Tak lama kemudian Hinata merasakan air matanya yang keluar dengan sendirinya walaupun hanya setetes, itu adalah air mata kesedihan. Tapi Hinata memilih untuk mengabaikannya, dia melihat keluar jendela. Hinata berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan kemudian membuka jendela kamarnya hanya untuk menemukan langit fajar yang tenang.
'Shizu-sensei...'
=====================================
Seolah tak menyadari kalau hari masih terlalu pagi, Hinata dengan sendirinya berjalan menuju ruang makan namun tak menemukan apapun di atas meja. Lalu dia pergi ke dapur dan melihat para juru masak di sana baru saja mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk sarapan pagi ini. Saat mereka melihat Hinata masuk ke dapur membuat mereka semua terkejut.
"Hi-Hinata-sama?! Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu staff di dapur.
"Maaf sepertinya aku bangun terlalu pagi, tapi apa kalian punya sepotong roti untukku sarapan?" balas Hinata.
"A-ada, apa anda juga mau secangkir teh?"
"Boleh"
Setelah mendapat sepotong roti dan secangkir teh, Hinata pergi menuju area pelatihan. Dia duduk di salah satu kursi panjang yang telah di sediakan di sana, memakan rotinya sambil menikmati angin pagi yang berhembus menerpa wajahnya. Dinginnya pagi dan hangatnya secangkir teh membawa kenikmatan tersendiri bagi Hinata.
30 menit berlalu, dan akhirnya Hinata bangkit lalu pergi mengambil sebuah pedang kayu yang biasa digunakan untuk latihan. Hinata memandangi pedang kayu yang ada di genggamannya itu, dan kemudian mulai mengayunkannya.
'Ringan' pikir Hinata.
Tak lama setelah itu, ada seseorang yang berjalan mendekati Hinata. Mengetahui kalau orang itu adalah salah satu bawahannya, membuat Hinata berbalik padanya.
"Ada apa?" tanya Hinata.
"Selamat pagi Hinata-sama, tidak biasanya anda latihan sepagi ini. Apa anda tidak sarapan?" balas Arnaud, satu dari 10 saint. Saint of Sky "Arnaud Bauman"
"Jangan pikirkan aku, aku hanya bangun terlalu pagi, itu saja" ucap Hinata.
Hinata menolak ajakan Arnaud untuk sarapan, dan setelah berbicara sebentar dengannya, Hinata pergi ke puncak Gunung Suci. Tempat tertinggi di Kekaisaran Suci Ruberious, dan tidak sembarang orang yang bisa masuk ke tempat itu. Hinata membuka pintu istana yang ada di sana, lalu dia melihat seorang vampir dengan pakaian pelayan seolah sedang menunggunya.
"Oh, Gunther kah? Apa aku bisa menemui Ruminas-sama?" tanya Hinata.
"Tentu, Ruminas-sama juga memiliki sesuatu yang ingin dia katakan padamu" jawab Gunther.
Hinata berjalan di belakang Gunther yang membawanya menuju ruang takhta. Di ruangan itu sang Dewa Luminous atau lebih tepatnya Raja Iblis Ruminas Valentine, sedang duduk di atas singgasananya, dan di masing-masing sisinya ada dua vampir kembar. Yang satu menggunakan pakaian Raja Iblis, dan satu lagi menggunakan pakaian Kaisar Suci. Hinata yang melihat sosok dewa itu pun sontak langsung berlutut di hadapannya.
"Untunglah kamu datang dengan sendirinya Hinata, tadinya aku sempat berpikir untuk memanggilmu ke sini" ucap Ruminas.
"Apa anda memiliki perintah?" tanya Hinata.
"Ah benar, Hinata, aku ingin kamu cari tahu sedikit lebih banyak lagi tentang Tempest. Apapun itu tidak masalah, karena aku masih tidak percaya kalau kadal terbang itu benar-benar mati" ucap Ruminas.
"Baik Ruminas-sama. Dan juga, aku mempunyai sebuah permintaan"
"Katakan"
"Aku ingin merekrut seseorang untuk melayani anda secara langsung. Dan dia hanya akan berada di bawah perintah langsung dariku dan Anda, atau mungkin Roy sebagai Kaisar Suci"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tainted Saint | Tensura x OC
Hayran Kurgu!Discontinued! Reasht adalah seorang pemuda polos dengan keterampilan pedang yang hebat. Dia selalu bertarung untuk melindungi yang lemah, dan tidak pernah meragukan teman-temannya. Namun pada akhirnya, bakat dan kehebatannya dalam berpedang membuat...