Wajah tersenyum Layla di detik terakhir mengingatkannya pada sesuatu. Tentang kapan dia mulai mengemban tugas sebagai dewa kematian.
-
-
-
-
-
-
-
-
Jay : "Kau melakukannya dengan baik."Jake masih mengunci mulut kemudian teringat pada kertas yang dia simpan beberapa waktu lalu. Dengan gerakan cepat, Jake mulai melihat isi kertas itu.
Terlihat sketsa tiga orang di dalamnya. Jake tidak bodoh untuk menyadari bahwa itu adalah dirinya, Jay juga Layla. Ketiganya digambarkan tengah tersenyum bahagia.
Matanya kemudian menangkap catatan kecil di pojok kanan bawah gambaran itu. Tertulis, 'aku harap kalian tidak akan melupakanku.'
Brukh!!!
Sambil menggenggam erat kertas pemberian Layla, tubuh kekar Jake terjatuh begitu saja. Dia kembali memutar kenangan singkat mereka beberapa waktu lalu.
Jay : "Jake, kau baik baik saja?"
Suara isakan mulai terdengar, tak butuh waktu lama sampai Jake menangis cukup keras.
Jake : "Mianhae, Layla..."
Seharusnya Jake tidak bisa mengeluarkan air mata.
Seharusnya, dewa kematian tidak menangis.
Bersamaan dengan itu, jam pasir milik Layla menunjukkan pergerakan aneh. Seberkas cahaya terang datang entah darimana membawa jam pasir itu melayang di udara kemudian terjatuh dan menimbulkan bunyi pecahan yang cukup kuat.
Jake : "Apa artinya ini?"
Jay yang sedari tadi hanya bisa membelalakkan mata mulai tersadar. Tangannya menyentuh pasir yang bertebaran di atas lantai.
Jay : "Ini artinya, takdir Layla berubah."
Jake : "Maksudmu?"
Jay : "Layla masih hidup."
Jake : "Hah?! Tapi bagaimana bisa?!" [terkejut]
Jay : "Itu karena tangisanmu. Kau lupa? seharusnya dewa kematian tidak bisa menangis. Tapi Layla berhasil mengubahmu sampai seperti ini."
Jake : "Layla..."
Sementara itu...
Layla sudah menutup mata sejak beberapa menit lalu, dia juga tidak merespon panggilan ibunya. Dokter Yoon bahkan sudah berkata agar beliau mengikhlaskan kepergian Layla.
Namun, takdir berkata lain.
Saat matanya terbuka, mereka yang ada di sana kontan terkejut dan merasa tak percaya.
Layla : "Ibu? Kenapa menangis?"
Menyadari Layla mendapatkan keajaiban, sekuat tenaga beliau langsung merengkuh tubuh putri semata wayangnya.
Eomma : "Tidak apa apa, sayang. Ibu hanya mengkhawatirkanmu."
Layla : "Rasanya aku sudah tertidur lama sekali, aku juga bermimpi."
Eomma : "Apa itu mimpi buruk?"
Layla : [Tersenyum dan menggeleng] "Bukan, itu mimpi yang sangat indah. Sepertinya aku bertemu dengan malaikat tampan, hehe..."
Eomma : "Benarkah? Kalau begitu, kau beruntung sekali."
Tangisan dari dewa kematian ternyata memiliki keajaiban seperti malaikat. Bisa membantu seseorang untuk hidup kembali.
Sebagai ganti, mereka yang tertolong akan melupakan semua kenangan mengenai dewa kematian.
Tapi tak apa bagi Jake, asal Layla bisa melanjutkan hidup dan kembali tersenyum.
Tanpa Layla sadari, Jake dan Jay tengah memperhatikannya. Mereka sengaja tidak menampakkan dirinya.
Jake : "Apa keadaannya akan membaik?"
Jay : "Entahlah, itu tergantung kepadanya."
Jake : "Oke, ayo pergi. Tugas yang lain sudah menunggu kita."
Jay : "Tugas yang mana? Mencabut nyawa atau membantu mereka hidup kembali?"
Jake : "Aish, berisik!"
End~
Cerita ini tidak ada unsur plagiat ya manteman, cerita ini aku buat pakai ide ku sendiri 😉✌️
Yeee udah ending, jangan lupa di Comment, vote, n follow akun ini ya.
Dadaaaaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
God Of Death | Jake [END]
FantasyMenceritakan tentang seorang dewa kematian yang mencabut nyawa seorang perempuan dengan sebuah kecupan, tetapi perempuan itu takdir nya berkata lain, perempuan itu masih hidup karena dewa kematian tersebut menangis Sebelum membaca follow dulu yuk.