|| Sebuah Cerita pendek romance ||
- Cerita sudah lengkap -
Di depan kafe pluto, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan dia. Matanya yang indah, dan suaranya yang candu, melekat di dalam pikiranku.
Kami kembali bertemu, dan kami menjadi dekat. Aku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ardit menjemput ku tepat pukul lima sore, seperti janjinya tadi pagi. Aku memakai Alice Simple French Style Midi Dress, dan Ardit terlihat rapih dengan Suitsupply Havana Burgundy Check. Kami tiba di gedung pernikahan temannya Ardit. Sedari dalam mobil, aku terus merasa deg-deg-an.
Sekarang, ketika akan memasuki gedung, Ardit malah menggandeng tangan ku yang membuat aku terkejut. "Ngga apa kan kalau aku gandeng tangan kamu?" Tanya Ardit. Aku mengangguk sebagai jawabannya. Beberapa pasang mata menatap kami yang berjalan bergandengan tangan, mereka melihat kami sebagai sepasang kekasih, tetapi yang sebenarnya adalah kami kekasih pura-pura.
Ardit telah bertemu teman-temannya. Aku tidak menyangka bahwa Ardit benar-benar memperkenalkan aku sebagai kekasih nya. Kami juga berfoto dengan penggantin, bahkan aku dan Ardit berfoto berdua di photoboth. Ardit memperlakukan ku seperti kekasih sungguhan. Ini semua terasa seperti mimpi.
"Naya, apakah aku boleh mengatakan sesuatu?" Ketika sedang menikmati makanan berdua, Ardit berbicara padaku. "Boleh saja, ada apa?" Aku menjawab.
"Kamu cantik sekali, Naya." Ucapan Ardit barusan membuat ku terdiam sejenak. Yang benar saja, dia memuji ku? Aku merasa berdebar, jantung ku berdetak lebih cepat.
"T-terima kasih Ardit." Balasku. Aku menunduk, malu menatap Ardit saat ini, dengan keadaan ku yang sedang salah tingkah.
"Kenapa menatap terus kebawah? Pipi mu memerah, sangat lucu." Ardit semakin membuat ku salah tingkah. Aku mengangkat wajah ku, di saat itu kami bertatapan. Wajah ku pasti sudah sepenuhnya memerah. "Aku ingin mengatakan sesuatu lagi." Aku menunggu ucapan selanjutnya keluar dari mulut Ardit.
"Aku ingin mengatakan bahwa, aku-"
"Ardit!" ucapan Ardit terpotong sebelum dia menyelesaikan perkataannya. Seorang teman memanggil namanya, dan Ardit tidak jadi melanjutkan ucapannya.
Aku menghembuskan nafas lega, setidaknya sekarang karena Ardit pergi menyusul temannya, aku bisa mengatur rasa berdebar ku. Tapi aku kembali merasa penasaran. Apa yang sebenarnya akan Ardit katakan?
Satu jam berlalu, Ardit banyak mengobrol dengan teman-teman lamanya. Aku tidak mengapa, aku bisa kapan saja bebricara dengannya atau bisa melalui telepon.
Saat diperjalanan pulang, aku bertanya pada Ardit tentang apa yang akan dia katakan tadi saat sedang makan.
"Oh itu, tadi aku ingin mengatakan apa ya?" Ardit justru terlihat bingung. Aku sejak tadi berharap, bahwa sesuatu yang akan dia katakan itu adalah kabar baik, atau yang selama ini aku tunggu-tunggu. Nyatanya, Ardit malah melupakan perkataannya tadi.
"Baiklah, lupakan saja. Pasti sesuatu yang tidak penting. Fokus mengemudi saja," aku berkata dengan pasrah. Sampai di depan rumah, aku belum turun dari mobil, mungkin saja Ardit sudah ingat akan apa yang akan dikatakannya tadi. Tapi ternyata sama saja.
"Terima kasih untuk hari ini Ardit. Sampai bertemu kembali." Aku segera turun dari mobil. Ketika aku akan membukakan pagar rumah, Ardit memanggil ku. Seketika mood ku kembali membaik, aku merasa Ardit sudah ingat akan apa yang akan dikatakannya tadi. Aku berharap dalam hati bahwa itu adalah pernyataan cinta.
"Ponsel mu ketinggalan, Na." Dan pada akhirnya, aku sendiri yang dijatuhkan oleh harapan ku. Aku tersenyum tipis dan mengambil ponsel ku dari tangan Ardit.
"Untung saja kamu mengecek nya. Terima kasih Ardit." Aku tidak menunggu sekata pun keluar dari mulut Ardit. Aku segera memasuki rumah dan menghelas nafas pelan. "Mengapa juga aku harus berharap setinggi itu." Aku kecewa, sedih, dan yang hanya bisa kulakukan adalah tersenyum.
__________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Mungkin pakaian di foto diatas dan keterangan dari author gak sama, tapi kira-kira seperti ini lah foto Naya dan Ardit di acara tadi)