SECOND TIME

8 2 0
                                    


Hari ini aku disibukkan dengan urusan organisasi. OSIS sekolah ku mengadakan event yang cukup besar. Rasa lelahku sudah sampai di ujung tanduk. Ingin rasanya menghilang saat ada event seperti ini, lalu kembali saat event selesai. Tetapi sudah menjadi kewajiban ku sebagai wakil ketua OSIS untuk menjalankan apa yang sudah diamanatkan.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.45 sore, akhirnya kami memutuskan untuk menyelesaikan rapat akhir kami pada hari itu.

Aku dengan sigap mengambil ponsel ku yang sedari tadi tergencet di saku celana, selama rapat berlangsung anggota OSIS tidak diperkenankan untuk membuka ponsel, mungkin ada beberapa notifikasi yang belum terbaca olehku. Sebuah nama muncul di layar, notifikasi dari Atthalla? Mau apa dia?

< Hai Ayela, masih simpen nomer aku gak?

Hai kak, masih kok ada apa? >

< Mau ketemu gak? Aku lagi di jakarta nih, lagi libur

Kalo besok kayaknya aku bakal >
sibuk banget kak, besok ada event sekolah

< Haha, i will waiting for you Ayela. Mau sesibuk apapun, aku bakal tunggu kamu

Please pay attention to your health, ya Bu OSIS. Kalo kamu capek, nanti nggak bisa aku culik soalnya

Buaya. >

Pesan darinya sore itu membuatku sedikit tenang, dan melupakan rasa lelah yang tadi menghujam badanku bertubi-tubi. Aku senang karena bisa mengobrol bersama Atthalla kembali, setelah satu tahun Atthalla hilang kabar karena ternyata dia sibuk dengan studinya di Kanada.

"Aku mau main kerumah kamu, rumah nya masih sama kan Yel?" Ucap nya di sambungan telepon.

"Eh aku masih di sekolah lagi nunggu angkot lewat, Kak?"

"Kok gak bilang lagi di sekolah?" belum sempat aku menjelaskan, laki-laki itu secara sepihak mematikan sambungan teleponnya.

Entah apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu, tak berselang lama aku mendapatkan postur tubuh yang sangat aku rindukan di kejauhan. Kedatangannya membangkitkan kembali memori lama yang membuat ku benar-benar bahagia, presensi Atthalla seketika menghapus lelah dan penat ku sebab urusan organisasi.

"Hai...."

"Hai, cantik?" tubuhku membeku. Tak percaya Atthalla, laki-laki yang aku rindukan kini berdiri di hadapanku. "Ayo naik Yel, aku mau ketemu bunda kamu." Jawabnya, seraya mengambil tas ransel milik ku.

"Iya iya, bunda pasti seneng ketemu kamu kak." ucapku antusias, walau jauh di lubuk hatiku aku khawatir. Barangkali bunda tidak suka dengan Atthalla.

"Bunda kamu suka apa, Yel?"

Aku terkecoh dari lamunan ku. "Kue..., bunda suka kue pandan."

Atthalla mengangguk setelah mendengar jawabanku. Ia mulai melipirkan motornya menuju suatu toko kue ternama dan membeli satu buah kue rasa pandan kesukaan bunda. Aku senang karena Atthalla peduli dengan bunda, Atthalla terlihat begitu antusias untuk bertemu dengan bunda.

"Nih pegang, jangan sampai jatuh ya, La." pesannya seraya menyerahkan satu buah tote bag hitam dengan tulisan nama toko di kedua sisinya.

"Oke kak!"

Setelah perjalanan yang kami tempuh cukup lama, akhirnya aku dan Atthalla sampai di depan rumahku. Cepat-cepat aku membuka pagar dan membiarkan Atthalla memarkirkan motornya di pelataran rumah ku. Terlihat kakakku tengah berbincang santai dengan Ayah di teras rumah. Aku seketika kikuk saat berada di depan mereka. Dengan gelagapan aku memberanikan diri untuk memperkenalkan Atthalla kepada ayah dan kakakku—Haikal.

Rainfall Along The Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang