidur. Langkahnya mengarah ke jendela dua pintu kamarnya. Dari sana ia bisa melihat halaman dan jalanan-yang baginya masih teramat asing. Sebelum ini dia tinggal di tempat dengan daerah yang lumayan bising akan gosip-gosip khas ibu-ibu arisan, teriakan anak-anak bermain, sampai yel-yel khas pedagang keliling yang bisa ia hapal di luar kepala. Tapi kini tidak lagi. Dia bahkan bisa mendengan suara angin yang melintas ditelinganya-saking tenangnya tempat baru ini.

Ia menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya turun-membantu ibunya merapikan barang-barang mereka.

🍑

Tempat baru, lingkungan baru, dan pastinya sekolah baru. Lantaran jarak rumah dan sekolahnya yang dulu cukup jauh, ia harus pindah. Ia akan dapat semua hal baru. Dan itu membuatnya semakin merasa asing. Ia harus berusaha keras untuk adaptasi kesekian kalinya. Itupun dengan ingatan kalau disekolah sebelumnya ia belum cukup bisa beradaptasi.

Bukan itu masalahnya. Untuk semua hal baru, ya-tidak mungkin kita tetap berdiam pada hal yang sama, bukan? Yang ia takutkan adalah jika kejadian yang sebelumnya ia alami disekolah lamanya terjadi disekolah barunya dengan orang yang berbeda atau lebih parah lagi. Disana ia tidak ada kenalan satupun. Terlebih ia anak yang sulit beradaptasi-jika tidak disinggung duluan. Hanya ia, si pelaku, serta teman-temannya yang menyaksikannya yang tahu apa yang terjadi. Selain daripada itu-keluarga atau siapapun yang tidak melihatnya-tidak tahu. Dan memandang seperti layaknya anak sekolah pada umumnya.

Kenapa ia tidak bercerita? Karena ia terlalu takut. Pikirnya jika orang-orang tahu apa yang ia alami, mereka akan melakukan hal yang sama saat mengetahui reaksinya. Dan itu akan membuatnya semakin parah. Bahkan ia sudah mendapat julukan sebagai manusia batu, saking bungkamnya dia pada dirinya sendiri sekalipun.

astAshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang