8

2.8K 345 16
                                    

Oniel benar benar tidak bisa menikmati makannya dengan tenang. Ia melamun. Tangannya sedari tadi terus mengaduk makanan dengan sendok dan garpu, tanpa berniat untuk memakannya.

Anin yang menyadari hal itu mengernyit, "Niel, makanannya kok bukannya dimakan malah dimainin gitu sih?"

Oniel yang mendengar itu langsung tersadar, ia berdehem, "Ini mau dimakan kok, Kak." Katanya, sambil menyuapkan sendok ke mulut.

Shani menoleh ke Oniel, "Kamu ngelamun ya? Kenapa?"

"Gakpapa." Jawab Oniel, "Cuma kepikiran materi buat UTS nanti."

Oniel jelas berbohong. Yang ada di pikirannya sekarang bukan soal UTS. Sama sekali bukan. Tapi ada disini. Gracia duduk berhadapan dengan Shani. Membuat hatinya jadi tidak tenang.

"Kamu beneran gakpapa?" Tanya Shani sekali lagi, "Lesu gitu mukanya. Gak enak badan?"

Oniel menggeleng, "Nggak. Aku beneran gakpapa, Kak Shani."

Tangan Shani bergerak mengambil garpu kecil, lalu menusukan melon yang tadi ia pesan, dan menyuapkannya ke Oniel, "Nih."

Oniel mengernyit, "Apa?"

"Makan."

Oniel melirik ke arah melon itu sekilas, lalu perlahan menerima suapan Shani. Membuat Shani tersenyum.

Sedangkan Anin menahan tawanya, tau bahwa Oniel sangat tidak suka melon. Bisa dilihat dari ekspresi Oniel yang nampak sedang mati matian untuk tidak memuntahkannya. Sangat lucu melihat adik sepupunya itu seperti tidak ingin menolak permintaan sang pacar.

Setelah berhasil menelan buah itu, Oniel meminum es teh manis miliknya. Lalu memakan nasi gorengnya dengan sedikit terburu. Menghilangkan rasa melon yang tersisa di mulut.

Anin jadi sedikit prihatin melihatnya. Ia kemudian menoleh ke Shani, "Shan,"

"Iya?" Sahut Shani.

"Oniel itu gak suka melon."

Meskipun ekspresi Oniel tadi nampak lucu, tapi Anin tidak tega, mengingat bagaimana Oniel selalu reflek memuntahkan buah itu setiap kali tidak sengaja memakannya.




*~"~*




Selesai makan siang, Oniel mengajak Shani untuk melanjutkan acara jalan jalan mereka. Masih belum tau akan kemana, tapi yang jelas tidak disini.

"Niel," Panggil Shani, baru saja selesai memakai helm.

Sementara Oniel yang masih kesusahan memakai helmnya hanya menyahut, "Hmm?"

"Tadi kata Anin, kamu gak suka melon. Kok Terima aja pas aku suapin?" Shani mengulurkan tangan, membantu Oniel memakai helmnya.

"Ya gakpapa." Jawab Oniel seadanya, sambil naik ke atas motor.

Shani duduk di jok belakang, "Kok gitu? Harusnya kan bilang aja."

Oniel tidak menjawab. Hanya melirik sekilas melalui spion. Lalu menjalankan motornya pergi dari restauran. Bukannya tidak mau menjawab, ia hanya bingung harus jawab apa.

"Kita mau kemana?" Tanya Shani, mencoba mengubah topik. Kepalanya ia dekatkan ke Oniel agar suaranya terdengar.

"Ha? Kenapa Kak?" Tanya Oniel, sepertinya tidak mendengar apa yang Shani katakan karena terhalang angin.

IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang