ORGANISASI

9 3 0
                                    


Mungkin kali ini aku akan menceritakan bagaimana awal dari aku bergabung ke dalam organisasi sekolah, banyak sekali hal-hal menarik dari bab yang aku tulis pada buku ini. Bermula dari nanya-nanya ke Athalla, 'Kapan sih kak OSIS buka pendaftaran? aku tertarik untuk ikut.' upaya kecil untuk membangun topik bersamanya. Terdengar bodoh dan tak berguna, tapi semua yang menyangkut Atthalla rasanya seperti kegembiraan tersendiri. Lantas ia menjawab dengan, 'Wah kurang tau ya Yel. Nanti kalo ada info terbaru gue kasih tau.'

Sejak SMP, aku sudah aktif di bidang organisasi dan ekstrakulikuler, aku pernah menjadi sekretaris OSIS saat SMP. Yang menjadi bekal ku untuk bergabung di organisasi yang kali ini. Aku mulai mengeksplorasi dan mencari tahu bagaimana kehidupan OSIS di SMA. Mungkin yang kalian tahu tentang OSIS di SMA adalah mereka senior yang seketika menjadi galak saat menginterview calon anggota OSIS.

Tetapi kenyataannya OSIS merupakan organisasi yang bersifat mengedukasi. Banyak hal yang dapat dipelajari saat bergabung dengan OSIS, tidak jarang juga aku mendapat hate comment yang isinya menyatakan OSIS tidak ada guna dan pengaruh untuk mereka. Bagiku, OSIS menyuguhkan banyak materi penting terutama dalam bidang public speaking karena acap kali diperlukan berbicara di depan semua warga sekolah pada waktu-waktu tertentu.

Ting!

Dering notifikasi yang berasal dari ponsel ku berbunyi.

< Yelaa
Osis buka pendaftaran, kamu gak mau     ikut?

Seriuss kak? >
Dimana kak daftarnya

< Liat instagram osis aja yel, ada di sana linknya buat daftar
Kalo bingung chat aja ya ayelaaaku

Aku tersenyum setelah melihat kata-kata pada kalimat terakhirnya, 'ayelaaaku' lagi dan lagi, ia selalu berhasil membuat ku salah tingkah. Jika ditanya apakah aku menyukainya atau tidak, jujur saja aku menyukainya di saat pertama kali kita bertemu dalam event itu, tingkahnya yang menyebalkan karena meninggalkan ku sendiri bersama Ghaisa, sampai mengajakku untuk berangkat sekolah bersama sebagai permintaan maaf kepadaku.

Malam itu aku menyiapkan visi, misi, dan program kerja yang ingin aku bawakan untuk wawancara OSIS, Hal yang perlu di lakukan untuk membawakan visi, misi, dan program kerja adalah tenang dan tidak perlu takut akan pertanyaaan yang diajukan oleh Pengawas wawancara. Meminum satu gelas kopi sebelum interview sangat ampuh bagiku untuk menghilangkan nervous dan menepis pikiran buruk.

Di saat namaku dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan wawancara, aku benar benar-benar gugup, namun aku yakin dengan jawaban yang sudah aku siapkan dengan susah payah.

Lega rasanya saat sudah keluar dari ruang interview OSIS, beban yang kutanggung selama ini terasa hilang seketika.

***

Setelah seminggu menunggu hasil dari wawancara OSIS, nama ku tercantum dalam list calon anggota OSIS. Saat itu Ghaisa tidak tertarik untuk bergabung dalam OSIS, ia lebih memilih untuk fokus menjadi kapten basket di sekolah ku. Khawatir dirinya tidak mampu membagi waktu.

Ghaisa sempat bercerita bahwa ia tidak pernah tertarik dalam dunia organisasi. Beda hal nya dengan ku, aku selalu aktif dalam kegiatan kegiatan organisasi sedari aku di bangku SMP.

***

Masa-masa LDKS bisa dibilang adalah hal paling mengasyikkan di antara semua rangkaian acara penyeleksian, karena dari sana kita bisa lebih mengenal dan menciptakan relasi yang lebih luas.

Sekolah ku mengadakan LDKS/O di sekolah selama 3 hari, kami semua di wajibkan untuk bermalam di sana. aku sedikit takut karena tidak pernah bermalam di sekolah. Namun lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan kondisi seperti ini, karena aku sudah pernah merasakan pengalaman ini pada waktu yang lalu.

Semua anggota wajib berkenalan dengan satu sama lain dan mantan anggota organisasi sebelumnya. Aku berjabat tangan dengan Atthalla hari itu, sangat canggung karena tidak pernah aku dan Atthalla melakukan berinteraksi seintens ini, apalagi posisi kami yang pastinya di lihat orang banyak.

Hari kedua LDKS, hari itu turun hujan. Membuat kami tidak bisa melanjutkan kegiatan yang sudah terjadwal pada hari itu. Saat itu Atthalla tahu-tahu saja datang ke kelasku bersama satu orang temannya bernama Yuda.

"Halo...  udah makan Yel?" hati-hati ia bertanya.

"Belum sih Kak, eh iya halo juga? Niatnya mau pesen makanan tadi."

"Aku mau keluar beli makan sama Yuda, mau nitip apa?" dia bertanya kembali.

"Beli apa? Hujan deras kayak gini mau kemana?"

"Mau beli nasgor depan sekolah Yel." pertanyaan ku disauti oleh Kak Yuda dari balik pintu kelas di sana.

Aku mengalihkan pandangan ku ke arah orang bernama Yuda yang menarik perhatian, dan kembali memandang Atthalla dengan postur tubuh yang tinggi dan sedikit kurus. Ngantuk gini kenapa dua-duanya keliatan beda ya.

"Oh boleh deh Kak, aku nasi goreng nya satu, gak pake acar sama bawang goreng jangan pedes ya, makasih kakak." pesanku antusias, enggan berdiri dan berterima kasih secara proper. Hujan membawa pengaruh buruk, aku jadi malas.

"Oke." typical Atthalla banget.

Tak lama setelah itu, Atthalla kembali dengan membawa satu plastik berwarna hitam yang aku duga isinya adalah nasi goreng. Rambut keritingnya terlihat sedikit basah. Yuda tidak lagi bersamanya.

"Nih titipan nya, makan di kantin yuk pada kumpul di sana tau." ucapnya antusias. Menampilkan wajah melasnya untuk merayuku.

Haha, lucu tetapi kadang ia menyebalkan. Tak jarang ia memintaku ikut berkumpul dengan teman-temannya. Entah itu di jam kosong, jam istirahat, atau nongkrong kecil dengan beberapa anak lainnya. Dari banyak pertemuan itu, sepertinya aku belum dapat mengenal siapa-siapa saja teman Atthalla. Pada suatu kesempatan pernah ia mengenalkan beberapa temannya yang bisa aku ingat. Kak Yuda dan yang sok keren itu Kak Najendra. Kendati perawakan, mereka sangat baik denganku. Aku jadi merasa aku selalu terjebak oleh kesan pertama, kejadian pertama sudah aku alami saat pertama kali bertemu Ghaisa.

Yang membuatku merasa terganggu adalah pertanyaan-pertanyaan mereka yang selalu sama—menanyakan kejelasan hubungan ku dengan Atthalla. Aku jadi merasa ada dua Ghaisa lainnya disini.

Jelas saja aku kelimpungan menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban seperti apa, kalau saja aku bilang bahwa kami hanya berteman, mereka pasti tidak akan percaya.

Hari terakhir LDKS, hari itu hanya ada sambutan untuk ketua OSIS dan wakil ketua OSIS, dan penyerahan piagam untuk mantan anggota OSIS periode sebelumnya yang masa jabatannya sudah selesai.

Aku terpilih menjadi wakil ketua OSIS tanpa aku duga, tanggung jawab ku semakin besar dan tugas ku mungkin akan lebih banyak dari siswa lainnya, walaupun Atthalla tak lagi menjabat. Ia selalu berusaha membimbingku mengenai tugas-tugas OSIS yang aku tidak paham, dimana ia sudah pernah melaluinya.

Rainfall Along The Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang