3 》 Run!

702 88 4
                                    

! MAKE SURE YOU VOTE THIS PART BEFORE YOU READ IT, THANKYOU !

\ \  / /
~¤º¤~

SESEORANG yang duduk memangku kaki sambil menghisap sebatang rokok ditangannya itu menatap tajam pada seorang pemuda yang masih lengkap menggunakan seragam sekolah dengan wajah babak belur.

Setelahnya ia mencengkram kuat dagu pemuda itu, membuatnya sedikit meringis karena cengkramannya menekan bagian luka. Lelaki manis itu membalas tatapan tajam yang diberikan padanya, tidak peduli jika ia akan benar-benar mati hari ini.

"Kau tahu bahayanya jika berani melarikan diri kan?"

Lelaki bersurai biru itu menghisap rokoknya lalu membuang asap tepat di wajah pemuda itu. Membuatnya sedikit terbatuk karena ia memang tidak menghisap benda itu.

"Apa kau tak punya rasa kasihan terhadap kekasih malangmu itu, hm? Dia rela memberikan namanya atas perjanjianmu walau ia tahu ia akan menghadap Tuhannya di atas sana."

Tak ada jawaban, hanya tatapan tajam yang ia berikan pada lelaki bersurai biru itu. Yah, ia akui bahwa ia sangat kejam terhadap orang yang menyayanginya tulus.

Lelaki tinggi itu berdiri, berjalan mengitari sosok yang sudah menunduk dengan seriangaian.

"Aku tak percaya kalau sifatmu ternyata sejelek ini kau begitu meyakinkan di awal, kau pasti senang sekali setahun bisa bebas dari kukunganku. Kau tahu? Kau berhasil mengelabuiku, but not everything."

Satu pukulan mendarat di pipi yang sudah membiru itu, kemudian disusul oleh tendangan keras serta cengkraman kuat pada dagunya. Tak ada yang bisa ia lakukan lagi, bahkan untuk berteriak saja tidak mungkin ia lakukan, memangnya siapa yang akan mendengarnya?

Berhadapan dengan seorang iblis sepertinya itu lebih baik menyerahkan diri saja, ia juga sudah siap untuk meregang nyawa kali ini. "Padahal kau sangat manis, sayang sekali seorang yang manis sepertimu harus mati."

Jemari lelaki itu perlahan mengelus wajah lelaki yang berada di cengkramannya lalu mendekatkan wajahnya. "Repeat my word, you cute squirell."

"Aku Han Jisung, kekasih dari Lee Minho hari ini akan bersedia menerima hukuman atas perjanjian yang sudah dilanggar."

Dengan suara parau, ia mengikuti perkataan itu dengan mata tertutup rapat. Ia siap untuk dihabisi saat ini juga, tak peduli dengan cara apa ia hanya bisa pasrah. Ia memang salah, ia akui itu seharusnya ia lebih mendengarkan kekasihnya itu daripada memilih mengikat diri dengan Avox hanya karena mereka adalah geng terkuat.

Karena ingin kepopuleran dan keangkuhan ia malah menyerahkan sang kekasih yang tulus mencintainya.

"I'm sorry~ aku akan menyusulmu."

"Hey sweetie, before you join my place in hell, remember my name."

"Jeno Lee."

~¤º¤~

Halaman depan sekolah ramai akan murid-murid yang baru saja pulang. Bersesakkan begitu mengambil helm di tempat penitipan sebelum berakhir ke parkiran. Terkecuali 2 orang yang sedang bersembunyi di balik pekarangan bunga-bunga sekolah, melihat beberapa orang yang memakai masker berjaga didepan pagar.

HEAVEN [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang