7 》Nazzario

315 33 3
                                    

! MAKE SURE YOU VOTE THIS PART BEFORE YOU READ IT, THANKYOU !

\ \  / /
~¤°¤~

TIGA puluh menit ruangan berukuran sedang itu hening. Tak ada pembicaraan dari kedua belah pihak sejak mereka memilih untuk beralih dari rooftop ke ruangan privasi milik pemimpin Avox; Jeno.

"Kau beralih menjadi berandal haus darah juga uang huh?"

Yang sebelumnya memperkenalkan diri sebagai atasan Nazzario membuka mulut. Ia cukup mengenal sosok berambut abu-abu dihadapannya ini, atau bisa dibilang, mereka sangat dekat sebelumnya. Namun karena suatu tragedi, Jeno menganggap bahwa ia adalah seorang musuh.

"Kau lupa? Bukankah kau yang mengajarkanku?"

Sejujurnya Jeno tidak pernah tahu bahwa Renjun masih hidup setelah kejadian dimana ayah dan ibunya terbunuh. Lelaki itu adalah pelaku yang membuat keluarganya dibantai para manusia bawah tanah.

Manusia licik dihadapannya ini bahkan tidak pantas disebut manusia.

Lelaki berparas manis itu tertawa kecil. Mengingat kembali masa lalu hanya membuat perutnya tergelitik.

"Masih dendam karena ayah dan ibu mati?"

Ia lempar pertanyaan sensitif itu setelah seruput kopi yang Junkyu antarkan, "bukankah kau tahu itu resikonya kalau berhadapan dengan manusia tanpa hati? Aku tidak membunuh mereka, mereka menggali kuburan mereka sendiri."

Napasnya memburu, buku tangannya memutih. Jeno siap kapan saja untuk buat sosok didepannya ini meregang nyawa, tapi demi tujuan, ia urungkan niatnya.

"Tidak usah membuang waktu dengan mulut kotormu itu, katakan mengapa kau setuju ingin bekerja sama dengan Avox."

Renjun tersenyum. Lelaki itu berdiri kemudian melangkah mendekati jendela, menatap indahnya kota juga tujuannya didepan mata,

"Ncity High School."

Mendengar nama sekolah itu disebut, Jeno terkejut. Dia tidak menaungi Ncity, bahkan antek-antek yang ada didalamnya. Selain itu, dia juga punya permasalahan di lembaga pendidikan yang katanya ingin membangun negeri lebih maju soal otak dan ide-ide para penerus.

Cuih!

Omong kosong.

Sebelum Jeno membuka mulut, Renjun lebih dulu tahu maksudnya, "Lee Haechan, Lee Mingyu, mereka sekarang adalah incaranmu, bukan begitu?" 

Sosok itu lalu bergerak mendekati Jeno, bisikkan sesuatu ketika berdiri tepat dibelakangnya.

"Kau tidak keberatan, kuberikan satu anggota masuk Avox kan?"

"Siapa?"

"Masuklah."

Begitu pintu terbuka, seorang siswa dengan seragam Ncity masuk. Wajahnya oriental dengan kulit putih pucat. Jeno tahu dia. Satu anggotanya pernah dibunuh oleh anak kecil ini.

"Zhong Chenle, tangan kananku. Dia yang akan menangani Haechan juga antek-anteknya di Ncity, bagaimana?"

~¤°¤~

"AH! KENAPA KAU MEMUKUL KEPALAKU?! KALAU AKU GEGER OTAK BAGAIMANA!? KAU MAU BERTANGGUNG JAWAB?! HAH!"

Mendengar teriakan Jaemin, Haechan ingin sekali menceburkan manusia itu kedalam kolam. Bagaimana bisa dia menghilang semalaman, tidak bisa dihubungi bahkan dicari kemanapun ia tidak ada lalu muncul di pagi hari dengan bekas cupangan?

HEAVEN [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang