16

2.3K 315 22
                                    

Ini sudah pukul 5 sore, tapi entah kenapa matahari masih bersinar terik. Oniel bersiap untuk menjemput Shani yang sedang gladi resik untuk upacara Serah Terima Jabatan di sekolah. Ia tengah mengambil kunci motornya di laci, lalu berjalan menuju motor yang ia parkir di garasi.

Oniel sudah baru saja selesai mengeluarkan motornya saat melihat sebuah mobil hitam berhenti. Mengurungkan niatnya untuk menutup kembali pagar rumah agar mobil itu bisa masuk.

Kaca mobil itu turun, menampilkan Gracia yang duduk di kursi kemudi. Gadis itu melihat "Oniel, "Sore sore gini mau kemana, Niel?"

"Ke sekolah." Jawab Oniel sambil memakai helmnya.

"Aninnya ada di dalem kan?"

Oniel melirik ke jendela depan, tempat kamar Anin berada. Oniel tau Kakak Sepupunya itu ada disana. Tapi ia ingat tadi Anin berpesan padanya, untuk bilang kalau ia tidak di rumah jika Gracia datang.

Oniel menggeleng, "Gak ada, Kak. Tadi keluar gak tau kemana," Jawabnya. Jawaban bohong yang sangat lancar.

Gracia menghela nafasnya kasar, rautmua menunjukkan kecewa, "Yah, yaudahlah, Niel. Thanks ya." Ucapnya.

Jujur saja Oniel merasa bersalah melihat ekspresi Gracia. Oniel menghela nafasnya samar. Ia berusaha untuk tidak ambil pusing dengan kembali fokus pada motornya. Baru saja akan menyalakan dan menjalankan motornya, tangan Oniel ditahan. Membuatnya menoleh.

Entah sejak kapan Gracia sudah turun dari mobil dan berdiri di samping motornya, tapi yang jelas Oniel terkejut sekaligus heran, "Kenapa, Kak?"

"Gue minta maaf banget ya kalo ada omongan omongan gak enak yang lo denger soal gue sama pacar lo." Ucapnya, "Gue sama Shani beneran cuma sebatas profesional aja kok disuruh Bu Veranda."

Oniel menatap tangan Gracia yang terulur. Ia heran, kenapa Gracia harus minta maaf? Namun Oniel tetap menyambut uluran tangan itu, "Gakpapa kok, Kak." Katanya.

"Lo tenang aja, Niel. Kan gue udah punya Anin, gak mungkin dong gue suka sama Shani, nanti Anin ngamuk. Ini aja udah ngambek." Gracia mengakhiri perkataannya dengan tertawa.

Oniel hanya tersenyum. Di dalam hatinya sangat ingin berteriak, "Ya tapi pacar gue pernah suka sama lo!", hanya dalam hati. Karena tidak mungkin juga ia mengucapkan itu secara gamblang di depan Gracia.








*~"~*







Oniel berdiri di balik jaring pembatas antara lorong kelas dengan lapangan. Memperhatikan Shani yang baru saja menyelesaikan gladi resiknya. Tanpa berniat menghampiri.

Tak lama, Shani berjalan mendekat. Tersenyum melihat Oniel yang sudah menunggu. Oniel membalas senyumannya. Begitu Shani sampai, Oniel mengulurkan sebotol minuman yang tadi ia beli di jalan.

"Untuk aku?" Tanya Shani. Oniel mengangguk. Shani mengambil minuman itu sambil mencubit pipi Oniel, "Makasih, sayang."

Shani membuka tutupnya. Lalu meminumnya hingga tersisa setengah, karena memang ia merasa haus saat ini. Oniel yang memperhatikan itu tersenyum.

"Mau langsung pulang?" Tawar Oniel.

Shani mengangguk, "Ayo."

IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang