❤
Kak
Besok pagi mau berangkat bareng gak?
Aku jemput
Itu pesan dari Oniel semalam. Shani mengiyakan ajakannya setelah bilang jam berapa mereka harus berangkat dan mengirimkan lokasi rumahnya pada Oniel.
Pagi ini, senyum Shani mengembang saat melihat Oniel sudah menunggu di depan gerbang, duduk di atas motor maticnya sambil membetulkan spion. Gadis itu bahkan datang 5 menit lebih cepat dari waktu yang dijanjikan.
"Udah lama nunggunya?" Tanya Shani.
Oniel menggeleng, "Nggak kok." Jawabnya. Tangannya mengulurkan helm.
Shani kira Oniel akan memberikannya begitu saja. Tapi ternyata salah. Oniel justru memakaikan langsung ke kepala Shani, bahkan membantu mengaitkannya. Sederhana, tapi entah kenapa membuat Shani mematung untuk beberapa detik, terutama saat ia menyadari seberapa dekat jarak wajahnya dengan wajah Oniel.
"Ayo naik."
Suara Oniel mengembalikan kesadarannya. Shani beranjak untuk duduk di jok belakang, menyamankan posisi duduk, lalu berpegangan erat pada pinggang Oniel.
"Udah?" Tanya Oniel. Shani mengangguk sebagai jawaban.
Motor Oniel mulai melaju keluar dari perumahan tempat Shani tinggal. Keluar menuju jalan besar ke arah sekolah. Tidak ada percakapan sejauh ini, karena Shani sadar bahwa suaranya tidak akan terdengar dan kalah oleh angin.
Oniel menarik tuas remnya perlahan saat melihat lampu menyala merah. Dan ia baru sadar bahwa jalanan sudah cukup ramai. Bisa dibilang cukup padat tapi tidak menimbulkan macet.
Mata Oniel melirik ke kaca spion, memperhatikan pantulan wajah samping Shani yang sepertinya sedang sibuk melihat kendaraan lain. Oniel tersenyum tipis melihat itu.
Tiba tiba Shani menoleh. Menyadari Oniel sedang menatapnya lewat spion, ia tersenyum, wajahnya meledek. Membuat Oniel terkekeh lalu mengalihkan pandangannya.
"Kamu tadi sarapan?" Tanya Shani.
"Nggak. Kak Shani sarapan?"
"Sarapan. Kamu kenapa gak sarapan? Kan mau upacara, gak pingsan emangnya?"
"Udah biasa."
"Biasa pingsan?"
"Biasa gak sarapan maksudnya, Kak,"
"Kenapa gitu?"
"Sakit perut."
Percakapan mereka berhenti sampai disitu. Karena setelahnya lampu hijau menyala, membuat Oniel menarik tuas gas dan melajukan motornya kembali.
Sampai di parkiran sekolah. Oniel memarkirkan motornya sesaat setelah Shani turun lebih dulu. Ia lalu membantu Shani yang sepertinya agak kesusahan melepaskan helm, baru setelahnya melepas helmnya sendiri.
Keduanya berjalan beriringan. Shani meraih tangan Oniel untuk digenggam, Oniel sempat menolak, namun Shani menahan dengan menautkan jari jarinya. Otomatis Oniel tidak bisa berkutik.
Meskipun sekarang sekolah masih sepi, tapi tatapan tatapan itu masih ada, sama seperti hari hari sebelumnya. Oniel berusaha untuk tidak peduli. Ia juga sepertinya tidak akan terkejut jika setelah ini akan muncul komentar komentar lain seputar mereka berdua hari ini.
Shani melepaskan tangannya begitu sampai di depan kelas Oniel, "Aku mau ke ruang OSIS dulu ya," Pamitnya.
Oniel mengangguk, "Iya. Hati hati ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Interval
Fanfiction*Sequel 'Chocolate Milk' JKT48 Oneshoot Stories* Katanya, Shani terlalu sempurna untuk Oniel yang sederhana. Benarkah?