Nafisa 3

405 44 5
                                    

Berkali-kali Nafisa mengucap syukur kepada Allah bagaimana tidak sekarang ia dihadapkan dengan berbagai macam baju gamis yang tampak sangat cantik. Apalagi semua warnanya gelap sesuai dengan selera Nafisa.

"MasyaAllah bajunya bagus ya Allah, ini mah bagus banget malah. "

Nafisa tersenyum manis bagaimana jika ia mengenal baju itu pasti akan terlihat sangat cantik.

"Bundaaaaa"

"Astaga sayang jangan teriak-teriak, " Janet menghampiri Nafisa yang sedang duduk di ruang tamu dengan  tangan yang sibuk melipat baju baru miliknya.

"Bajunya bagus banget bun, sayang bunda deh pokoknya. "

"Apasih yang gak buat anak bunda yang paling cantik ini. "

Janet tersenyum manis tangannya mengusap lembut kepala Nafisa.

.....

Seorang gadis berdiri tepat di gerbang sekolah yang menjulang tinggi. Ia menggigit bibir bawahnya ada rasa takut dalam dirinya, bagaimana jika mereka tidak menerima perubahannya? Ya gadis itu adalah Nafisa Quila.

"Emang ya authornya gak main-main buat ceritanya, liat aja sekolahnya bagus banget. "

Nafisa melangkah pelan meski ada rasa ragu tapi mau tidak mau dia harus melakukannya bukan?
Lihat saja sekarang dirinya menjadi pusat perhatian.

Eh itu siapa?

Cantik ya Allah.

Tunggu! Itukan Nafisa Quila tukang bully.

Ye pencitraan doang

Sirik ae lo

Iya kak Nafisa tambah cantik pakai hijabnya.

Iya ih makin suka sama kak Nafisa pokoknya mah.

Jahat ya tetap jahat!

Kira-kira begitulah kata-kata yang masuk dalam pendengaran Nafisa. Tak mau ambil pusing karena bagi Nafisa setiap mereka berhak memiliki pendapat terserah Nafisa tidak perduli sama sekali.

Brukk!

Seseorang dengan sengaja menjatuhkan dirinya tepat dihadapan  Nafisa. Karena ini adalah hal yang baru bagi Nafisa jujur ia sangat ketakutan.

"Astaghfirullah maaf, fisa gak sengaja. "

Dengan bibir bergetar Nafisa berjongkok melihat keadaan orang itu. Tanpa ia sadari apa yang ia lakukan menjadi pusat perhatian siswa yang memasuki halaman sekolah Ampana.

"Ma-maaf bukan lo yang salah tapi gue, "

Nafisa membulatkan matanya terkejut? Tentu saja bagaimana tidak sekarang ia bertemu dengan pemeran utamanya dalam Novel 'Cinta Anak SMA'. Jika kalian fikir itu adala Anaya maka kalian benar.

"Ma- eh An-a-ya i-tu Fisa gak seng-aja"

Nafisa merutuki dirinya kenapa tiba-tiba menjadi gagap seperti ini. Lain halnya dengan gadis yang berada di hadapan Nafisa. Gadis itu tersenyum manis sangat manis Persis seperti yang dikatakan dalam novel.

"Aku yang salah kok" Anaya berdiri di ikuti Nafisa dengan wajah terkejutnya.

Anaya gadis dengan rambut sebahu itu menatap takjub Nafisa. Nafisa yang terlihat begitu cantik dengan hijab yang menutupi rambutnya apalagi seragam sekolah yang dipakai nya seperti gamis. Sangat cantik.

"Nafisa? " tanya Anaya masih tak percaya.

"Eh- iya ini Fisa, hehe"

Nafisa tersenyum canggung apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan tokoh dalam Novel, menghindar? Atau ah pusing!

Setelah kejadian tadi membuat geger sekolah Ampana. Tentang Nafisa yang sekarang terlihat lebih religius apalagi tatapan dingin itu seakan hilang entah kemana di gantikan dengan Nafisa yang mempunyai sejuta senyum.

.....

Di tempat lain sekelompok siswa yang sedang duduk santai dalam kelas itu ternyata sedang membicarakan tentang berita yang sangat membuat mereka terkejut, mereka adalah Fairus dkk.

"Eh itu beneran berita yang lagi hot?" tanya salah satu dari mereka.

"Iya kayaknya  Yan, gue juga udah cek di group sekolah" jawab Daffa

Laki-laki yang disebut Iyan atau Yan itu hanya mengangguk meski belum sepenuhnya percaya.

"Tapi masa tiba-tiba, Aneh gak sih? " Zair membuka suara tapi ia masih fokus memainkan handphone miliknya.

"Yee siapa tau aja kan dia mimpi siksa kubur semalam" timpal Daffa

"Bisa jadi bro gue juga kalau mimpi siksa kubur auto tobat gue, " Iyan bergidik ngeri membayangkan dirinya yang sedang di siksa.

Lainnya hanya dengan Fairus Adjun itu ia hanya diam, sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan sahabatnya itu. Orang yang berubah kenapa mereka yang repot? Kira-kira begitulah pemikiran Fairus.

Transmigrasi Ukhty NafisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang