1

6.8K 350 6
                                    

Mark menundukkan kepalanya sambil beberapa kali menghela nafasnya kasar. Kepalanya benar benar sakit . Di depannya sebuah tespack menunjukkan hasil positif

Mark tentu sangat senang, terlepas dari ayahnya yang memang sudah meminta seorang cucu, Mark jujur saja  ingin memiliki seorang anak. Bagaimana tidak sudah hampir 6 tahun ia menikah dengan Renjun, ia merasa sedikit kesepian karena hanya ada mereka berdua di rumah. 

Tapi kebahagiannya itu tidak berlangsung lama, tepat setelah Renjun menamparnya sambil memberikan tespack itu, hatinya benar benar hancur. 

" Kau bilang kau tidak bisa melakukan kontak fisik! Kau bilang kau  tidak bisa menyentuh orang lain! Lalu kenapa bisa begini!" 

Bentak Renjun sambil memangku tangannya. 

" Waktu itu aku benar benar mabuk, dan kau juga mabuk... aku benar benar tidak sadar Renjun-ah..." Jelas Mark menengkan 

Renjun hanya bisa memalingkan wajahnya, saat ini ia benar benar marah dengan Mark. 

" Aku akan melakukan aborsi!"

" Jangan! tidak bisakah kita membiarkan anak itu ?"

" APA?! Kau bilang di awal kau tidak bisa berhubungan badan! Kita sepakat untuk tidak saling menyentuh! Kau juga bilang tidak ingin mengurus anak! Kenapa kau malah seperti ini sekarang!"

Mark juga tidak mengerti,memang benar... entah sejak kapan, Mark merasa jijik dan perutnya mual setiap kali melakukan sentuhan sentuhan cinta dengan orang lain, bahkan hanya kecupan singkat ataupun memeluk, Mark benar benar tidak bisa melakukannya.

Mark sempat pergi ke psikiater, dan dokter itu bilang bahwa ia mengalami trauma di masa lalu, masalahnya Mark benar benar tidak mengingat kenapa dan apa yang membuatnya trauma. Karena hal itu membuat Mark kesusahan mencari pasangan dan hanya Renjun yang mau menerimanya. 

Tapi tidak sepenuh hati, karena ternyata Renjun juga tidak ingin melakukan hal hal seperti itu, karena ia tidak ingin merusak tubuhnya. 

" Renjun-ah... tapi anak it-"

" Mark! ini masih benih! jangankan hidup! bernyawa saja tidak! aku tidak peduli aku akan melakukan aborsi!"

DEG

Saat Renjun mengucapkan kalimat itu jantung Mark benar benar sesak, dan kepalanya terasa sangat sakit seolah sebuah batu besar menghantam kuat kepalanya. 

" Aku itu model Mark! Tidak mungkin aku hamil! itu hanya akan merusak tubuhku! Sebentar lagi aku akan dipromosikan untuk bermain film! Terlebih lagi pernikahan ku dirahasiakan! Bisa bisa aku terkena rumor jika ada kabar aku hamil! Aku tidak ingin merusak karirku! "

" Baiklah.... Baiklah..... jika itu mau mu...."

Mark mengalah karna semakin lama Renjun berbicara, semakin sakit pula hatinya. Mark tidak mengerti jujur saja hatinya memang sakit, tapi rasanya berkali kali lipat.Mark juga tidak mengerti kenapa ada rasa penyesalan disana. 

.

.

.

Jeno menatap Mark, seakan menanyakan kepanya sahabatnya itu apakah Mark yakin dengan tindakannya. Mark hanya menjawabnya dengan anggukan pelan dan pergi lalu begitu saja meninggalkan ruangan.

Jeno benar benar prihatin dengan sahabatnya itu, pernikahannya dengan Renjun tidak bisa disebut dengan sebuah pernikahan.  Renjun menikahi Mark hanya karena kekayaan kerluarga Lee dan dengan itu mempermudahkan karirnya di dunia model. Mark terbutakan oleh cinta, berkedok Renjun yang menerima kekurangannya, membuat Mark benar benar terikat oleh Renjun. 

[COMPLETED] DAD || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang