! MAKE SURE YOU VOTE THIS PART BEFORE YOU READ IT, THANKYOU !
\ \ / /
~¤º¤~KENAPA dari semua tempat yang ingin Haechan pilih, harus jatuh pada sebuah club?
Oh Tuhan, apa Haechan tidak tahu kalau Jaemin benar-benar tidak suka situasi sebuah club? Bukan karena alkohol atau karena sangat ribut oleh musik, tapi karena disini semua orang melakukan seks dengan bebas tanpa memedulikan pandangan orang lain, bau percintaan dimana-mana, dan yang terburuk adalah penggoda.
Lelaki manis itu paling benci digoda oleh para lelaki hidung belang atau bahkan untuk wanita-wanita penghibur disini. Tak hanya wanita tapi juga banyak lelaki berstatus sub yang mengira ia adalah seorang dom. Jaemin adalah sub! Dan ia tahu hal itu.
"Kenapa harus disini?!" Tanya Jaemin sedikit berteriak.
Sudah pukul 12 malam disini, otomatis club benar-benar sangat ramai sehingga Jaemin harus sedikit mengeraskan volume suaranya. "Oh ayolah Jaem, ini kesenangan masa muda! Setidaknya kau bisa memiliki teman bicara daripada harus berkutat dengan buku-bukumu itu!"
Jaemin tidak percaya kalau ia berteman dengan manusia penuh nafsu seperti Haechan. Anak itu benar-benar pernah menjual tubuhnya pada seorang kaya raya hanya untuk melunasi utang yang ia pinjam pada beberapa berandalan sekolah lain. Memang hanya sekali itu saja, tapi bibir lelaki tengil itu sudah dijamah banyak orang.
Berbeda sekali dengan Jaemin yang lebih menjaga diri dan memilih untuk melakukan pekerjaan paruh waktu seperti pelayan cafe atau mungkin tukang cuci piring saja.
Jaemin dan Haechan sudah saling kenal semenjak mereka duduk di bangku menengah pertama dan memang sering terlibat perkelahian yang disebabkan oleh Haechan juga. Anak berkulit tan itu memang sering sekali mencari masalah, dan sebagai teman Jaemin juga mengikuti.
Toh tidak masalah kan membuat kenangan bagus saat mereka baru saja beranjak menjadi remaja?
Lelaki manis itu memang terbiasa mengikuti anak itu kemanapun dan apapun yang ia lakukan, tapi sungguh Jaemin tidak akan sudi melakukan hal kotor seperti yang Haechan lakukan!
Ia tahu ekonominya sedikit kesulitan, tapi Jaemin tidak akan membuang tubuhnya pada siapapun demi sebuah benda berharga yang dikejar banyak orang.
"Buku ku lebih bagus daripada teman bicara." Cibir Jaemin dan hanya dijawab dengan kekehan pelan.
Mereka berdua akhirnya duduk di bar, memesan minuman dan melihat keadaan sekitar yang benar-benar ramai. Jaemin juga menangkap beberapa orang yang sedang sibuk memasukkan batang kejayaannya pada lubang lelaki lain, sementara yang lainnya menjamah tubuh sang dominan seolah menunggu giliran.
Di beberapa sudut juga ada para wanita-wanita yang memuaskan satu sama lain. Tidak heran karena club ini memang dibebaskan untuk hal-hal berbau rainbow. Tapi bagi Jaemin penampakkan ini semua cukup membuatnya jijik. Maksudnya, segampang itu mereka membiarkan tubuhnya ditonton? Kenapa tidak menyewa kamar saja?
"Ugh, aku ingin muntah rasanya." Gumam Jaemin namun masih bisa didengar oleh Haechan jelas.
"Hey, bersenang-senanglah kau terlalu menutup diri. Apa salahnya bermain di usia mudamu ini hm?" Goda Haechan sambil mencolek pinggang Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN [ Nomin ]
Fanfiction⚠WARN! THIS IS BXB CONTENT! [Nomin's Area! Homophobic? Just skip!] They say all Good Boys go to Heaven But Bad Boys brings Heaven to you