Setelah Atthalla melamarku pada malam itu di London Eye, Atthalla memutuskan untuk bertemu dan berbincang serius dengan bunda dan ayah serta membawa mama dan papa Atthalla untuk membicarakan perihal pernikahan kami dalam sebuah pertemuan.Mungkin keputusan kami terlihat tergesa-gesa di mata orang lain, tetapi tidak bagi kami. Karena 3 tahun lebih menunggu momen ini, dan sekarang semuanya sudah di depan mata, maka catatan untuk aku dan Atthalla adalah menjaganya selalu baik.
Atthalla dengan yakin melamarku di depan Ayah dan bunda yang merasa terharu sebab anak bontotnya sudah mau diperistri laki-laki. Di lihat dari wajah nya yang benar-benar benar lega ketika lamarannya diterima oleh ayah, aku bersyukur Atthalla bersungguh-sungguh. Atthalla yang sekarang bukanlah Atthalla yang dahulu.
Selanjutnya, kami melanjutkan obrolan untuk membahas dekorasi pernikahan aku dan Atthalla, tanggal pernikahan, dan banyak hal lainnya. Aku juga tak sabar menantikan hari di mana aku secara sah menjadi pasangan Atthalla, dan pada hari itu pula Atthalla secara resmi mengikat ku untuk menjadi pasangan sehidup semati nya.
"Kamu ada pikiran mau punya anak berapa gak, Yel?" Tanya Atthalla spontan membuat Ayah dan bunda ku yang mendengarnya tertawa geli.
"Udah, aku mau punya anak empat. Cowok dua cewek dua, kalo kamu?"
"Aku mau punya anak dua, tapi kalo kamu mau empat ayo!"
Tawa bahagia terpancar dari wajah ayah bunda dan kedua orang tua Atthalla. Entah apa yang membuat Atthalla langsung membicarakan ingin memiliki anak berapa, padahal kami baru memasuki tahap pertama rintangan menuju pernikahan.
Keluarga ku dan Atthalla tahu-tahu berbincang hingga malam. Orang tua Atthalla memutuskan untuk pulang, karena sudah larut juga. Sesampainya Atthalla di rumah ia memberitahu bahwa ada nomor tidak dikenal mengajak nya untuk bertemu, tepat setelah ia sampai rumah.
"Gausah lah Kak, takut ada apa-apa sekarang lagi marak pembunuhan dengan modus kaya gitu." Ujar ku, mewanti-wanti Atthalla agar ia tidak kekeuh pergi.
Atthalla sempat tertawa sebelum nada bicaranya serius kembali. "Tapi nomernya kayak aku kenal Yel, ini Shabila."
Why does he know it so well? Mendengar nama Shabila, aku meng-oh ria. Tidak terkejut akan berita ini, karena mantan Atthalla yang satu itu memang sedikit memusingkan kami. Aku khawatir bayang-bayangnya membangunkan perasaan lama antara Atthalla dan Shabila. Aku cemas Atthalla berpaling sebab presensi Shabila yang muncul kembali ke permukaan tanpa permisi.
"Yela, aku izin ketemuan sama Shabila sebentar aja kok, I promise."
Ucap Atthalla kepadaku dalam sambungan telepon pagi itu. Membuat ku yang tadinya baru setengah sadar sontak menjadi duduk tegak sempurna. Mata ku melotot mendengar bahwa Atthalla dan Shabila akan bertemu, bagaimana tidak kaget? Bayangkan saja mantan pacar mu kembali lagi setelah kalian sudah memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat?
Aku sendiri tentu mempercayai Atthalla sepenuhnya, tapi yang aku rasakan adalah khawatir—pun aku khawatir pertemuan ini akan membawa kesulitan untuk mental Atthalla. Aku paham betul, seberapa kuat tekad dia untuk mengubah pola hidup saat dia berada di Kanada.
Aku hanya bisa berdoa agar Atthalla agar agenda pertemuannya dengan Shabila tidak berjalan seperti apa yang aku khawatirkan. Karena aku akan percaya kakak ku, selalu.
***
Kenapa Bil? >
< Gapapa Thall, gue kangen sama lo maaf gue dulu mutusin lo sejahat itu
Gapapa lah, santai masa lalu kok itu >
gausah di ungkit-ungkit< Kalo kita mulai ulang, masih bisa nggak Thall?
Sorry Bil, gue mau nikah. >
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainfall Along The Time (END)
RomancePertemuan yang di sengaja melalui event sekolahnya, membuat satu dari mereka harus merasakan beratnya jatuh cinta dengan laki lami yang belum selesai dengan masa lalunya, namun atthalla tau tentang perasaan ayela. tapi ia memilih untuk tidak berbuat...