Cerita Tiga

5.4K 41 0
                                    

CERITA TIGA

Hotel di Kawasan Manyar, Sore Hari

"Sudah datang yang ngajakin taruhan?" tanya Jamhari saat turun dari motor yang dikendarai Akbar, setelah diparkirkan.

"Dia bilang udah' kata Akbar "Ntar gue lihat nomor kamarnya. Santai-santai dulu aja" kata Akbar sambil mengeluarkan dan menyalakan rokok.

"Nih anak gak sayang banget ya. Untuk taruhan aja kudu lakuin di hotel" kata Jamhari.

"Biar privasi mungkin" kata Akbar sambil menghisap rokoknya.

"Lo bilang, kalau dia kalah, lo bakal dapat satu juta" kata Jamhari lagi. "Kalau lo yang kalah, lo bayar satu juta juga ke dia?"

"Ya gak. Lagian juga gue udah yakin gak mungkin kalah" kata Akbar. "Kan lo udah ngerasain juga kontol gue. Menurut lo gede apa gak?" tanya Akbar ke Jamhari.

"Kontol lo bukan gede lagi. Tapi jumbo" kata Jamhari. "Ya gue cuma penasaran aja. Namanya taruhan kan pasti dua sisi. Kalau lo kalah lo kasih apa kalau lo menang lo dapat apa"

"Kalau gue kalah, gue kudu mau ngewe sama dia" kata Akbar sambil mematikan rokoknya "Dan itu udah pasti gak akan kejadian. Yuk kita masuk" kata Akbar mengajak Jamhari. 

**************

"Sesuai kesepakatan, maka siapa yang memiliki kontol lebih besar, yang akan jadi pemenang" kata Bryan. "Setiap peserta akan diukur panjang dan lingkar tebalnya oleh masing-masing juri. Jadi setiap peserta akan diukur sebanyak 2 kali oleh juri yang berbeda"

"Juri tidak boleh menginformasikan hasilnya kepada peserta namun hanya mencatatkan pada kertas yang sudah disediakan" lanjut Bryan.

"Gimana mas? Setuju kan?" tanya Handi "kan udah sesuai omongan"

"Kalau ternyata lo mangkir gimana nanti?" tanya Akbar

"Lo buat pernyataan kalau gak akan ganggu gue lagi. Dan bersedia dilaporkan dan bayar kerugian kalau masih ganggu gue, gimana?" tanya Akbar. Nampak Handi sedikit ragu dan menatap ke arah Bryan. Akbar tersenyum merasa dirinya menang.

"Iya mas, setuju deh" kata Handi dengan lesu "Berarti mas juga harus kasih jaminan dong kalau ternyata mas kalah. Gak boleh mangkir juga" kata Handi.

"Gue gak akan mangkir. Kalau lo menang, sampai berapa kali pun gue akan puasin lo sampai puas" kata Akbar. "Kalau perlu ditambah teman gue ini" kata Akbar sambil menunjuk ke arah Jamhari, yang dari tadi hanya diam, tidak tahu harus melakukan apa.

"Ya saya percaya sama mas deh" kata Handi "Kita mulai mas?" tanya Handi.

"Ok. Lima menit untuk persiapan." kata Akbar sambil membuka ikat pinggang dan resleting celananya. "Ri, isepin gue" kata Akbar kepada Jamhari. Jamhari pun langsung berlutut di depan Akbar dan langsung menurunkan celana Akbar dan mengoralnya. Bryan mendekati Jamhari yang sedang melakukan oral dan memberikan dua buah kertas dan alat ukur yang biasa dipakai tukang jahit. Pada saat itu Handi juga sudah melepaskan celana pendeknya dan mulai mengocok batang kemaluannya sendiri. Akbar cukup kaget dan terpana saat melihat batang kemaluan Handi yang ternyata berukuran cukup besar juga.

"Ya udah mulai diukur" kata Akbar saat merasakan batang kemaluannya sudah tegang dan keras. Akbar meletakan kedua tangannya dibelakang kepalanya dan mencondongkan bagian kemaluannya. Jamhari mulai mengukur batang kemaluan Akbar dan mencatatkan pada kertas yang disediakan. Sementara Bryan melakukan hal yang sama kepada Handi. Setelah selesai, Jamhari dan Bryan bertukar tempat. Jamhari mengukur batang kemaluan Handi sedangkan Bryan mengukur batang kemaluan Akbar. Jamhari sungguh terpesona dengan ukuran batang kemaluan Handi. Sebelum mengukur, Jamhari sempat mengusap-usap terlebih dahulu batang kemaluan Handi. Melihat hal tersebut, Handi seakan memberikan kode kepada Jamhari.

Akibat Kalah TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang