Nafisa 2

440 52 9
                                    

Setelah puas melihat isi kamar yang didominasi warna abu-abu itu. Gadis dengan piyama abu-abu  duduk di tepi kasur  entahlah sekarang pikirannya benar-benar kacau.

"Astaghfirullah itu yang tadi baju anak-anak yah? " Nafisa bergidik ngeri saat mengingat baju seragam yang bisa dipastikan adalah milik Nafisa yang dulu.

"Ya Allah bajunya pada kurang bahan semua, kalau Fisa pake baju begituan yang ada Fisa malah masuk angin! "

Berkali-kali Nafisa membuang nafasnya kasar entahlah sepertinya ia harus berbicara dengan orang tua Nafisa yang asli.

Setelah banyak pertimbangan akhirnya Nafisa memutuskan untuk keluar kamar. Seperti sekarang ini ia sudah berada di ruang makan bersama  bunda Nafisa yang asli.

"Kamu kenapa sayang, kok dari tadi diam aja? " wanita paru baya yang masih terlihat cantik itu tersenyum manis.

"Em- eh anu itu. Eh" Nafisa menggigit bibirnya takut.

"Astaga sayang, kenapa? Gak biasanya kamu kayak gini lo"

"Anu Bun-da eh, itu baju Nafisa di ganti ya. Soalnya Nafisa gak nyaman pake baju kurang bahan hehe"

Janet ya nama bunda Nafisa adalah Janet. Ia menaikkan alisnya bingung, bukankah Nafisa sangat menyukai pakaian seperti itu?

"Kok gitu? Kan dulu Nafisa emang suka baju begituan. " Janet mengingatkan Nafisa kembali takutnya anak itu lupa.

"Enggak bunda, Nafisa mau berubah soalnya tadi Nafisa nonton ceramah terus katanya kalau kita harus menutup aurat" jelas Nafisa dengan sungguh-sungguh meski terlihat menggemaskan.

Janet tersenyum meski ini sangat tiba-tiba tapi perubahan putrinya sangat menyentuh hatinya. Bagaimana bisa Nafisa gadis dingin sekarang malah terlihat sangat menggemaskan.

"Yaudah Nafisa mau baju yang kayak gimana? "

"Yang tidak menampakan lekuk tubuh bunda, gamis gitu terus baju sekolah Nafisa diganti juga ya "

"Untuk baju biasa bunda pesan sekarang, kalau baju seragam kamu Bunda tanya guru dulu oke. "

Nafisa mengangguk dengan semangat ternyata semua tidak begitu buruk seperti yang ia pikir kan.

"Bund ayah mana? " Nafisa memperhatikan sekitarnya tak ada orang lain kecuali ia dan bundanya.

Dalam Novel tidak begitu diceritakan tentang keluarga sang antagonis. Hanya fokus pada cerita sang antagonis yang begitu tergila-gila dengan Protagonis prianya.

"Kayaknya  lembur lagi. " seketika wajah Janet berubah sedih. Akhir-akhir ini memang suaminya jarang pulang dengan alasan lembur kerja.

"Bunda gak boleh sedih, gimana kalau bunda dengerin Nafisa ngaji? " Nafisa tersenyum manis. Wajah yang biasanya terlihat datar kini tak tak henti-hentinya tersenyum.

"Ka-mu seri-us sayang? "

Lagi-lagi Janet di buat terkejut oleh Nafisa. Jika tadi soal baju sekarang bahkan lebih mengejutkan, mengaji? Membaca Al-Quran? Sepertinya telinga Janet sedang bermasalah.

"Iya dong bunda," Nafisa mengangguk cepat, ah bahkan ia sudah hafal setengah Al-Quran atau 15 juz.

"Iya udah nanti setelah selesai makan ya sayang. " meski Janet belum percaya tapi ia tetap menyetujuinya siapa tau kan?.

Transmigrasi Ukhty NafisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang