God Of Death/Chapter 01

355 18 0
                                    

Jake-dia yang menamai dirinya seperti itu. Selalu mendapatkan predikat 'terbaik' dan yang terbaik

'Lakukan semuanya tanpa basa basi.' Jake selalu memegang prinsip itu dalam setiap tindakannya.

Tidak seperti dewa kematian yang lainnya. Jake memiliki paras
yang mendekati kata sempurna. Mungkin jika itu manusia bumi, wajahnya masih pantas dianggap sebagai murid sekolah menengah atas atau seorang mahasiswa.

Dalam karirnya. Jake tidak heran lagi jika mendapati target yang salah paham hingga memberikan diri mereka secara suka rela.

Baginya, tak ada tugas yang lebih menyenangkan selain mencabut nyawa seseorang.

Tercipta tanpa perasaan, memiliki aura kelam dan hawa yang amat dingin, dewa kematian takkan pernah segan jika tengah mengemban tugas.

Terdengar menyeramkan, bukan?

Tapi bagaimana kalau misalnya mereka mengambil nyawa
seseorang dengan cara memberikan sebuah kecupan?

Jangan tertawa karena sebentar lagi Jake akan melakukan tugasnya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sekarang, posisi jam pasir bagianya masih belum menampakkan pergerakan. Baru kemarin Jake membereskan nyawa seorang perempuan dan sekarang dia masih menunggu tugas selanjutnya.

Hingga beberapa saat kemudian...

Jay : 'Hey, lihat! jam pasirmu bergerak!'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay : 'Hey, lihat! jam pasirmu bergerak!'

Ah, tentu saja Jake selalu ditemani Jay setiap kali melaksanakan tugas.

Tak perlu waktu lama untuk Jake yang tadi sibuk memandangi kota penuh kebisingan itu sampai di hadapan Jay yang sedang memeriksa death note miliknya guna mencari informasi tentang target mereka kali ini.

Jay : 'Oh, ini dia orangnya. Seorang perempuan tentu saja, sedang dirawat karena penyakit yang dideritanya. Ck... Ck...sayang sekali, padahal dia masih muda.'


Jake : [Mengangguk] "Berapa lama sisa waktu yang dimilikinya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake : [Mengangguk] "Berapa lama sisa waktu yang dimilikinya?"

Jay : "Um..sekitar satu minggu? dilihat dari pergerakan pasir yang cukup cepat, kurasa dia hanya memiliki waktu selama itu."

Jake : "Alright, It's show time."

Jake berjalan lebih dulu melewati Jay yang masih terpaku menatap jam pasir di genggamannya.

Jake : "Kau tidak akan menemani ku kali ini?" [menyindir]

Jay : [Tersadar] "Oh, i'm coming!"

Sementara itu, di sebuah kamar rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, di sebuah kamar rumah sakit...

Di keadaannya sekarang, dia sadar jika menyesal bukanlah suatu pilihan. Tak banyak yang bisa dia suarakan. Semua sudah lenyap bahkan sebelum dia menyadarinya.

Kenapa harus dia yang merasakannya?

Di balik wajah tanpa ekspresi itu, tersimpan rasa kekhawatiran dan ketakutan yang tak diketahui oleh siapapun.

Eomma : "Dokter Yoon meminta ibu menemuinya. Ditinggal sebentar tidak apa apa, kan?"

Seorang wanita paruh baya bertanya sembari mematri senyuman untuk anak semata wayangnya yang tengah berbaring di atas ranjang.

Layla-si anak, tak menaruh minat banyak. Hanya kembali menjatuhkan perhatian pada ponsel miliknya, melanjutkan game yang tadi sempat tertunda.
-
-
-
-
-
-
-
-
Cerita ini tidak ada unsur plagiat ya manteman, cerita ini aku tulis pakai ide ku sendiri, oke 😉✌️

Next Chapter 02

God Of Death | Jake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang