Cerita Empat

5K 39 1
                                    

Ting tong

Suara bell kamar hotel tempat Handi menginap berbunyi. Handi segera bangun dari tempat tidur dan menuju pintu.

"Masuk" kata Handi setelah membuka pintu. Di depan pintu sudah berdiri Akbar yang mengenakan kaus ketat dan celana jeans. Akbar segera masuk dan menutup kembali pintunya. "Lepas semua baju lo disitu" kata Handi sambil berjalan ke arah tempat tidur. Akbar melepaskan seluruh pakaiannya dan meletakannya di lantai. Kini Akbar sudah berdiri di depan pintu dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

"Sini" kata Handi lagi. Akbar pun hendak melangkah ketika Handi membentaknya. "Merangkak goblok" kata Handi lagi. Sambil menahan emosinya, Akbar mulai mengambil posisi merangkak. Lalu Akbar berjalan ke arah Handi sambil merangkak menggunakan kedua tangan dan dengkulnya sebagai pijakan. "Nih jilatin kaki gue" kata Handi setelah Akbar sampai ke dekat Handi duduk, sambil Handi menjulurkan kakinya ke arah muka Akbar. Akbar menatap ke arah Handi seakan marah dan tidak menerima dengan pelecehan tersebut. "Jilatin goblok" kata Handi sambil meletakan dan menekan kakinya ke muka Akbar.

Sambil dalam posisi merangkak, Akbar menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati telapak kaki Handi yang berada di depan wajahnya. Setelah beberapa saat, Akbar merubah posisi tubuhnya. Akbar kini duduk bersimpuh di lantai. Tangan Akbar meraih kaki Handi. Selanjutnya Akbar kembali menjilati telapak kaki Handi, termasuk sela-sela antara jari kaki Handi. Akbar juga menghisap satu persatu jari-jari kaki Handi. Melakukan hal tersebut Akbar merasakan batang kemaluannya mulai mengeras. Akbar pun makin bernafsu menghisap jari-jari kaki Handi dan menjilati telapak kaki Handi. Setelah selesai dengan kaki sebelah kanan, Akbar melakukan hal yang sama dengan kaki Handi sebelah kiri.

"Ahhh.... you are a good dog" kata Handi sambil membelai-belai kepala Akbar yang sedang menghisap jari-jari kaki Handi. Setelah beberapa saat Handi melepaskan kakinya dari Akbar. Handi bangun ke arah lemari dan mengambil ikat pinggang. Handi memakaikan ikat pinggang ke leher Akbar. "Ayo posisi merangkak" kata Handi. Akbar pun melakukan apa yang dikatakan Handi. Akbar menopang tubuhnya dengan kedua tangan dan kakinya. Lalu Handi naik ke atas punggung Akbar. "Ayo jalan njing. Puterin kamar" kata Handi. Plaak... sambil Handi memberikan tamparan di pantat Akbar, Handi memegang ikat pinggang yang ada di leher Akbar. Akbar pun langsung merangkak sambil menahan beban Handi yang saat ini duduk di atas punggungnya. Akbar berjalan merangkak mengelilingi kamar hotel tersebut sampai akhirnya kembali lagi ke tempat tidur. Handi lalu turun dari punggung Akbar dan melepaskan ikat pinggang yang melilit di leher Akbar.

"Bangun. Berdiri" kata Handi lagi ke Akbar. Akbar pun bangun dan berdiri menghadap ke arah Handi. "Taruh tangan di belakang kepala" kata Handi lagi. Akbar melakukan apa yang dikatakan Handi. Akbar meletakan kedua tangannya di belakang kepalanya, sehingga kini nampak bicep lengan Akbar yang besar. Sesaat Handi mengagumi tubuh Akbar yang kekar dan berotot dengan batang kemaluan besar yang dalam keadaan tegang dan keras. Handi berjalan memutari Akbar sambil meraba-raba tubuh kekar Akbar baik bagian depan maupun belakang. Handi mengitari Akbar kembali dan berhenti di belakang tubuh Akbar. Handi menepuk-nepuk pantat Akbar yang besar dan keras dan sesekali meremas-remasnya. Suatu tindakan pelecehan sebenarnya yang dilakukan Handi kepada Akbar. Namun Akbar hanya diam berusaha menahan gejolak emosinya, yang justru malah membuatnya semakin menjadi terangsang.

"sexy juga pantat lo. Pantat gede ini enaknya diapain?" kata Handi ke Akbar sambil meremas kuat pantat Akbar sehingga membuat Akbar mendesah.

"Terserah" kata Akbar dengan suara bergetar menahan emosi, nafsu, dan juga rasa malu yang bercampur aduk jadi satu.

"Gue tanya ke lo anjing" kata Handi. Ctarrr......."Arggghhhhhh......" erang Akbar saat Handi mencambuk pantat Akbar sebelah kanan mengenakan ikat pinggang yang dipegangnya saat ini. Akbar tetap diam tidak melawan, walau terlihat dari raut wajahnya Akbar ingin melawan. "Enak diapain neh pantat hah?" teriak Handi sambil kembali mencambuk pantat Akbar sebelah kiri.

"Argghhhh..... " teriak Akbar.


***************

FITNESS CENTER, SIANG HARI

"Baru datang lo?" tanya Panji yang sedang berada di meja receptionist saat dilihatnya Akbar masuk ke tempat gym.

"Kan lo liat sendiri gue baru datang hehehe" kata Akbar sambil nyengir dan langsung menghampiri Panji. "Zaki mana?" tanya Akbar ke Panji.

"Lha, ada gue disini, kenapa malah Zaki yang dicariin?" kata Panji.

"Apaan seh lo." kata Akbar "Gue tadi titip klien sama Zaki. Soalnya gue pagi tadi ada urusan"

"Oooo kirain urusan belakang" kata Panji lagi.

"Dasar otak mesum" kata Akbar.

"Efek belum dapat jatah neh pagi hari" kata Panji lagi.

"Ok, ya udah gue ganti baju dulu" kata Akbar "Lo gak ada klien?" tanya Akbar.

"Jam 14.00 juga sama kayak lo. Mau mandi bareng di loker?" tanya Panji menggoda.

"Jancuk lo" kata Akbar sambil pergi meninggalkan Panji di meja receptionist. Akbar lalu menuju locker khusus personal trainer. Setelah sampai Akbar melepaskan seluruh pakaiannya hingga hanya mengenakan celana boxer ketat. Akbar memperhatikan diri dan tubuhnya di cermin yang ada di wastafel. Akbar melihat seorang pria gagah berbadan kekar yang baru saja dilecehkan bahkan dipermalukan oleh seorang remaja berbadan gemuk dengan menjadikan dirinya budak mainan dan juga bottom.  Setelah selesai, Akbar mengenakan pakaian seragamnya dan kembali menuju tempat receptionist. Dilihatnya disana masih ada Panji dan juga Zaki.

"Seru banget obrolannya" kata Akbar setelah sampai.

"Neh Zaki cerita semalam dapat klien yang rada aneh" kata Panji.

"Aneh gimana?" tanya Akbar seakan penasaran.

"Gue kan kemaren dapat undangan. Gue fikir itu party. Ya gue datang lha" kata Zaki. "Ternyata itu bukan party. Tapi cenderung kayak show gitu"

"Anehnya dimana? Kan banyak emang yang suka ngadain live show gitu" kata Akbar.

"Dengerin dulu cerita Zaki. Jangan main potong" kata Panji.

"Ok Lanjut" kata Akbar.

"Jadi di pertunjukan itu. Bottomnya tentara, badan kekar. Segede lo deh Bar, bodynya. Masih muda. Tapi yang jadi top nya justru yang satu gemuk banget dan udah tua, yang satu lagi kurus banget, tapi kayak masih anak-anak SMA gitu." Kata Zaki menjelaskan.

"Terus neh, kayaknya si pemilik rumah. Dia udah tua dan kurus. Dia tuh kayak yang ngatur dan suruh-suruh si tentara harus ngapain. Dan tuh tentara nurut aja. Gak ada ngelawan-ngelawannya" kata Zaki.

"Gak habis fikir gue. Gak malu atau gimana gitu ya tuh tentara. Dientot sama yang gemuk dan kurus. Hahahaha pasti malu banget tuh" kata Panji. "Kalau lo digituin gimana Bar?" tanya Panji.

"Gak mungkin lha" kata Akbar. "Lo berdua aja mau ngentotin gue bakalan gue hajar, apalagi cowok kurus atau gemuk yang gak ada tenaganya" kata Akbar lagi.

"Yang undang lo anak member?" tanya Akbar.

"Iya. Cuma kayak member gak tetap gitu" kata Zaki "Dia bilang ini udah ketiga kalinya dia diundang. Dan setiap datang show nya beda-beda" kata Zaki lagi.

"Awas lo, jangan-jangan lo yang mau diumpanin juga. Hahahaha" kata Akbar. 

======AkhirCeritaEmpat=====


Lebih lengkap lagi ada di karyakarsa. Link pada profile

Akibat Kalah TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang