Lima

3.6K 316 46
                                    

⚠️ TW // blood, sexual harassment (jaga-jaga) please consider the warning.

💗 Selamat membaca 💗

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, namun belum ada tanda-tanda Asahi akan segera bangun dari tidur lelapnya.

Apa boleh buat, sejak terbangun akibat mimpi aneh dan kedatangan Haruto ke kamar tidurnya tadi pagi, Asahi tidak dapat melanjutkan tidurnya, ia terjaga sampai tiga jam lamanya tanpa melakukan apapun.

Paling juga overthinking.

Ting ting ting ting...

Ah, alarm menyebalkan milik si rambut putih sudah berbunyi.

"Mmh," Asahi meraba nakas kecil di sebelah kanan tempat tidurnya tanpa membuka mata, berusaha mengambil gawai yang tidak hanya menganggu pendengaran, namun juga ketenangannya.

Jari-jari lentiknya mengusap layar smarthphone yang bergetar. Asahi memicingkan matanya, berusaha menekan perintah "matikan."

Namun sesuatu menarik perhatiannya, sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang kembali mengiriminya kata-kata tidak berarti, mungkin.

Tidak mempunyai keluarga dan sedikit teman membuat Asahi nyaris tidak pernah dikirimi pesan kecuali oleh operator yang menawarkan promo. Smartphone yang kini di genggamnya juga pemberian dari Haruto beberapa hari sebelum mereka menikah. Asahi sempat menolak dan menjelaskan bahwa Handphone model buka-tutupnya itu masih berguna dengan baik, tetapi bukan Haruto namanya jika ia tidak bersikeras.

Haruto sedang menyesap teh hangat berperisa stroberi favoritnya tatkala monitor "pengintai Asahi" miliknya menampilkan si mungil yang berusaha mematikan alarm di smartphone-nya.

"Cute." Gumam Haruto setelah ia meletakkan set cangkirnya di atas meja.

Haruto kembali memperhatikan monitor itu sampai ia menyadari ada yang salah dengan ekspresi Asahi.

"Ada apa, mi amor?" Ucap Haruto.

Seakan dapat mendengar apa yang dikatakan Haruto barusan, Asahi membaca pesan itu—yang untungnya dapat didengar oleh orang di balik kamera.

Asahi menghelas napas berat. Pesan itu, rasanya familiar.

"Ah!" Ia membuka kotak pesan yang telah dihapus, dan mencocokkan nomor keduanya, sama persis. Asahi membuka pesan yang baru saja dikirim tadi pagi. Kira-kira seperti ini bunyinya,

"Your sin is not greater than god's mercy, am i right?

Jangan sampai sepasang merpati menari di atas penderitaanmu."

Lagi-lagi pesan yang isinya berhasil membuat Asahi terheran-heran. Bagaimana tidak, apa yang si pengirim katakan kali ini? Dosa? Merpati?

Asahi tidak lagi menganggap pesan ini merupakan pesan acak yang dikirim oleh seseorang yang iseng, atau semacam spam. Sudah pasti pesan itu ditujukan untuknya, tapi untuk apa? Dan kenapa harus dirinya? Seseorang yang bisa dibilang tidak mempunyai "sesuatu" yang dapat dikaitkan dengan hal-hal seperti ini.

Apa maksudnya?

Selagi Asahi dibuat bingung oleh pesan tersebut. Haruto di sisi lain kamera terpaku, meragukan pendengarannya.

PRANG!

Cangkir mungil yang semula berada di tangannya, kini telah hancur menjadi beberapa bagian.

Possessive | Harusahi / HasahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang