Bebas

28 2 0
                                    

POV ANNAYA TEARAA PRAKOSO

Hari ini tepat 5 harinya Annaya tinggal di tempat hiburan malam. Lebih tepatnya ia di penjara. Tidak bisa pergi kemana-mana dan di perlakukan seperti babu. Tiap harinya ia harus bekerja tanpa henti di diskotik itu dengan imbalan makan seadanya, kadang pula ia harus menahan lapar jika ia melakukan kesalahan.

Selama disini juga Annaya selalu berfikir dengan keras untuk bisa kabur. Namun sayang, nasib baik belum berpihak padanya. Apapun rencana yang ia siapkan selalu saja gagal. Tapi itu tidak akan membuat Annaya patah semangat. Paling tidak hal yang bisa ia lakukan sekarang adalah mengulur waktu, agar ia tidak di jual ke pria hidung belang. Walau jalan satu-satunya adalah harus melukai dirinya sendiri.

Aghh! Annaya meringis kesakitan. Terpaksa ia harus melukai kakinya dengan benda tajam.

"Annaya kau sedang apa? Kenapa lama sekali?!" Teriak Fany di balik pintu kamar mandi.

    Tidak ada jawaban.

    "Sialan! Masih banyak tingkah jalang ini!". Murka Fany yang langsung mendobrak paksa pintu. Dengan beberapa kali dobrakan, akhirnya pintu terbuka juga. Tentu di dalamnya ada Annaya yang sudah bersimbah darah.

     "Kali ini tidak akan ada kesempatan lagi untuk jalang sialan macam kamu!"

     "Dika...! Dika !" Segera Dika datang ke sumber suara. Matanya terbelalak melihat banyaknya darah di kamar mandi.

     "Jangan cuma bengong! Bawa jalang ini ke ruangan Boss sekarang juga!" Dika hanya bisa menurut. Di pangkunya Annaya yang lemah dan seperti akan pingsan.

***

     Benar saja Annaya pingsan, dijalan menuju  ruangan Boss. Setelah berselang waktu, akhirnya kesadarannya kembali. Perlahan ia membuka matanya, mencoba melihat sekekeliling. Dan betapa kagetnya ia melihat siapa yang duduk tepat di kursi samping tempat tidur. Di lain sisi Boss Arsen juga sudah lama mengamati Annaya, Maka dapat dipastikan Boss Arsen mengetahui hal itu juga.

      "Rupanya kau sudah sadar cantik." Ujar Boss Arsen dengan nada ejekan.

      Annaya tidak bergeming, ia justru kembali memejamkan matanya lagi. Berpura-pura seolah dia belum sadar.

     "Mungkin dia masih pingsan." Ujar Boss Arsen sambil melangkah pergi.

      Mendengar langkah kaki yang semakin menjauh, berhasil membuat Annaya sedikit mengurangi rasa takutnya juga ia bisa kembali bernafas lega. Namun sayang itu tidak berlangsung lama. Karna kini Boss Arsen sudah kembali lagi dan membawa sesuatu di tangannya.

     Byurrr...
     Disiramnya tubuh Annaya yang saat ini dalam posisi terbaring. Dengan gelagapan Annaya bangkit. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal. Akibat banyaknya air yang di tumpahkan pada dirinya.

     "Bangun juga dari tidurmu jalang sialan!" Ucap Boss Arsen sambil menjambak rambut Annaya. Hingga membuat kepala Annaya mendongkak ke atas. "Kamu karus sadar siapa kamu sekarang! Kamu tidak lebih dari jalang murahan! Jadi berhenti bersikap so suci dan naif". Lalu di hentakkannya kepala Annaya dengan keras. Tak terasa air mata mengalir pada sudut mata indah Annaya.

"Malam ini juga kamu akan aku jual pada boss-boss besar. Fany ...! Bawa jalang ini bersiap."

"Ampun tuan, aku mohon jangan tuan. Aku tidak mau.." Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Annaya terus berontak. Namun tidak dihiraukan. Annaya diseret keluar Oleh Fany juga Dika. Bercak darah terlihat jelas di lantai, maklum saat Annaya pingsan Fany hanya memperban dengan asal.

***

    Sesuai rencana, malam ini Annaya di hias sedimikian cantik untuk menjadi santapan pria hidunh belang. Tidak lupa ia di pakaikan, gaun minim yang menampakan belahan payudara yang menyegarkan mata. Belum lagi di bagian bawah ada belahan yang panjang hingga memperlihatkan sebelah paha mulus Annaya.

ANNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang