Part 3 - Permulaan

548 117 9
                                    


Cuaca hari ini adalah cuaca yang disukai Andin, cuaca sehabis hujan karena anginnya begitu sejuk. Andin sedang bersantai di tepi kolam renang sambil menikmati kopi hangatnya, ia mengayunkan kakinya di atas air kemudian meletakkan gelas kopinya yang sudah tidak ada isinya.

Tangannya dengan lihai menggoreskan tinta pada kertas yang ia pegang, banyak rasa yang ia tuangkan pada kertas tersebut. Andin terdiam sejenak untuk menghela napasnya. Kemudian terdengar suara ponsel berdering dengan cepat Andin mengeluarkan ponsel tersebut dari saku celananya.

"Ndin, gue udah bayar sekretaris Al buat mengundurkan diri, jadi nanti lo bisa melamar jadi sekretarisnya dia." ucap Darel dari ponsel.

"Oke, pastikan gue bisa lolos ya Rel." ucap Andin dengan harap.
"Lo tenang aja, lo pasti lolos karna gue kenal dekat sama Gavin tangan kanannya Al." Darel menyakinkan Andin.

"Bagus, thanks ya Rel."
"Sama-sama Ndin."

•••

Aldebaran masih memandang laptopnya untuk menyelesaikan semua pekerjaannya, Al mengambil ponselnya lalu menelpon Gavin.
"Ke ruangan saya sekarang," ucap Al.
"Baik pak." suara Gavin dari ponsel.

Gavin mengetuk pintu ruangan Al, kemudian Al mempersilakan Gavin masuk,
"Bapak memanggil saya, ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Gavin.
"Carikan saya sekretaris baru, kamu sudah tau kan kriteria seperti apa yang saya cari."

"Baik pak nanti akan saya urus." ucap Gavin.
"Ya sudah kamu boleh keluar." sembari berdiri dari kursinya, karena Al ingin pulang ke rumah.

***

Tiga puluh menit kemudian, Al sudah tiba di halaman rumahnya, dengan buru-buru ia memasuki rumah. Sesampainya di dalam ia disambut oleh mamanya dan Zizy yang sedang bersantai di ruang keluarga.
"Zizy liat siapa itu yang pulang?" ucap mama Rosa pada Zizy, hanya dibalas senyuman tipis oleh Al.

Bayi enam bulan itu merangkak ke arah Al, mau tak mau Al harus menggendongnya.
"Papa belum mandi, sama oma dulu ya." ucap Al sambil memberikan Zizy pada mamanya. Dengan muka memerah bayi kecil itu langsung mencebikkan bibirnya dihadapan mama Rosa.

"Cup..cup.. sayang ga boleh nangis ya nanti papa datang lagi kok," ucap mama Rosa memeluk Zizy.

Aldebaran memasuki kamarnya, ia melepaskan jam tangannya dan meletakkan ponselnya. Kemudian Al bergegas untuk membersihkan diri, Setelah itu Al mengunjugi ruang gym nya.

Ketika Al sedang berolahraga tiba-tiba Arsen masuk, "Oi bro," sapa Arsen, adiknya Al.

"Baru inget pulang lo?!" tanya Al.
"Ya inget lah, nih buktinya gue pulang." jawab Arsen.

"Daripada ganggu mending lo keluar,"
"Semenjak Clara meninggal lo lebih menutup diri ya, lo gabisa lupain dia? padahal kan perempuan itu..." belum sempat Arsen menyelesaikan ucapannya Al langsung menonjok muka Arsen.

"Jaga ucapan lo, jangan coba-coba katakan apapun tentang Clara." sehabis itu Al langsung berjalan keluar dari ruang gym tersebut.

"Mama suruh ke meja makan!" teriak Arsen.

Kini Al dan Arsen sudah sampai di meja makan disana ada mama Rosa dan Zizy yang duduk di kursi bayinya.
"Wih sekarang udah bisa makan ya kamu," sapa Arsen pada Zizy.

"Iya dong om, kan aku udah enam bulan." ucap mama Rosa.

Mama Rosa menawarkan makanan yang sudah tersedia di atas meja kepada Al dan Arsen, mereka berdua mengiyakan perkataan mama Rosa.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang