Bagian 2 : Ketika Ketua Berhati Nurani

1.1K 200 56
                                    

Wattpad Trailer ㅡ MAFIA WARNA

Hampir setengah jam Chery berendam dalam air yang dipenuhi oleh busa tebal dan harum bunga asli. Para pelayan membantunya untuk mandi sehingga memakan waktu lebih lama. Mereka memperlakukan Chery seperti putri raja. Para pelayan bertugas memijat, merapikan potongan kuku, dan membuatnya tampil secantik mungkin malam ini karena Chery memiliki janji makan malam dengan Arlin.

"Chery. Kamu sangat bersemangat." Celetuk salah satu pelayan yang gemas pada majikan mudanya yang tak berhenti tersenyum.

"Kalian tahu. Kak Arlin jarang pulang, aku ingin menghabiskan waktu bersama kakakku yang paling sibuk juga." Chery mengatakannya sambil tersenyum tapi sesungguhnya para pelayan di rumah Horison pun tahu Chery selalu menantikan saat bersama Arlin.

"Menatapku begitu membuat diriku terlihat mengenaskan! Jangan lakukan itu!" Chery beranjak mengeluarkan diri dari ritual berendam. Terkadang Chery merasa geli ketika mandi harus dibantu. Toh, Chery tidak seceroboh itu saat mandi. Dia ingat menggosok gigi dan mencuci muka setelahnya.

Tapi ini demi makan malam! Chery ingin terlihat bagus di hadapan Arlin.

"Huh..? Sejak kapan Kak Arlin memakai Jeep?" Heran Chery saat menonton layar monitor yang menunjukkan mobil Jeep hitam sedang parkir. Ia bergegas memakai kimono dan kabur secepat kilat dari kamar mandi tak peduli para pelayan sudah gemetaran takut nona muda mereka jatuh kemudian terluka.

"Kakak!"

"Kak Arlin pulang! Kakak pulang lebih cepat!" Gumam Chery sembari kakinya berlari untuk mencapai dimana Arlin berada.

Chery sangat rindu bertemu Arlin. Dia menuruni anak tangga untuk menyusul kakak sulungnya berada. Gadis ini tersenyum lebar menemukan Kakaknya baru saja disambut dan sekarang Kakaknya tampak memberikan tas besar miliknya kepada kepala pelayan di sana.

Chery berlari memeluk perut Arlin dari belakang. "Kak Arlin..." saking senangnya Chery memejamkan mata erat akibat senyumannya terus mengembang.

"Buka matamu." Kata seseorang yang dipeluk Chery seraya membalikkan tubuhnya. Seza tahu Chery mulai sadar yang dipeluknya saat ini bukan orang yang dia harapkan meski matanya masih betah terpejam. "Kali ini makan malam denganku tidak masalah, bukan?"

Hening.

Perempuan berusia 15 tahun ini mulai membuka mata meskipun enggan menatap Seza.

"Kenapa Kakak yang datang?"

"Kak Arlin ada pekerjaan mendadak, sangat penting." Jawab Seza.

Janjinya denganku? Sama sekali bukan masalah untuk dibatalkan, begitu? Batin Chery tak terima.

Seperti mendengar batin adiknya. Seza mencari sesuatu dalam kantong saku mantel miliknya. Dia memberikannya pada Chery dengan hati yang hangat sebagai Kakak. "Cokelat."

Pikirnya anak-anak pasti menyukainya.

Chery menampakkan wajah datar. "Kak Seza sangat kaku dan tidak keren. Membosankan! Jika Kakak mau tahu isi kepalaku, lebih baik menunggu tanpa kepastian kedatangan Kak Arlin daripada harus berbicara denganmu."

Selepas kalimat itu terucap lancar dari bibir anak bungsu Keluarga Horison, Seza hanya menatap sabar kepergian adiknya. Dia mengerti, kepribadiannya tidak menyenangkan untuk anak remaja. Mungkin agak keterlaluan... tapi Seza belum pernah memuji Chery sama sekali. Tunggu... memuji? Jangankan memuji, mengobrol berdua saja jarang. Dia hanya... tidak mengerti cara memulai obrolan atau berganti topik pembahasan secara halus.

MAFIA WARNA | Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang