6 》 What I've Done

565 64 7
                                    

! MAKE SURE YOU VOTE THIS PART BEFORE YOU READ IT, THANKYOU !

\ \ / /
~¤º¤~

SATU-SATUNYA efek yang paling tidak Jaemin sukai dari meminum alkohol adalah sakit kepala. Sungguh, ia lebih memilih untuk muntah-muntah daripada harus merasakan kepalanya serasa ingin pecah. Seperti sekarang, remaja sekolahan itu sudah meringis sembari menjambak rambutnya seperti orang frustasi.

"Aish fuck! Kenapa sakit sekali?!"

Oh sungguh, ini benar-benar menjengkelkan. Memangnya apa saja yang ia lakukan semalam? Seingatnya ia tidak terlalu meminum banyak alkohol.

Atau mungkin ia memang meminum terlalu banyak.

Sial!

Salahkan seorang yang membuatnya harus berada dalam pilihan dan berakhir kebingungan, ia jadi tak mampu mengontrol dirinya sendiri. Tua bangka sialan itu benar-benar licik.

Jaemin kemudian berusaha untuk bangun dari sofa. Walaupun kepalanya terasa berat. Ia harus membersihkan diri kemudian mengonsumsi sesuatu yang mampu meredakan sakit yang mendera.

"Aish! Ini semua karena tua bangka egois dan tidak tahu diri itu, sialan yang--"

Jaemin yang tadinya ingin pergi membersihkan diri malah kembali terduduk di sofa. Kakinya terasa lemas juga selangkangannya sakit. Terutama pada bokongnya.

"Fuck! Kenapa pantatku sakit sekali?"

Efek apa lagi ini? Memangnya meminum alkohol mampu membuat pantatnya kesakitan? Setahu Jaemin tidak, tapi rasanya benar-benar sakit.

Perlahan, pemuda itu bangkit. Berjalan terseok-seok menuju kamar mandi guna membersihkan diri. Ia juga mau mengecek barangkali ia menduduki sesuatu yang tajam dan membuat bokongnya perih.

"Aish, kenapa sakit sekali?! Memangnya apa saja yang ku buat semalam sampai--AAAAAAAAA!!!!!"

Dan kali ini lebih mengejutkan ketika Jaemin membuka kemejanya dan menemukan bahwa lehernya penuh dengan tanda kemerahan.

"BINATANG SIALAN APA YANG MENGGIGITKU SAMPAI BEGINI?!!?"

Ia kemudian membuka hampir setengah dari kemejanya lalu begitu mengejutkan karena hampir seluruh lehernya berwarna merah. Beberapa bahkan berwarna ungu gelap. Tak hanya di leher, ada bekas gigitan disekitar bahu dan putingnya.

Jaemin melangkah mundur. Ini bukanlah gigitan tungau atau alergi akan sesuatu. Bokongnya yang sakit juga menjadi penjelas bahwa semalam ia melakukan sesuatu di luar dugaan.

'Na Jaemin'

"AAAARRRRGGHHHH!!!!! APA YANG SUDAH KULAKUKAN?!?!?!!"

Entah darimana, sekelebat memori yang muncul perlahan-lahan dalam pikirannya membuat ia sadar. Semalam Jaemin memilih untuk pergi menghibur dirinya di sebuah club lalu bertemu dengan seseorang yang tidak ia ketahui siapa. Bahkan wajahnya saja tidak Jaemin ingat. Satu-satunya yang berputar dalam kepalanya hanya tubuh seseorang diatasnya juga desahan yang saling bersahutan.

"Oh aku sudah gila, tidak, mungkin itu hanya mimpi."

'Kiss me.'

"FUCK! NA JAEMIN APA YANG SUDAH KAU PERBUAT!!?"

Jaemin benar-benar frustasi. Sungguh. Dia tidak percaya kalau tubuhnya sudah di jamah oleh orang yang bahkan tidak ia ketahui namanya. Jangankan nama, wajahnya saja tidak ia ingat!

'Oh astaga, hai tampan. Mau berkenalan? Namaku Na Jaemin.'

Rasanya ingin sekali ia bunuh dirinya saat ini. Bukan seorang yang memanfaatkan kesempatan saat dia diambang kesadaran, Jaemin saja yang hilang kendali karena minum terlalu banyak.

HEAVEN [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang