Part 3

7K 569 8
                                    

            Malam menjelang. Baik keluarga Bima maupun Ravy memutuskan untuk menginap selama sehari. Besok pagi mereka baru pulang kembali ke rumah. Malam ini untuk pertama kalinya Ravy dan Bima sekamar! Benar-benar sekamar secara legal. Biasanya mereka memang sekamar, tapi untuk urusan yang lain. Tapi kali ini? Mereka harus berbagi segalanya dalam satu kamar, ditambah lagi Bima harus menahan diri untuk tidak menyentuh Ravy walaupun hanya sekedar memeluknya.

            “Ravy...” Bima memanggil Ravy saat keduanya sedang terbaring bersebelahan. Ravy yang memunggunginya diam tak menyahut. “Sayang.. Udah tidur..??” Bima kembali bertanya. Ravy yang belum tidur sejak tadi diam saja. Dia hanya pura-pura tertidur.

            “Aku sayang banget sama kamu, Ravy...!” Bima berbisik lirih. Ingin rasanya dia memeluk Ravy, namun dia ingat janjinya. Walaupun saat ini Ravy tak melihatnya, namun dia harus selalu menepati janjinya pada Ravy untuk tidak menyentuhnya. Apalagi saat Ravy sedang tertidur seperti ini, hal itu semakin menguji kesetiaannya pada Ravy. Dan Bima percaya itu!

            Bima menatap punggung Ravy, dan perlahan tangannya bergerak. Menulis sesuatu di punggung Ravy dengan tangannya. Menulis sebuah gambar hati di sana. Lalu dia berbisik pelan.

            “Kamu Ravy-ku...” Bima tersenyum dan perlahan menutup matanya. Ravy terdiam, lalu membuka matanya. Dia menoleh, menatap wajah Bima yang sedang tertidur. Ravy berbalik menghadapnya, tersenyum, lalu menyibak poni yang menutupi kening Bima. Ravy kembali tersenyum. Bima benar-benar luar biasa, wajahnya yang ganteng, postur tubuh yang proporsional, dan sikap manisnya itu membuat Ravy tersenyum semakin cerah. Perlahan dia memajukan bibirnya dan mengecup kening Bima.

            “Have a nice dream, sweetheart...” ucapnya, lalu perlahan Ravy memundurkan wajahnya dan menutup mata. Bima tersenyum dalam tidurnya. Gotcha! Seri! 1-1..! Dia hanya tersenyum bahagia. Ternyata di balik sifat dinginnya itu Ravy benar-benar manis. Bima tersenyum senang dan kembali menutup matanya.

***

            Hari ini orang tua mereka pulang. Berkali-kali Ravy dicium oleh Mamanya. Mamanya memang tidak membeda-bedakan perlakuannya pada Azril dan Ravy, namun sebagai anak bungsu Ravy selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda, sebab dia berbeda dengan kakaknya yang mudah berbaur dan juga pemberani. Ravy masih dianggap penakut untuk ukuran seorang cowok. Karena itulah, saat Mamanya tahu kalau Bima juga kuliah di kampus yang sama, Mama Ravy langsung setuju. Dia menitipkan anak bungsunya itu pada Bima. Saat itu Bima hanya terkekeh geli dan berbisik pada Ravy.

            “Mama kamu kayak mau nitipin anaknya ke calon suaminya, ya?” Bima terkikik geli. Ravy mencubit kesal lengan Bima dan berdecih.

            “Tante titip dia banget, lho Bim..! Kamu tahu kan kalau Ravy lumayan bandel kalau disuruh makan...”

            “Siap, Tante..!”

            “Kalau masih nggak mau makan, paksa aja! Kamu suapin juga tante nggak keberatan...”

            “Mama apaan, ih?!” Ravy menjawab kesal. Mamanya tersenyum menang. Bima mengacungkan ibu jarinya dan tertawa kencang. Mereka menertawakan Ravy bersama. Ravy hanya memanyunkan bibirnya dan memandang wajah Mamanya dan Bima yang sedang tersenyum bahagia. Selain itu, bukan Mamanya saja yang bertingkah berlebihan. Papanya dan juga kakaknya ikut memeluk dan mencium Ravy.

            “Kalian apa-apaan, sih? Malu, tau!” Ravy berteriak gusar.

            “Abang nggak nyangka, kamu udah gedhe sekarang..! Padahal kakak aja minta kuliah deket rumah, tapi kamu malah milih yang jauh! Kalau kami kangen sama kamu gimana?” Azril berteriak kencang, menampakkan kekesalannya. Kekesalan yang biasanya dia tunjukkan kalau dia sedang kalah ketika bermain game.

When? (RnB Series Season 2) - BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang