<8
Han Jisung, siswa SMA kelas 10 yang hobinya ngemil dorayaki selai cokelat. Tinggal dan sekolah di Busan 5 tahun terakhir, sebelumnya sempat tumbuh kembang di Amsterdam, Belanda kisaran 6 tahun lamanya. Selanjutnya pindah ke Tokyo saat usia 7 tahun. Dipertemukan dengan "jamet parasit"-nama panggilan yang diberikan- disaat yang tidak tepat.
Lee Minho, siswa SMP kelas 9 yang sedang berada pada fase "brutal" nya. Pintar tapi malas (malasnya lebih mendominasi). Kelas 7 dan 8 tingkahnya masih aman, dan BOOM. "Hmm setannya keluar lagi." kata Yuju, wali kelasnya yang sering diseret ke ruang BK hanya untuk menyelesaikan keonaran yang diperbuat.
<8
Suasana semakin terik tak tertahan. Sinar matahari panas perih menyengat kulit rasanya ingin cepat-cepat pulang dan membuka pintu kulkas. Namun sayang bus tak kunjung datang. Lihat, kulitnya hampir gosong. Tidak tahan, akhirnya Jisung memutuskan untuk ke minimarket terdekat sebentar. Ngadem, bahasa gaulnya. Aneh sih, cuaca panas seperti ini yang dicari bukannya minuman isotonik segar malah dorayaki selai cokelat. Sedari tadi kedua kaki itu masih berpijak pada stan makanan ringan. Yang dicari-cari tidak ada, pikirnya apakah salah tempat. Ternyata tidak, dirinya saja yang tidak teliti. Kue khas Jepang itu terselip di antara stik cokelat yang juga makanan produksi Jepang. Bisa dibilang Jisung jatuh cinta dengan kue itu saat ia masih di Tokyo. Kue dorayaki biasanya berisikan kacang-kacangan, dikarenakan ia alergi dengan kecambah tersebut jadi ia harus mencari dorayaki isian selain kacang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖠𝗇𝗍𝗂-𝗋𝗈𝗆𝖺𝗇𝗍𝗂𝖼 • 𝙈𝙞𝙣𝙨𝙪𝙣𝙜
Teen Fiction"Kata bunda, aku boleh nikahin kamu." -ino "Lo masih piyik, bokong lo aja masih biru." -jie