Part 1

16.7K 182 2
                                    

"Dimana lo? Koq belum nyampe juga?" Satu suara di ujung telepon

"Ini udah sampai di parkiran" kata Akbar menjawab, sambil memarkirkan motornya di parkiran suatu kost-kost an sederhana.

"Ya udah langsung naik. Cepatan." Kata suara diujung telepon.

"Iya" kata Akbar lagi sambil berjalan dengan cepat dan mematikan teleponnya.

Akbar masuk ke dalam suatu kost-kost an dan naik menuju lantai 2 dan menuju kamar yang berada paling ujung. Setelah sampai di kamar yang dituju, Akbar melihat di dalam kamar sudah berkumpul 3 orang remaja pria yang semuanya berbadan gemuk, sehingga kost-kost an yang hanya merupakan satu kamar terlihat penuh sesak.

"Cepat masuk" kata Handi, penghuni kamar kost tersebut.

Setelah melepaskan sepatu pdl yang digunakannya, Akbar masuk ke dalam kamar kost.

Akbar langsung berangkat dari kantornya saat mendapatkan pesan singkat dari Handi untuk segera datang. Sehingga Akbar tidak sempat mengganti seragam kerjanya. Dan untuk itu Akbar meminta izin kepada atasannya dengan alasan ada keperluan mendadak. Akbar berusia 32 tahun. Bekerja sebagai seorang security di sebuah bank bumn. Sebagai sambilan Akbar bekerja sebagai Personal Trainer. Tentunya Akbar memiliki badan yang kekar, dengan tinggi 185 cm dan berat 85 kg, penampilan gagah dan tampang yang tampan laksana seorang model. Belum lagi lengan bicep Akbar yang memang sangat besar, sehingga apapun pakaiannya akn sangat ketat di bagian lengan. Di tempat kerjanya Akbar sering menjadi pusat perhatian. Sedangkan Handi adalah seorang mahasiswa tingkat 1 yang saat ini masih berusia 19 tahun. Handi memiliki tubuh gemuk dengan tinggi 165 cm dan berat hampir 100 kg.

"Seriusan nih ini bottom lo?" tanya Ferry salah satu teman Handi, saat melihat Akbar. Apalagi saat Akbar melepaskan jaketnya, sehingga kini nampak Akbar dengan mengenakan seragam security yang ketat.

"Yoi, gimana?" kata Handi bangga "Neh kenalin teman-teman gue"

"Akbar" kata Akbar sambil menyalami kedua nya

Oscar dan Ferry juga memperkenalkan dirinya saat Akbar menyalami tangan mereka. Lalu Akbar ikutan duduk di lantai dekat dengan Handi. Akbar duduk di depan Handi, dan Handi mendekap Akbar dari belakang.

"Gila.. bottom kekar kayak gini pasti banyak yang doyan" kata Oscar sambil menatap nafsu ke badan kekar Akbar.

"Gue jadi bottom cuma sama Handi aja. Gak pernah jadi bottom sama yang lain" kata Akbar menyahuti Oscar.

"Koq bisa" tanya Ferry sambil menelan ludah karena saat itu dilihatnya Akbar mendesah gegara remasan tangan Handi di dada Akbar.

"Karena dia udah ketagihan sama kontol gue. Iya kan?" tanya Handi ke Akbar sambil tangan Handi menyusup ke balik seragam Akbar dan meremas dada Akbar.

"I..ya...ahhh" kata Akbar sambil mendesah.

"Padahal dulu gue yang ngejar-ngejar dia. Sekarang dia ngejar-ngejar gue." Kata Handi lagi

"Lo izin kerja hari ini" tanya Handi ke Akbar yang sedang keenakan karena tangan Handi sedang memainkan puting Akbar di balik seragamnya.

"I..ya... izin... ker...ja" Jawab Akbar diantara erangannya.

"Wah bela-belain izin kerja Cuma karena lo suruh datang tadi?" tanya Oscar yang saat ini sudah mendekat ke Akbar dan mengusap-usap paha Akbar yang masih tertutup celana seragamnya.

"Iya lha. Dia itu kalau gue suruh datang ya akan datang" kata Handi lagi sambil tangannya terus meremas-remas dada Akbar yang montok.

"Eh tapi gue nyuruh lo datang ke sini buat layanin teman-teman gue juga" kata Handi sambil melirik ke Oscar dan Ferry.

"Mereka belum pernah nyobain lobang pantat cowok gede katanya. Lebih sering jadi bottom seh lo berdua hehehe" ejek Handi kepada kedua temannya yang disambut gerutuan dari temannya.

"Maksudnya?" tanya Akbar kaget.

"Lo ... mau .. kita pakai... rame-rame" kata Handi berbicara di telinga Akbar seakan berbisik tapi dengan suara yang keras.

Akbar kaget mendengarnya, hingga posisi Akbar yang tadi menyandar di Handi, kini duduk tegap "Bukannya lo doang yang pakai gue" tanya Akbar sambil menatap ke Handi.

Handi menjambak rambut Akbar dan menarik kepalanya mendekati wajah Handi.

"Gue lakuin apa yang gue mau. Kalau gue bilang teman-teman gue mau pakai lo, lo harus lakuin. Awas bikin gue malu" kata Handi setengah berbisik di telinga Akbar.

Akbar tidak menjawab tidak melawan atau pun membantah. Akbar menurut saja saat Handi kembali menarik tubuh besar kekar Akbar dan menyandar di badan Handi.

Akibat Kalah TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang