16

2.8K 219 17
                                    


Jeno menutup punggung hidungnya dengan tangannya kala masuk kedalam rumah Mark. Bau alkohol menyerbak keseluruh ruangan. Tadi pagi sekretaris Mark mengehubungi Jeno menanyakan dimana keberadaan bosnya itu. Jeno juga mendapati kabar bahwa sudah hampir 2 minggu Mark tidak masuk kerja dan tidak bisa dihubungi. Jeno sudah mendengar kabar bahwa Mark bercerai dengan Renjun, tapi Jeno tidak menyangka Mark akan seterpuruk itu hanya karna berpisah dengan Renjun, tapi kemudian Jeno sadar, pasti Mark bertemu dengan Donghyuck.

" MARK!"

Pekik Jeno panik melihat Mark yang terduduk lemah di meja kerjanya, kepalanya terbaring lemah di meja dengan tangan yang masih memegang botol wine, di ruang kerjanya juga terdapat banyak botol wine bahkan dilantai pecahan kaca tersebar. Belum lagi barang-barang Mark yang berantakkan, Jeno sudah cukup paham apa yang terjadi oleh temannya itu. 


Mark hanya bisa terbaring lemah menatap lagit malam dari ranjangnya. Dokter bilang suatu keajaiban Mark masih bisa bertahan hanya dengan wine selama hampir dua minggu. Selama dirumah sakit Mark benar benar tidak berbicara bahkan makan saja Mark tidak mau. Suster sampai kewalahan pasalnya Mark benar-benar tidak menyentuh makannya sedikitpun, dan pada akhirnya mereka terpaksa memakai infus untuk memberikan Mark asupan makanan dan obat. 

" Mark....sampai kapan kau akan begini ha!" Kesal Jeno sedangkan Mark hanya diam masih menatap langit

" Jika kau seperti ini terus kau akan mati Mark!"

Mark menghela nafasnya panjang, dan menatap Jeno sendu dengan air mata yang sudah mengalir

" Itu yang ku lakukan ... tapi kau malah menyelamatkanku... kenapa?"

Mendengar jawaban Mark membuat Jeno tidak bisa berkata kata lagi, Jeno juga tau setiap malam Mark  menangis, Mark bisa saja dibilang setengah gila saat ini. 

" Aku hanya ingin mati.... kenapa? Kenapa kau menghalangi ku...."

" Mark.... pasti ada jalan keluar lain..." Mark menggelengkan kepalanya lemah, menutup matanya dengan lengannya membiarkan air matanya kembali mengalir.

Melihat Mark menangis meratap seperti itu, Jeno pun mengalah, menceramahi Mark disaat seperti ini juga tidak ada gunanya, Mark juga tidak akan mendengarkannya. Sehingga mengiyakan semua kalimatnya adalah hal yang paling benar saat ini

.

.

.

Donghyuck menatap lurus Jeno yang menunggunya di depan kantor. 

" Hyuck...."

Jeno menahan tangan Donghyuck ketika ia pergi dan melewati Jeno begitu saja. 

" Maaf aku tidak punya urusan dengan mu, lagi pula aku tidak mengenal mu"

" Kumohon, aku ingin berbicara dengan mu sebentar.... hanya sebentar...."

Melihat Jeno yang tidak melepaskan genggamannya dari tangan Mark, Haechan mengalah.


Donghyuck terkekeh setelah mendengar cerita dan penjelasan dari Jeno

" Lalu urusannya dengan ku?"

" Hyuck-ah...aku tau kau sangat benci dan dendam dengannya, tapi aku tau kau masih punya hati nurani Hyuck... aku tau kau pasti masih baik... jangan rusak dirimu seperti ini..."

" Hati nurani ya..... haha entahlah... ini... aku tidak bisa merasakannya lagi" Donghyuck menunjuk tengah dadanya berkali kali

" Jangankan padanya... bahkan pada orang lain sekali pun... sudah hilang"

[COMPLETED] DAD || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang