One Page - Chapter 11

634 58 27
                                    

Call My Name G [English Version]

“Kau kembali? Mana Jennie?” tanya Lisa yang melihat Gwenny sendiri. Padahal Lisa berharap Jennie muncul.

“Hm.... ” Gwenny melipat-lipat bibirnya belum menjawab apapun. Dia ragu dengan jawabannya sendiri jika dia menjawab tidak bertemu Jennie. Sebab selisih Gwenny menyusul Jennie di jeda dengan pertengkaran Lisa dengannya hanya berjarak 5 menit.

“Kau tidak bertemu dengannya? Sudah kubilang jauh hari jangan usil!” ucap Lisa kesal lalu meraih jeruk sunkist kecil yang berada di nakas dan melemparkan kearah Gwenny yang berjarak 2 meter darinya. Jeruk itu mengenal bahu Gwenny. Gwenny hanya diam mengerutkan alisnya menatap ibunya seolah minta bantuan karena sudah membuat Lisa marah. Jika sudah melemparkan sesuatu itu berarti dia sudah sangat marah dan Gwenny faham betul kelakuan kakaknya.

“Sayang, bisakah kau tidak kasar? Kau bisa menayakannya baik-baik” bujuk Aya  mengelus tangan Lisa. Aya mengulurkan tangan kirinya ke arah Gweeny. Melihat uluran tangan ibunya Gwenny langsung menghampiri ibunya yang berada di samping tempat tidur Lisa.

“Ck! Dia sudah dewasa kelakuannya seperti bocil. Berhentilah bermain-main! Kapan kau mulai dewasa jika kau bertingkah seperti ini terus, hah!” suara Lisa meninggi. Dia tidak perduli dengan kondisinya dan dimana dia berada sekarang. Yang dia tau dia hanya kesal karena Jennie pergi itu semua karena Gwenny. Jika dia dalam keadaan sehat saja entah apa yang akan Lisa lakukan pada Gwenny karena menggangu calon kakak iparnya itu dan membuatnya sangat kesal.

“Ehem! Daddy rasa kau terlalu membesarkan masalah, Lisa. Kau hanya perlu menjelaskannya pada Jennie dan Daddy yakin dia akan memahaminya. Orang yang memeluk dan menciummu didepan Jennie dalah adikmu sendiri bukan orang lain. Kau dan Gwenny terpaut 7 tahun, apa Jennie tidak bisa melihat bahwa dia terlalu muda untuk menjadi pasagananmu, hm?” ucap Lee sembari membantu Gwenny membersihkan  bekas jeruk dibahu Gwenny. Karena lemparan Lisa yang kencang jeruk itu merekah dan membuat kotor baju Gwenny. Sudah pasti itu sakit namun Gwenny menahannya karena takut dengan Lisa yang sudah sangat kesal.

“Jangan membelanya, Dad. Dia yang berbuat dan dia yang harus bertanggung jawab. Biarkan dia yang menyelesaikan masalah yang dia buat. Mulai sekarang dia harus belajar bertanggung jawab karena dia pewaris tunggal. Bagaimana dia bisa menjalankan perusahaannya jika dia tidak menyelesaikan masalah yang Daddy bilang kecil seperti ini” dengus Lisa.

“Apa yang harus aku lakukan, Lica?” suara Gwenny pelan. Dia mencebikkan bibirnya sesekali mengelus bahunya yang sakit.

“Bahumu sakit, sayang” tanya Aya yang melihat Gwenny mengelus bahunya sambil meringis. Lisa menoleh ke arah Gwenny ketika ibunya bertanya seperti itu.

Apa aku melempar terlalu keras?

“Dia bilang tadi akan meeting bersama staffnya. Jadi, pergilah ke kantornya. Jelaskan padanya dan minta maaflah karena kau telah usil dan membuat moondya buruk”

“Tapi aku tidak tau kantornya” ucap Gwenny sendu.

Ceklek!

Nampak seorang suster membuka pintu kamar lalu diikuti dokter menghampiri Lisa.

“Nieeh Entertainment, itu kantornya. Alamatnya gunakan otakmu” ucap Lisa menyudahi kalimatnya karena dokter akan memeriksa kondisinya.

“Apa aku bisa pergi setelah dokter memeriksamu?” tanya Gwenny berharap Lisa mengizinkannya. Karena dia ingin tau kondisi Lisa saat ini.

“Tidak perlu, pergilah” ucap Lisa ketus.

“Lisa!” suara Aya tertahan karena Lisa bersikap dingin pada adiknya. Biasanya Lisa hanya kesal saja, tapi kali ini Lisa terlihat benar-benar marah. Aya tidak ingin tambah mengacaukan mood Lisa karena dia sedang sakit saat ini.

ONE PAGE - JENLISA (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang