2. Carter Dalton

654 146 14
                                    

Minal aidhin walfaidzin teman"semua,mohon maaf kalau ada salah ya, selamat liburan dan kumpul bersama keluarga. Sehat selalu ya😘

Happy reading

💗💗




Carter melipat kertas yang telah dibacanya lalu meletakkannya kembali di atas meja.

Sebuah undangan pesta dansa yang kembali diterimanya membuat Carter hanya bisa menghela napas kesal karenanya.

Sejak William menikah, undangan pesta semakin banyak berdatangan padanya. Carter tahu tujuan mereka semua agar ia juga menikah seperti William. Sayangnya mereka semua salah jika berpikir bisa membuatnya mengambil keputusan untuk menikah hanya karena menghadiri undangan pesta dansa yang mereka kirimkan.

William pada akhirnya memang menikah, tapi semua itu terjadi karena William menemukan wanita yang diingikannya, wanita yang dicintainya. William tidak menikah dengan sembarang wanita yang ditemuinya di pesta dansa yang dihadirinya. Lagi pula Carter tidak pernah lagi memikirkan pernikahan sejak kehilangan orang yang sangat dicintainya.

Carter mungkin pria yang dingin, tapi untuk urusan pernikahan ia tidak akan mengorbankan hati hanya untuk mendapatkan seorang penerus seperti yang kerap kali dilakukan para bangsawan. Ia ingin menikah seperti William. Ia ingin menikah karena cinta. Ia ingin menikah dengan wanita yang dicintainya meskipun hal itu tidak akan pernah terjadi. Tidak ada yang akan bisa menggantikan Barbara dalam hidupnya.

Hidup memang kerap kali berjalan tidak sesuai keinginan, begitulah yang terjadi pada Carter. Ia yang dulunya memiliki keinginan untuk menikah dan memiliki keluarganya sendiri terpaksa harus mengubur impian itu karena kehilangan wanita yang dicintainya. Dan sampai sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, Carter belum menemukan pengganti, atau mungkin lebih tepatnya ia yang tidak mau menggantikan sosok wanita yang selama ini menghuni hatinya dengan wanita lain.

Jika saja William tahu betapa melankolisnya ia selama ini, Carter yakin William tidak akan berhenti menertawakannya sampai pria brengsek itu mati.

"My Lord, kuda anda sudah siap."

Carter mengangkat wajahnya begitu mendengar suara Josh sang pelayan pribadi. Ia merapikan pakaiannya dan berjalan kearah pintu yang sudah terbuka. "Kalau begitu ayo kita berangkat. Aku sudah sangat merindukan Cambridge."

"Baik, My Lord."

Carter berjalan lebih dulu diikuti Josh yang mengekor di belakangnya. Ia tidak berbohong tentang merindukan Cambridge. Sebagus apa pun London, bagi Carter, London tidak akan pernah bisa menggantikan Cambridge di hatinya. Ia merindukan ketenangan yang hanya bisa didapatkannya di Cambridge. Itulah kenapa Carter memang memutuskan untuk kembali ke Cambridge meskipun season belum berakhir.

Lagi pula tugasnya sudah selesai. William sudah menikah jadi tidak ada lagi yang harus Carter lakukan. Menghadiri pesta seorang diri pasti akan sangat membosankan karena William pasti tidak akan mau lagi menghadiri pesta. Playboy sialan itu pasti lebih memilih berdiam diri di kamar bersama istrinya.

Sela in itu, Carter memang tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian. Bukan karena Carter tidak tampan dan menarik tapi karena ia memang tidak terlalu menyukai keramaian. Sifatnya memang sangat bertolak belakang dengan William meskipun mereka merupakan teman akrab yang selalu bersama selama ini. Tapi sekarang William sudah memiliki keluarganya sendiri dan Carter ikut bahagia atas apa yang saat ini dirasakan sang sahabat.

Carter menghirup udara segar di sepanjang jalan yang dilewatinya. Ia tersenyum membayangkan kekesalan William ketika pria itu menerima suratnya nanti. William pasti akan sangat marah karena ia memutuskan kembali ke Cambridge tanpa berpamitan langsung dengannya. Carter memang sengaja melakukannya. Ia tidak ingin mengganggu kebersamaan William dengan istrinya dan Carter yakin kebersamaan William dan istrinya akan membuat William memaklumi keputusannya.

(Tamat) Trapped in Love (Sequel Of My Lady) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang