12

2.5K 327 36
                                    

Bel pulang baru saja berbunyi. Belum sampai 1 menit. Oniel sudah beranjak keluar dari kelas, bahkan tidak menunggu teman temannya. Flora yang duduk di belakangnya pun menatap heran.

"Mau kemana sih lo? Kok buru buru banget?" Lulu menahan tangan Oniel.

"Kak Shani." Oniel melepaskan tangannya dari Lulu.

"Anjir, buru buru banget. Kak Shani juga palingan belum turun,"

"Abis nganter Kak Shani, lo nyusul kan?" Tanya Adel.

Oniel hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas menuju tangga arah ke lantai 3.

Olla menggelengkan kepalanya heran sambil berdecak, bahunya menyenggol bahu Flora, "Temen lo tuh, dah kayak pacarnya bakal diambil orang aja,"

Flora menaikan satu alisnya pada Olla, "Iya bisa jadi kali."

Oniel berdiri di dekat anak tangga paling bawah, matanya menatap ke atas, menunggu Shani turun. Masih sangat ramai murid kelas 12 lainnya. Sesekali Oniel mengangguk ramah saat tidak sengaja berkontak mata, sebagai formalitas santun pada Kakak kelasnya.

Tangga mulai sepi. Oniel masih mendongak, menunggu Shani turun. Tak lama, senyumnya mengembang saat melihat objek yang sedari tadi ia tunggu muncul.

Bagaikan dalam sebuah film drama, sekeliling Oniel jadi terasa sangat lambat. Seperti seolah Shani turun dengan perlahan, pambutnya yang panjang itu tersibak oleh angin yang berhembus menerpanya, sambil membalas senyuman Oniel.

Itu hanya bayangan Oniel. Karena pada nyatanya, begitu Shani melihat Oniel, ia mempercepat langkahnya menghampiri gadis bergigi kelinci itu.

"Hai," Sapanya, seperti biasa tangannya terulur untuk mencubit pipi Oniel, "Nungguin?"

Oniel mengangguk, "Iya."

"Maaf ya, kan aku udah bilang gak bisa pulang bareng hari ini." Ucap Shani.

"Iya gakpapa. Cuma mau ngajak turun bareng aja.

Oniel meraih tangan Shani dan menggenggamnya. Membuat Shani mengernyit, merasa heran karena tidak biasanya Oniel bersikap seperti ini.

Keduanya berjalan menyusuri koridor lantai 2. Beberapa pasang mata memperhatikan itu. Tapi nampaknya Oniel berusaha untuk tidak peduli. Walau Shani tau masih ada sedikit rasa gelisah dari tatapannya yang seolah menghindar.

"Kak," Panggil Oniel, tanpa menoleh ke Shani dan masih terus berjalan.

"Ya?"

"Kak Shani belum cerita ada apa nanti sore,"

Shani menoleh, "Aku disuruh Bu Veranda untuk foto buat sampul brosur sekolah."

"Fotonya sore ini?"

"Iya."

"Sama Kak Gracia?"

"Iya disuruh sama Bu Veranda."

"Hmm, gitu,"

Keduanya sama sama diam setelah itu. Hanya terus berjalan sampai ke lantai 1.

Oniel menghadap ke arah Shani, "Kak Shani mau aku tungguin?" Tanyanya.

Shani menggeleng, "Gak usah. Aku sampe sore."

"Ya gakpapa. Aku tungguin ya,"

"Gak usah, Oniel." Shani menangkup kedua pipi Oniel, "Kamu pulang duluan aja ya, istirahat. Badan kamu masih sakit kan?"

Oniel menggeleng, mengambil tangan Shani di pipinya kemudian menggenggamnya, "Udah gak sesakit tadi,"

"Iya, istirahat aja. Lagian aku lama loh, sampe sore. Nanti kamu bosen. Kamu juga harus nganter Anin kan?"

IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang