Seorang gadis berlari kecil kearah wanita yang melabaikan tangannya. Tangan itu menangkap tubuh gadis kecil yang sudah berada di hadapannya. Ia menggendong tubuh gadis berusia 5 tahunan itu dengan mudah. Senyum tak pernah hilang dari wajah sang gadis, begitu juga dengan wanita yang menggendongnya.
Mereka berdua menuju kedalam rumah sambil sesekali bersenandung riang. Gadis kecil itu merengek diturunkan ketika matanya menangkap sosok tegap nan tampan di depan pintu rumahnya."Daddy..." gadis kecil itu berlari sambil merentangkan tanganya menyambut pelukan dari seseorang yang ia panggil daddy.
"Bagaimana kabar putri daddy? Kau tidak merepotkan mommy kan, dear?"
Gadis yang kini sudah berpindah kedalam gendongan daddynya menggeleng kuat sebagai jawaban dari pertanyaan pria itu. Sang ayah tersenyum sambil mengelus sayang puncak kepala putrinya."Anak pintar."
****
Wanita itu menatap tak percaya pria yang sedari tadi berbicara padanya. Ia terkejut, bahkan amat sangat terkejut. Ia menggeleng cepat, menepis apa yang baru saja dicerna oleh otaknya.
"Ini tidak mungkin, bahkan ia hanya menatap putri kita sekali, bagaimana..., bagaimana bisa ia ingin memilikinya? Tidak!! Aku tak akan pernah memberikan putriku padanya. Ya.., tuhan." wanita itu terisak, si pria merengkuh tubuh wanita yang kini menangis dipelukannya.
"Aku juga tak menginginkan hal itu, tapi.., ini sudah takdir putri kita. Apapun yang terjadi, dia tetap calon Luna dari pack itu, sayang..., tanda itu, kita tak bisa menghapus tanda itu dari tubuhnya." Wanita didalam pelukannya hanya bisa menangis terisak. Bukannya ia tak ingin putrinya memiliki pasangan hidup. Tapi, takdir yang menaungi kelahiran putrinya yang membuatnya amat ketakutan. Takdir yang bahkan tak ingin ia ketahui sejak putrinya lahir.
"Ia memberikan putri kita sesuatu... " pria itu melepaskan pelukan pada tubuh istrinya. Ia berjalan menuju sebuah meja, membuka laci, mengeluarkan sebuah kotak dan mengeluarkan isinya. Sebuah kalung dengan hiasan batu kristal runcing sebagai bandulnya. Wanita itu menatap tak percaya pada apa yang ditangkap matanya. Amethys. Kalung yang hanya akan diberikan oleh alpha pack terkuat dan terbesar kepada calon lunanya. Ia memandang tak percaya, bahkan suaminya pun ikut mendesah pelan.
"Ia tak main-main, sayang.. bahkan diusianya yang masih sangat muda ia sudah menjadi pria yang bertanggung jawab. Ia pasti menjaga putri kita dengan nyawanya. Aku pastikan itu."
****
Gadis kecil itu mencelupkan kakinya beberapa kali kedalam sungai yang tidak terlalu dalam. Ia kini berada di dalam hutan, dan tersesat. Ia ingin menangis, tapi kakinya amat sangat lelah karena berjalan.
Srak... srak.. srak...
Suara berisik dari semak-semak dibelakangnya membuatnya waspada. Pandangannya tak sedikitpun beralih dari semak-semak yang masih mengeluarkan suara berisik. Matanya membulat ketika sesuatu melesat cepat dihadapannya dan membuatnya terjengkang kebelakang.
Seekor srigala berbulu hitam pekat dengan iris mata sebiru laut. Mata srigala itu tak berpaling sedikitpun dari gadis kecil yang kini sudah jatuh terduduk dihadapannya.
"Apa yang kau lakukan disini? Kau tahu, masuk kedaerah teritori srigala lain tak dapat dianggap sebagai kesalahan kecil? Penyusup? Ah.., atau kau Rogue?"
Gadis itu terkejut, "Kau berbicara padaku? Astaga.., bagaimana mungkin?" Serigala di hadapannya menggeram. Gadis itu memekik. Ia langsung teringat satu hal, kalungnya. Ya. Ibunya bilang, ia hanya harus memegang kalung itu ketika ia merasa dalam bahaya.
Jari mungilnya dengan cepat menggenggam kalung yang berada di lehernya. 'Lindungi aku.'
Serigala didepannya diam terpaku, ia dapat melihat apa yang tengah digenggam gadis itu. Ia menggeram kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/36661388-288-k117252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES OF THE MOON
WerewolfClaire Rouge, gadis anggun nan lemah lembut ini harus berhadapan dengan kepingan - kepingan misteri yang selalu membayangi mimpinya ketika menginjak usia 23 tahun. Tidak hanya itu, hidupnya kian rumit ketika ia dihadapkan dengan pria tampan nan aro...