[ 13 ] Mimpi Buruk

288 21 2
                                    

Setelah lamaran yang hangat antara Halilintar dan Solar, kehidupan mereka terus berlanjut dengan bahagia. Meski masih dalam tahap pemulihan, Solar memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya. Ia ingin menyelesaikan studinya sebelum menikah dengan Halilintar. Setiap hari, Halilintar semakin menunjukkan bahwa ia bukan sekadar seorang kakak tiri, melainkan pasangan yang siap menemaninya dalam segala keadaan.

Waktu berjalan cepat. Beberapa bulan kemudian, Solar akhirnya lulus dari kuliahnya dengan hasil yang gemilang. Saat perayaan kelulusan Solar, Halilintar tidak bisa menahan kebahagiaannya. Ia tahu bahwa momen yang mereka tunggu-tunggu sudah semakin dekat. Mereka berdua akhirnya mulai mempersiapkan pernikahan mereka dengan penuh semangat.

Persiapan Pernikahan

Halilintar dan Solar mengunjungi berbagai butik untuk memilih baju pernikahan. Solar ingin tampak anggun, tetapi tetap sederhana, sesuai dengan kepribadiannya. Setelah melalui beberapa pilihan, akhirnya Solar jatuh cinta pada gaun putih klasik dengan detail renda yang lembut di bagian ujungnya.

Solar: (tersenyum ke arah Halilintar) "Bagaimana menurutmu? Apakah ini terlalu sederhana?"

Halilintar: (menggenggam tangan Solar) "Tidak, ini sempurna. Kau akan terlihat sangat cantik. Sederhana, tapi tetap mempesona."

Mereka juga memutuskan tema pernikahan yang elegan namun hangat. Dekorasi yang dipilih penuh dengan bunga-bunga putih dan sentuhan emas, melambangkan kemurnian dan kebahagiaan. Selama minggu-minggu persiapan, keluarga besar mereka juga ikut membantu, memastikan bahwa hari spesial itu akan berjalan dengan sempurna.

Acara Pernikahan

Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Suasana pernikahan terasa megah namun penuh kehangatan. Solar tampil memukau dalam gaunnya, sementara Halilintar mengenakan setelan formal yang sangat rapi. Keduanya bersiap-siap untuk mengucapkan janji suci mereka di hadapan keluarga dan teman-teman.

Saat mereka berada di altar, Halilintar tidak bisa menahan senyum bahagianya. Ia memandang Solar dengan penuh cinta, sementara Solar membalas tatapannya dengan hangat. Acara berjalan dengan lancar, dan akhirnya tibalah saat yang dinanti-nanti, yaitu ketika Halilintar membuka penutup kepala Solar sebagai tanda resmi mereka telah menikah.

Namun, ketika Halilintar mengangkat penutup kepala Solar, yang ia lihat bukanlah wajah wanita yang ia cintai. Itu adalah wajah Mia, yang telah meninggal dunia! Mia tersenyum aneh, seolah-olah menikmati situasi tersebut.

Mia: (tertawa kecil) "Kau pikir bisa lari dari bayanganku, Halilintar?"

Halilintar sangat terkejut. Kakinya melemah, dan ia langsung pingsan di tempat. Semua orang yang hadir di pernikahan itu panik, terutama Solar yang tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Mereka bergegas membawa Halilintar keluar dari ruangan.

🍁

































Halilintar terbangun dengan napas terengah-engah di sebuah kamar yang asing baginya. Ruangan itu sunyi, hanya ada suara lembut seorang wanita yang sepertinya tengah merawat bayi. Halilintar membuka matanya perlahan-lahan, melihat sekeliling, dan mendapati dirinya di atas ranjang besar. Di sampingnya, Solar duduk dengan satu bayi berasa di dekapannya sambil ia memegang dot bayi dan satunya tiduran di sampingnya tapi bergerak aktif padahal sudah diberi susu dan sudah malam.

Halilintar: (berteriak panik) "Mia!!"

Teriakan itu membuat Solar tersentak kaget. Bayi-bayi mulai menangis. Solar menatap Halilintar dengan wajah penuh kebingungan, mencoba menenangkannya.

Menikahlah Denganku, SolarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang