"Yuk masuk" kata Akbar melihat Handi datang. Setelah memarkirkan motornya, Handi pun masuk ke dalam rumah.
"Lo tinggal sama siapa disini" tanya Handi yang langsung duduk di sofa.
"Sama istri" kata Akbar. "Saya ganti pakaian dulu"
"Ngapain ganti. Buka aja langsung semua disini" kata Handi.
"Iya" kata Akbar yang langsung membuka semua pakaiannya hingga kini sudah bertelanjang bulat.
"Tongkat lo dibawa?" tanya Handi lagi.
"Dibawa" kata Akbar
"Mana" kata Handi.
"Di tas. Saya ambil" kata Akbar yang lalu mengambil tongkat securitynya dan memberikannya kepada Handi.
"Jilatin kaki gue" kata Handi lagi. Akbar langsung duduk berlutut di depan Handi. Kedua tangan Akbar memegang kaki Handi dan mulai menjilati dan menghisap jari-jari kaki Handi satu persatu.
"Anak lo dimana?" tanya Handi.
"Sama neneknya di Purworejo" kata Akbar yang lalu melanjutkan kembali menjilati kaki Handi.
"Istri lo tahu lo suka main sama cowok?" tanya Handi.
"Iya tahu" kata Akbar.
"Gak masalah" Tanya Handi.
"Tidak. Kita masing-masing sudah tahu kelakuan masing-masing" kata Akbar.
"Termasuk lo jadi budak gue?" tanya Handi.
"Kalau itu tidak" kata Akbar.
"Terus kapan lo akan kasih tahu istri lo kalau suaminya yang gagah ini cuma budak yang suka dientot?" tanya Handi.
"Maaf kalau untuk itu saya minta waktu" kata Akbar. "Tidak dalam waktu dekat" kata Akbar dengan suara bergetar menahan emosi dan nafsu.
"Istri lo tahu lo suka dientot?" tanya Handi.
"Tidak. Karena hanya sama mas aja saya bersedia di entot. Sama yang lain tidak pernah" kata Akbar dengan suara masih bergetar sambil terus menjilati kaki Handi satu persatu.
"Ketagihan lo gue entotin" tanya Handi.
"Hehehe" kata Akbar sambil menyengir. Ada perasaan kesal dan marah dalam diri Akbar. Karena pertanyaan yang diajukan Handi membuat dirinya merasa kehilangan harga dirinya. Entah mengapa Akbar seakan tidak mempunyai kemampuan dan keberanian untuk melawan Handi.
"Lo masih ngentotin istri lo kan?" tanya Handi ke Akbar.
"Masih" kata Akbar.
"Masih sering ngentotin cowok juga?" tanya Handi.
"Sejak dua hari ini belum" kata Akbar.
"Kenapa?" tanya Handi.
"Masih dibolehin kah?" tanya Akbar ke Handi.
"Yang boleh ngentotin lo Cuma gue. Kalau lo mau ngentotin yang lain terserah. Asal pas gue butuh lo harus siap dan bikin gue puas" kata Handi "Paham"
"Siap paham" kata Akbar yang semakin bernafsu menjilati kaki Handi.
"Lo mau jadi anjing gue?" tanya Handi.
"Mau" kata Akbar.
"Good Dog" kata Handi lagi. "Badan lo punya siapa?"
"Punya mas" kata Akbar.
"Berarti gue bisa ngapain aja kan ke badan lo yang gede ini?" tanya Handi.
"Asal tidak ada luka atau cacat" kata Akbar sambil menatap Handi seakan memohon dan mengiba. Handi tidak menjawab.
"Bangun lo" kata Handi. Akbar pun bangun dan berdiri di hadapan Handi dengan tubuh telanjang dan batang kemaluan yang sudah sangat keras dan tegang.
"Sana duduk lantai. Masukin ini ke pantat lo" kata Handi sambil memberikan tongkat security yang dibawa oleh Akbar tadi.
***************
Akbar lalu bangun dan menuju kamar mandi. Setelah beberapa lama, dengan tubuh masih bertelanjang bulat, Akbar keluar dari kamar mandi dan menuju ruang depan. Akbar mengambil rokok dan handphonenya. Saat melihat handphonenya Akbar kaget karena banyak sekali misscalled dari istrinya. Yang membuat Akbar lebih kaget, saat membaca pesan WA dari istrinya yang sudah menunggu lebih dari 30 menit di depan rumah.
"Sorry, istri saya sudah pulang. Maaf, biasanya jam sembilan baru pulang" kata Akbar. Handi melihat jam di dinding saat ini masih jam setengah delapan. Dengan rasa malas-malasan akhirnya Handi bangung dan langsung mengenakan pakaiannya.
"Sialan lo. Masa gue kayak orang ketangkap basah gini" kata Handi kesal.
"Iya maaf" kata Akbar yang langsung mengenakan celana panjangnya dan membereskan tas dan pakaiannya.
"Terus gue harus ngomong apa ke istri lo pas ketemu" tanya Handi dengan masih kesal.
"Tidak usah ngomong apa-apa. Dia juga udah ngerti kita ngapain" kata Akbar lagi.
Setelah Handi lengkap berpakaian, Akbar yang saat itu hanya mengenakan celana panjang dan bertelanjang dada, membuka pintu rumahnya. Saat itu dilihannya Vanny sedang duduk di kursi teras sambil memainkan handphonenya.
"Sorry mah, tadi gak kedengaran" kata Akbar. Vanny melirik ke arah Handi dengan sedikit bingung.
"Oom saya pamit dulu ya. Permisi tante" kata Handi.
"Eh, kamu pulang naik apa?" tanya Vanny kepada Handi.
"Ini saya bawa motor tante" kata Handi lagi.
"Hati-hati" kata Vanny lagi. Selanjutnya Akbar dan Vanny langsung masuk ke dalam rumah.
"Tumben anak kecil. Gak biasa-biasanya lo main ama anak kecil" kata Vanny sambil merebahkan tubuhnya di sofa.
"Itu dari keponakannya member gym" kata Akbar. "Sebelumnya pernah main bertiga juga sama yang membernya" kata Akbar berusaha tidak mengatakan sebenarnya.
"Koq tumben kamu pulang cepat" kata Akbar sambil menyalakan rokok dan menghisapnya. Akbar masih hanya mengenakan celana panjang saja tanpa pakaian atas.
"Boss gue keluar negeri. Jadi ya ngapain gue lama-lama di kantor" kata Vanny sambil bangun dari tidurnya. "Lagian kan besok kita mau nengokin Arva. Biar gak capek lha gue, makanya gue pulang cepat" kata Vanny sambil berdiri dan melangkah ke kamar tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akibat Kalah Taruhan
FantasyCerita dengan genre LGBT, gay, homoseksual, musclebottom, chubbytop, pemerkosaan. Untuk usia 21 tahun ke atas. Cerita tentang Akbar seorang security di sebuah bank yang dijadikan budak nafsu oleh Handi, karena Akbar kalah dalam taruhan yang dibuatny...