"It's the love shot! Na na na na na na na na na HA'E HA'E JOSS!"
Bersenandung seperti konser dadakan sambil terus mengusap rambut basahnya menggunakan handuk, Jisung mulai meraih ponsel dari nakas samping kasur. Tertanda notifikasi dari kontak "Minho 💘". Firasat buruk datang lebih awal.
Jisung melempar asal ponselnya ke kasur dan mulai melupakan semuanya. Ia tidak mau malam spesialnya berantakan. Seperti biasa rutinitas jam 7 malam, kembali berkutat dengan kertas-kertas materi logaritma. Belum ada 5 menit, seorang Jisung sudah menghela napas mengeluh akan soal-soal matematika.
"Hilih emteka peminatan apaan anying! Siapa yang minat coba?"
"Salah banget gua join MIPA, ya Gusti.."
"Eh btw...ini soal logaritma kan ribet urusannya kalo udah masuk soal cerita."
"Tapi kok Si Jamet bisa ngerjain? Mana bener semua."
"Bukan itu bukan itu!"
"Si Jamet kan disuruh nyokapnya beli bahan. Terus ketipu orang abis itu duitnya lenyap.
Pertanyaannya...
Kok dia bisa traktir gua kopi..
IYA! DUIT!!
DUIT DARI MANA JAMET YANG LO PAKE BUAT JAJAN KOPI!"
"Jangan-jangan gua yang ditipu sama Si Jamet! Wah manipulatif!"
Jisung asik berbicara dan berdebat sendiri hingga tidak sadar bahwa Minho semakin berputar-putar dipikirannya tanpa sadar.
"Tu orang beneran sinting!"
Jisung tak tahan lagi dengan terror chat dari Minho. Ia mulai beranjak dan memasuki ruang kerja pribadi milik Yuju. Segera mengobrak-abrik berkas catatan perilaku, nilai raport dan sebongkah file berisi jadwal ujian. Dicarinya satu persatu, menunjuk alphabet nama awalan "M". Hampir tidak ketemu, Jisung lupa bahwa anak itu memiliki marga. Sayang sekali, ia tidak mengetahuinya dan harus mencari satu persatu dari total 36 siswa.
"Lee Minho."
"Buset ini mah namanya sama kayak om aktor yang di TV, tapi yang ini kaya jamet ck."
"Catatan perilaku..."
Jisung mulai menggelengkan kepalanya tak wajar. Ikut heran, pantas saja Bundanya sering mengeluh tiap pulang kerja.
"Ga heran bunda sering migran tiba-tiba, muridnya modelan Minho gini. Untung cuma satu."
Ia kembali menunjuk dan membuka lembaran demi lembaran. Kini halaman pencapaian belajar yang ia buka. Masih dengan orang yang sama. Jisung membulatkan matanya dan mulutnya terbuka lebar tanda heran sekaligus kaget. Bukan main, nilai raport Lee Minho.
"Ajib gile! Minho, nilai lo kebanting sama kelakuan lo."
Jisung berulang kali berdecak dan menggelengkan kepalanya. Masih kaget dengan kekontrasan yang ada di depan matanya. Antara catatan perilaku dan nilai prestasi tidak imbang. Bisa ia ambil benang merahnya sekarang, Minho masuk ke kategori "Pintar tapi nakal". Biasanya murid tipikal seperti ini banyak yang mampu mengikat perhatian khalayak. Terlebih lagi Minho memiliki paras dan kharisma tersendiri yang menjadi poin plus baginya, walaupun Jisung tak menyadari.
Jisung tersentak menyadari perbuatannya dan bangkit kembali sambil merapikan file yang baru saja ia acak-acak.
"Ngapain gua ngurusin Si Jamet? Ada-ada aja lo Sung."
•
"Sekaliii ajaa yaaa please." bujuk Minho yang masih keras kepala dengan tekadnya.
Kali ini posisi mereka berada di pos sekolah. Ya, sekolah Jisung. Anak itu menjemput Jisung ke sekolahnya hanya untuk urusan tidak terlalu penting.
"Minho, gua mau nanya. Dijawab yaa." ucap Jisung lembut.
"Ayay kapten!" Minho semakin antusias.
"Lo kelas berapa sekarang?" Jisung masih dengan nada lembutnya.
"Sembilan!" Minho juga masih dengan balutan antusiasme.
"Iya, bener! Kelas sembilan. Nah, kalo kelas sembilan berarti bentar lagi naik kelas berapa?" disini Jisung seperti guru TK sedang mengajari muridnya.
"Sepuluh!" jawab Minho bak murid TK
"SMA ya? Berarti harus ujian dulu kan? Nah, ujian kelulusannya kapan?"
"Minggu depan!"
"WANJING! LO SINTING BENERAN INI MAH!"
Jisung terkaget-kaget mendengar hal konyol keluar dari mulut Minho. Baru kemarin Jisung kembali mendengarkan keluhan dari bunda mengenai perilaku anak didiknya.
"Bisa potong duit jajan kalo ketauan ni bocah nyamperin gua mulu."
Terbesit ide bodoh di kepalanya. Hitung-hitung membantu mengurangi potensi stress bunda Yuju. Mari kita lihat berhasil atau tidaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖠𝗇𝗍𝗂-𝗋𝗈𝗆𝖺𝗇𝗍𝗂𝖼 • 𝙈𝙞𝙣𝙨𝙪𝙣𝙜
Teen Fiction"Kata bunda, aku boleh nikahin kamu." -ino "Lo masih piyik, bokong lo aja masih biru." -jie