Esoknya...
Kali ini Jake dan Jay berkunjung ke rumah sakit dengan cara normal. Tidak membiarkan tubuh mereka melayang di udara seperti malam kemarin.
Jake : "Tidak ada, kemana dia pergi?"
Jay : "Dia tidak mungkin kabur, pasti masih di sekitar sini."
Mereka menggeledah seluruh ruangan dan akhirnya bisa menemukan keberadaan Layla lewat jendela samping kamar.
Tak ingin berbasa basi, Jake langsung mengajak Jay untuk menghampiri Layla di taman belakang.
Entah apa yang sedang perempuan itu lakukan dengan posisi berjongkok di taman.
Jake : "Dengan kondisi seperti itu, tidak apa apa keluar kamar?"
Sedikit terkejut, Layla pun langsung berdiri ketika mendengar suara seseorang di belakangnya.
Layla : "Heol, kalian benar benar datang? Aku kira kalian akan datang satu minggu kemudian saat akan mencabut nyawaku."
Mendesah pelan, Jake merasa sedikit kesal dengan pertanyaan Layla, mereka sudah repot repot datang kemari dan perempuan itu tidak memberikan sambutan yang spesial.
Jake : "Tidak bisakah kau lebih ber-positive thingking? Bagaimana bisa kami melepaskan target begitu saja?"
Layla : "Aku tidak bilang kalian akan melepaskanku. Dasar bodoh!"
Ini pertama kalinya dikatakan bodoh, dan ini pertama kalinya dia mau berteman dengan perempuan yang notabenya adalah target sendiri.
Sebisa mungkin Jay berusaha menenangkan Jake yang mulai tersulut emosi. Jangan sampai Jake menghancurkan suasana pagi ini.
Jay : [Menghampiri Layla] "Boleh aku bertanya denganmu?"
Jay membiarkan Jake yang menyendiri di belakang, berganti dia yang mendekat ke arah Layla.
Layla : [Ternsenyum tipis] "Ini pertama kalinya seorang teman bertanya padaku."
Jay : "Benarkah? Kamu tidak memiliki teman sebelumnya?"
Layla : [Menggeleng] "Tidak ada, satupun. Memangnya siapa yang mau berteman dengan orang yang akan mati? Itu pasti merepotkan."
Jake : "Cih..sudah tau merepotkan, kenapa masih meminta kami untuk berteman dengannya?" [menginterupsi]
Jay meringis melihat Layla yang menjatuhkan tatapan tak suka sementara Jake sudah mencebik kesal.
Jay : "Um...kau tahu usia mu tidak akan lama lagi, tapi kenapa kau tidak merasa takut?"
Gerakannya terhenti, Layla memandang kosong ke arah tanah sebelum memilih menjawab.
Layla : "Karena itu hanya akan membuang waktu. Hidupku tidak akan lama jadi untuk apa merasa takut? Tidak ada gunanya."
Layla mengakhiri jawabannya sembari memberikan Jay sebuah flower crown buatannya dan tersenyum manis. Menurutnya, Jay terlihat menggemaskan.
Layla : "Itu cocok sekali denganmu. Kau terlihat luar biasa."
Jay : [Malu] "Terimakasih, Layla."
Selanjutnya, Layla beralih ke Jake yang masih betah membuang muka. Wajah lelaki itu terlihat begitu angkuh, tapi entah kenapa terlihat cukup menggemaskan di mata Layla.
Layla : "Aku punya satu untukmu, kau mau memakainya?"
Jake : [Membuang muka] "Jangan pedulikan aku. Bica-"
Jake tersentak saat merasakan sentuhan halus di kepalannya. Tangan mungil milik Layla tengah menyematkan flower crown di kepalanya.
Layla : "Hey, Jake. Ayo berbaikan dan habiskan waktu bersama selama satu minggu kedepan."
Jake : "Hah?"
Layla : "Ini mungkin akan merepotkan, tapi aku janji hanya satu minggu dan aku akan pergi." [nada lembut]
Wajah Layla terlihat cerah dari biasanya. Seperti seberkas cahaya menunjang wajah cantik itu dari belakang tubuhnya.
Jake baru menyadari kalau Layla memiliki wajah yang cantik. Mata dengan kelopak ganda, pipi tembem serta dagu lancip. Juga bibir tipis berwarna merah pekat dan hidung yang mancung.
Jake : "Cantik..." [bergumam]
Layla : "Hm? kau bilang apa? Aku tidak dengar?."
Buru buru Jake menggelengkan kepala, menyingkirkan pikiran anehnya jauh jauh.
Jake : "Bukan apa apa. Baiklah, aku setuju. Ayo berteman untuk satu minggu ke depan."
Layla : "Benarkah? Terimakasih, Jake."
Next Chapter 04
Cerita ini tidak ada unsur plagiat, cerita ini aku buat pakai ide ku sendiri 😉✌️.
KAMU SEDANG MEMBACA
God Of Death | Jake [END]
FantasiaMenceritakan tentang seorang dewa kematian yang mencabut nyawa seorang perempuan dengan sebuah kecupan, tetapi perempuan itu takdir nya berkata lain, perempuan itu masih hidup karena dewa kematian tersebut menangis Sebelum membaca follow dulu yuk.