Jangan salahin alarm karena nggak bikin seorang Arikunto bangun. Nggak tau kuping tiba-tiba aja budeg alarm. Aneh, nggak biasanya begini. Bisa dihitung jari Kun kesiangan. Saat SMA dia pernah satu kali, kuliah mungkin tiga kali, dan saat kerja dua kali, serta hari ini. Rata-rata kesiangan karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam itu juga, sampai harus tidur jam 3 pagi.
Tidak tahu kenapa hari ini bisa kesiangan. Pekerjaan numpuk, nggak, bahkan begadang untuk main game juga enggak. Setelah dia kembali dari lobby menemui Winata yang hendak ke bandara, Kun ingat betul HP-nya menunjukkan jam 10 malam kemudian kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur. Tapi kenapa kesiangan. Tidur masih di kamar yang sama dengan kemarin, padahal kemarin juga nggak kesiangan.
Winata kembali ke Jakarta karena harus melakukan meeting dengan tim mengenai daftar makanan yang harus dites untuk masuk ke plaza mereka. Kenapa Kun tidak ikut meeting tersebut. Nggak tau juga, Kun ingin mengambil flight pagi saja, supaya dirinya bisa tidur nyenyak terlebih dahulu. Walaupun di pesawat bisa tidur, tapi rasanya tetap berbeda dengan tidur di kasur. Dan jadilah Kun kesiangan.
Jam dinding menunjukkan pukul 8.20.
Setelah terkaget kalau dirinya kesiangan Kun langsung mengecek HP kalau-kalau saja jam dinding di kamarnya mati, tapi jam di HP juga menunjukkan pukul 8.20.
Terserahlah, mau mengejar keberangkatan pesawat juga sepertinya tidak sampai, karena pesawat yang dia pesan akan berangkat dalam 30 menit. Sedangkan Kun baru saja membuka mata dan belum bersiap diri.
Setelah beberapa menit menimbang akhirnya Kun memutuskan untuk menghubungi Winata. "Halo Win."
"Halo pak? Udah di bandara?"
"Nah ini masalahnya, gue baru aja bangun. Kesiangan."
"Ha?! Aneh banget seorang Pak Kunto bisa kesiangan. Bukannya semalem nggak ada kerjaan yang harus dikelarin?" kan, Winata saja terkaget-kaget.
"Iya, gue juga bingung sendiri. Untuk meeting pagi ini gue join lewat zoom aja."
"Oke kalo gitu deh pak. Terus lo mau balik kapan?"
"Sebentar gue cek aplikasi dulu." tanpa mematikan sambungan telepon Kun membuka aplikasi penjualan tiket. Flight ke Soeta ada jam 12 siang dan jam 5 sore. Kalau ambil jam 12 tanggung, takut-takut nanti ada meeting dadakan. Mending ambil yang jam 5 aja kali ya, jam kantor dah kelar. Pikir Kun.
"Win, gue ambil flight hari ini jam 5 sore."
"Oke pak."
"O, ya. Selain meeting sama tim pengembang, gue ada jadwal lagi?"
"Setelah meeting soal daftar makanan, kita ada meeting lagi sama tim pembangunan sekalian ketemu sama Angga buat nge fix-in model bangunan mana yang bakal kita ambil. Setelah itu kelar, tapi beberapa dokumen nunggu lo tandatanganin."
"Oke, kita ketemu lewat zoom. Tolong kasih tau Angga kalau gue nge-zoom dan sampein permintaan maaf gue."
"Siap pak."
"Oke makasih Win, gue tutup."
Setelah selesai mengabari Winata, Kun melakukan check-out tiket pesawat pukul 5 sore. Kemudian bersiap untuk meeting online sambil menata barang yang harus dibawa pulang nanti.
***
Hari ini rumah makan lagi ramai. Padahal ini sudah lewat jam makan siang. Tepatnya sekarang jam 13.47, tapi rumah makan masih seramai seperti jam makan siang. Mungkin ini memang sedang rejeki Wendy saja.
Wendy harus mengabari Arjuna supaya pulang sendiri karena rumah makan tidak bisa ditinggal.
Bunda
13.49
Arjuna, hari ini pulang sendiri ya? Rumah makan lagi rame, bunda nggak bisa jemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soto Semarang
Фанфик"Win, ayo ke Semarang," final Kunto. "Lagi, Pak?!" protes Winata. - - "Nggak usah macem-macem lagi kamu ya di sekolah!" sentak Bunda Wen ke anak lanang. "Nggak kok, Bun. Kemaren cuma pengen tau rasanya masuk ruang BK, hehe," nyengir deh anak lanang.