Setelah melalui pembelajaran yang cukup melelahkan Nafisa memutuskan untuk mengisi perutnya yang sedari tadi meminta jatah ah rasanya cacing diperut sudah mengoceh.
"Ya Allah kok muka mereka pada serem sih, ini kan bukan novel horor" gumam Nafisa pelan saat matanya melihat seisi kelas yang sedari tadi menatap tajam kearahnya.
Hampir saja Nafisa terjatuh saat seseorang tiba-tiba saja memeluknya dengan kasar.
"Astaghfirullah ini kamu kenapa? Kerasukan? AllahuAkbar menjauh"
Nafisa berusaha melepaskan pelukan orang itu. Ia bahkan sulit bernafas untung saja tak lama hal itu berlangsung.
"Ih kok gitu sih, lo lupa sama gue haaa? Yasmi ini yasmi! "
Gadis bernama Yasmi itu menatap tajam Nafisa yang tampak sedang berfikir keras.
"Oh Yasmi sahabatnya Nafisa? " tanya Nafisa seperti orang bodoh.
"Lo kenapa sih? Kayak bukan Nafisa aja, ini juga kenapa pakai hijab segala emang gak gerah apa? " tanya Yasmi sewot.
"Astaghfirullah Yasmi gak boleh gitu. Menutupi aurat itu kewajiban Yasmi jika ditinggalkan mendapat dosa! " suara tegas milik Nafisa terdengar jelas ditelinga para siswa yang berada di kelas.
" yee yang udah jadi ustadzah mah beda"
Yasmi tidak marah apalagi benci dengan perubahan Nafisa hanya saja ia tahu betul seperti apa Nafisa. Rasanya yang sekarang berada di hadapannya buka Nafisa yang dia kenal
Setelah perdebatan yang cukup panjang Nafisa dan Yasmi kini sudah berada di kantin. Begitu banyak ucapan yang tak mengenakan hati terdengar oleh Nafisa dan juga sahabatnya itu ah ralat sahabat Nafisa yang asli.
"Gak usah di dengerin mereka mah, biasa pengangguran" ucap Yasmi tak suka sahabat nya di jadikan bahan cerita.
" Fisa gapapa, lagian nih ya namanya manusia ya gak pernah luput dari kesalahan "
Nafisa tersenyum manis seakan itu bukan hal yang besar padahal jika itu Nafisa yang dulu maka bisa dipastikan mereka sudah di bully habis-habisan.
"Ini beneran sahabat gue, atau jangan-jangan lo malaikat yang lagi nyamar, hayoo ngaku lo! " selidik Yasmi
Nafisa memutar bola matanya malas ucapan macam apa itu jelas-jelas ini Nafisa eh malah di kira malaikat. Tak mau ambil pusing Nafisa lebih memilih menghabiskan makanannya jika terus berdebat dengan Yasmi sepertinya akan berakhir sia-sia.
BRAAKKK!!
Nafisa menjatuhkan sendok nya terkejut tubuhnya seketika bergetar hebat.
"LO YAH GAK ADA HABIS-HABISNYA BULLY ORANG, PERCUMA LO PAKAI JILBAB TAPI KELAKUAN LO KEK SETAN!! "
Jleb!!
Nafisa masih diam matanya menatap lekat wajah laki-laki yang kini sedang berada di hadapan nya. Jika di lihat-lihat sepertinya orang itu sangat marah besar.
"KENAPA DIAM! BENARKAN KATA GUE HAAA. PERCUMA WOY PERCUMA SOK AGAMIS TAPI KELAKUAN KEK SETAN!! " tambahnya lagi dengan emosi.
"Stop Fairus lo kenapa sih, datang-datang kayak orang kerasukan gitu. " Yasmi yang tak tahan menatap tajam Fairus dan teman-temannya
Lain halnya dengan Nafisa setelah ia tahu jika laki-laki yang tengah marah-marah itu adalah Fairus ia sudah faham. Sang protagonis pria sepertinya sedang salah faham
Oh jadi ini protagonis prianya? Wah lumayan tapi bukan tipe Fisa soalnya dia suka marah-marah, astaghfirullah Fisa mikir apa sih. -batin Nafisa.
Bukannya marah Nafisa malah tersenyum manis ia menatap Fairus, jujur ia sedikit takut tapi dengan sedikit keberanian yang ia punya akhirnya bisa.
"Jangan marah-marah, ada banyak orang yang menyesal setelah mereka marah, kenapa? Karena saat marah kata-kata yang keluar dari mulut kita menjadi tidak terkendali yang tanpa sadar akan menyakiti lalu akan terlambat untuk disesali"
Ah Nafisa tersenyum manis saat mengucapkan kata-kata itu. Jujur saja itu bukan murni hasil pemikirannya melainkan ia pernah membacanya di buku.
Semua siswa dibuat tak percaya dengan Nafisa jika biasanya gadis itu akan marah jika dirinya diperlakukan dengan tidak baik. Maka sekarang sama sekali tidak hanya senyum manis yang menghiasi bibirnya.
"Bukan saya yang bully Anaya, tadi Fisa setelah selesai belajar langsung ke kantin sama Yasmi" jelas Nafisa yang sudah mengerti kenapa Fairus sang protagonis itu memarahinya.
"Dengarkan lo! " tambah Yasmi
Fairus melirik gadis di sampingnya seakan bertanya apa benar bukan Nafisa yang membully nya.
Gadis itu mengangguk setuju karena memang bukan Nafisa yang membully nya. Ya gadis itu adalah Anaya sang tokoh utama.
Maaf ya kalau ceritanya gaje heehe, soalnya baru belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ukhty Nafisa
Teen Fictionbagaimana ceritanya jika seorang ukhty yang selalu menjaga dirinya transmigrasi kedalam tokoh Novel sebagai Antagonis. Apa yang akan terjadi?