Flash Back
16 tahun yang lalu.
" Nih!"
Mark menaruh beberapa makanan dan minuman di atas meja Jeno, semua itu ia dapat dari adek kelas maupun teman satu angkatannya. Siapa yang tidak kenal dengan Mark, si pangeran sekolah dengan paras sempurna dan memiliki suara malaikat.
Ya ia seperti malaikat dan pangeran di mata orang, tapi aslinya Mark hanya pria bejat biasa yang haus akan popularitas dan pujian dari para fans-fansnya itu.
" Whoa... aku tidak mengerti kenapa kau bisa sepicik itu" Sindir Jeno sambil mengambil salah satu makanan yang dibawa oleh Mark tadi
" Aku tidak melakukan apapun,mereka yang secara suka rela memberikan hadiah, mengerjakan tugasku dengan senang hati... aku tidak bisa menolak dong.... " Jawabnya tersenyum miring
" Aku heran kenapa bisa beteman dengan pria sebejat dirimu"
Mark memutar matanya malas dan duduk di bangkunya.
" Oiya... kau sudah menemukan anak itu?" Tanya Mark dan membuka minuman kalengnya.
" Oh yang menyanyi sendirian di gudang waktu itu? Tidak.... aku tidak bisa menemukan informasi apapun"
"Ck... jangan sampai orang orang mendengar suaranya.... bisa bisa jatuh posisi ku!"
Jeno hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Temannya ini benar benar gila dengan popularitas. Ia bahkan tidak segan segan melakukan hal sedikit ekstrim untuk menyingkirkan saingannya. Mark itu unggul di semua hal, semua nilai yang hampir sempura, ketua klub basket, vocalis band sekolah, wakil ketua osis dan masih banyak lagi.
Mark itu benar benar sempurna belum lagi senyumannya, semua orang akan meleleh hanya senyuman tipis dari bibirnya.
Yap, Mark sangat sempurna, sampai orang orang tidak sadar betapa jahat dan kejamnya orang bernama Mark itu.
Jeno memutar matanya malas menatap Mark dari jauh yang masih sibuk berbincang dengan fans-fans nya itu. Jeno bisa saja pulang duluan dan meninggalkan Mark, tapi anak itu pasti mengomel dan Jeno benar benar lelah. Ditengah Jeno sibuk bermain ponselnya, sayup-sayup ia mendengar seseorang bernyanyi. Perlahan Jeno mengikuti arah suara itu menuju taman yang berada di belakang parkiran.
Suara ini, suara yang saat itu Mark dan Jeno pernah dengan sebelumnya. Suaranya sangat lembut dan halus. Benar benar menyihir siapapun yang mendengarkannya. Mark saja yang selama ini tidak pernah memuji orang lain, benar benar kagum dengan suara ini.
Clap clap clap
Donghycuk terlonjak kaget ketika mendengar suara tepukan seseorang tepat setelah ia menyelesaikan nyanyiannya. Dengan wajah yang sudah merah, Hyuck dengan cepat pergi dari tempat itu, tapi tangannya sudah di tahan oleh Jeno
" Eits..... mau kemana ?Suara mu bagus..." Jeno tersenyum ramah
" Te-terima kasih..."
" Lee Jeno... kelas 3-1 salam kenal"
" Salam kenal kak... Lee Donghyuck kelas 2-2" Hyuck membungkuk sopan
" Hooo adek kelas toh... suara mu bagus, kau anak club musik?"
" Uhm... kak jangan bilang siapa siapa kalau aku bisa nyanyi ya?"
" Hmmm? Kenapa?"
Hyuck tampak ragu-ragu dengan untuk mengatakannya. Melihat Jeno yang penasaran membuat Hyuck sedikit risih pasalnya pria itu pasti tidak akan melepaskannya.
" Uhm... ayahku tidak mengizinkanku bernyanyi... ya please ?" Hyuck membuat gerakan memohon.
Jeno yang melihat wajah memohon dari Hyuck hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
" Baiklah kalau begitu aku permisi..."
Hyuck dengan cepat pamit dan meninggalkan Jeno, jika Hyuck terlalu lama mengobrol dengan Jeno bisa bisa akan tersebar rumor yang tidak tidak. Karena Hyuck yang berjalan menunduk ia tidak sengaja menabrak seseorang.
" Maaf..."
Titah Hyuck pelan dan pergi lalu begitu saja
Bugh
Lagi Hyuck merasakan tubuhnya menabrak seseorang. Hyuck mendecak kesal, pasalnya orang ini adalah orang yang sama ia tabrak satu detik yang lalu
" Hanya maaf?" Tanya Mark sedikit heran
" Uh?"
Donghyuck sedikit mendongakkan wajahnya, menatap pria yang ada di depannya. Sadar akan warna dasi yang dikenakan oleh orang itu Hyuck kembali membungkuk sopan
" Maaf kak... aku tidak sengaja...."
Mark yang mendapat perlakuan itu sedikit jengkel, pasalnya reaksi Hyuck tidak seperti murid murid yang lain.
" Kau tidak mengenal ku?" Tanya Mark lagi yang dibalas gelengan pelan oleh Donghyuck, kemudian Mark dengan sedikit bangga menunjuk name tag di bajunya
" Masih tidak kenal?"
Hyuck sedikit menyeringitkan keningnya, mengingat siapa Mark Lee itu dan apa kaitannya dengan dirinya . Tapi percuma saja Hyuck sama sekali tidak mengenal pria itu. Salahkan saja Hyuck yang kerjaannya hanya berhadapan dengan buku 24/7.
" Dia itu wakil ketua osis, dia juga vocalis band sekolah, kau tidak kenal?" Jeno sedikit tertawa geli sambil merangkul sahabatnya itu
"Ah... maaf kak..."
" Jadi tidak tau ya..." Jeno memanas manasi sedangkan Mark benar benar kesal karenanya.
" Namamu?" Tanya Mark dingin
" Lee Donghyuck...kelas 2-2 kan?" Jawab Jeno sambil mengedipkan matanya. Hyuck hanya mengangguk kaku mengiyakan ucapan kakak kelasnya itu.
" Baiklah kalau begitu aku permisi kak...." Pamit Hyuck karena ia benar benar tidak ingin berurusan dengan dua orang itu lebih lama lagi
Setelah Hyuck menghilang dari pandangan mereka. Jeno tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Mark yang kecewa sekaligus malu dan marah.
" HAHAHAH.... akhirnya ada juga orang yang tidak mengenal mu!"
" DIAM! Ck... anak itu dia tidak tau berurusan dengan siapa!"
" Ah... kau ingat suara anak yang kita cari cari itu? dia anak itu... tapi tenang saja dia bilang tidak ingin ada orang lain yang tau kalau dia bisa bernyanyi... jadi ya dia tidak akan mengambil tahta mu" Sarkas Jeno
" Ck... Menyebalkan..."
" Ingin taruhan?" Tanya Jeno
" Apa?"
" Bisa tidak kau bikin anak tadi terkagum kagum padamu?"
Mark tersenyum miring
" Lalu apa yang ku dapat?"
Jeno mengangkat kunci mobilnya
" Di ulang tahunku tahun ini ayahku membelikan mobil sport baru untukku, kau bisa ambil itu"
" Deal.... jangankan terkagum... aku akan bikin dia jatuh cinta padaku..."
Jeno hanya terkekeh pelan seolah menertawakan Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] DAD || Markhyuck
Hayran KurguAku.... Sangat membencinya. Jika tuhan mengizinkan ku untuk membunuh orang, maka sejak pertama kali aku bertemu dengannya aku akan membunuhnya. Seolah mendengar doa ku, tuhan menghukumnya. Memberikan balasan yang amat pedih sampai diriku tidak tega...