2

3.3K 400 17
                                    

Rapat evaluasi baru saja ditutup. Beberapa pengurus OSIS yang hadir langsung keluar ruangan begitu sudah diizinkan. Rapat evaluasi kali ini benar benar panjang dan cukup membuat lelah.

Shani merenggangkan tubuhnya lalu menghela nafas, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. Samar ia mendengar suara kursi diseret di dekatnya.

Ketika membuka mata, Shani sudah melihat Sisca duduk di depannya. Entah sejak kapan gadis itu masuk ke ruang OSIS. Shani mengernyit, "Apa?"

"Lo jadian sama Oniel?" Tanya Sisca to the point.

"Iya. Lo pikir kenapa gue minta nomornya sama lo pagi pagi tadi?"

Sisca mengangkat bahunya, "Gue pikir lo cuma mau chat buat ngapresiasi penampilan dia kemarin,"

"Ya anggap aja itu sebagai apresiasi."

"Haha lucu lo." Sisca berkata sedikit sarkas.

"Pacar gue lebih lucu sih."

"Dih," Sisca mendelik, "Udah main pacar pacar aja. Lo tau gak sih? Satu sekolah ngomongin lo sama Oniel."

"Kenapa?"

"Pada heran aja, kenapa lo mau nerima waktu ditembak Oniel?"

Shani menggeleng, "Oniel gak nembak gue."

"Lah, tadi katanya udah jadian."

Shani mengangguk, "Emang. Gue yang nembak Oniel."

Sisca membulatkan mata. Rasa terkejut, heran, sekaligus bingung tercampur jadi satu di otaknya. "Alasannya?"

"Alasan apa?"

"Apa alasan lo nembak Oniel?" Tanya Sisca lagi, "Lo gak mungkin kan asal nembak anak orang?"

Shani terdiam sebentar lalu tersenyum, dan menggeleng, "You'll not understand."






*~"~*






"Kalian tau gak sih?"

Oniel, Lulu, Flora, dan Olla menoleh pada Adel yang tiba tiba membuka suaranya di perjalanan menuju kantin. Gadis bongsor itu menghentikan langkahnya tepat di depan teman temannya, merentangkan tangannya seolah menghalangi jalan.

"Apa?"

"Kita harus ke kelas Ashel dulu soalnya gue lupa balikin flashdisk drakornya dia." Kata Adel lalu kembali melanjutkan perjalanan.

Teman temannya hanya menghela nafas pasrah dan mengikuti Adel dari belakang. Namun baru beberapa langkah, kelimanya sudah dapat melihat Ashel berjalan dari arah tangga bersama dengan Marsha.

Adel menghampirinya terlebih dulu, "Cel,"

"Kenapa Del?" Tanya Ashel.

Adel merogoh saku roknya, lalu menyerahkan flashdisk pada Ashel, "Nih flashdisk kamu. Makasih ya, maaf aku lupa balikin kemarin."

Ashel menerimanya, "Oh oke."

"Eh, ada Neng Marsha." Kali ini Lulu bersuara, tersenyum sumringah pada Marsha.

"Mulai nih si Jamet Premium," Gerutu Olla yang suaranya lebih seperti berbisik pada Flora dan Oniel. Keduanya ikut mencibir.

"Iya Kak Lulu," Marsha membalas senyumannya.

"Duh dipanggil 'Kak'," Lulu bertingkah seolah ia tersipu.

Adel mendelik pada Lulu, ia kembali menoleh pada Ashel, "Kamu abis dari mana?"

IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang