Sosok itu masih sama seperti dulu atau mungkin saja dia yang sekarang dengan yang dulu masih menjadi satu sosok yang amat sangat teramat penting untuk kehidupan seorang Ferin Aleesha Rouphewra. Ferin bukanlah sosok gadis sempurna yang sering diagung-agungkan seperti di novel atau cerita manapun dengan penggambaran gadis cantik yang anggun, baik, lemah lembut, pintar dan pekerja keras ataupun gadis manis yang manja, terlahir dari sendok emas dengan segala keinginannya harus terpenuhi. Dirinya juga bukan sosok yang sombong, angkuh atau apapun penggambaran yang mengarahkan Ferin sebagai sosok berkarakter antagonis, protagonist maupun peran pembantu lainnya.
Ferin Aleesha Rouphewra, hanyalah seorang gadis yatim yang dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Sejak kecil dirinya sudah dititipkan kepada kakek dan neneknya karena ibu yang harus berjuang mencari pekerjaan di beberapa kota besar. Awal yang cukup buruk karena dirinya tidak bisa diterima oleh keluarga ibunya namun entah bagaimana bisa sampai akhirnya Ferin yang masih balita akhirnya menjadi sosok yang disukai oleh keluarga sang ibu. Ferin begitu menyayangi sosok ibunya yang hanya bisa saling berkomunikasi lewat surat karena waktu itu telvon masih belum ada di jamannya. Surat yang hanya akan bisa diterima setahun sekali itu sungguh menjadi pelipur hati seorang Ferin. Bagi orang lain mungkin melihat Ferin senang dengan beragam macam barang kiriman sang ibu, namun bagi Ferin justru kehadiran surat dalam kirimin tersebutlah yang sangat ditunggunya.
Sejak berpisah dari ibunya yang merantau Ferin didik oleh kakek dan neneknya yang begitu keras dan ketat, namun tak sedikitpun Ferin merasa marah. Dia selalu berusaha untuk tampil menjadi yang terbaik dari yang paling baik. Meskipun Ferin di manjakan dengan beragam macam barang kiriman sang ibu tak serta merta menjadikannya sosok yang sombong dan angkuh. Ferin suka berbagi dengan siapa saja apa yang menjadi miliknya. Diusianya yang masih terbilang kanak-kanak, Ferin sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Suatu kepuasan tersendiri ketika Ferin mampu melakukan tugasnya dengan baik. Tapi dibalik sikap Ferin yang dewasa sebelum waktunya, Ferin menyimpan satu sosok yang tidak pernah dia tampakkan dihadapan siapapun.
Ferin menyukai sekolah, dirinya begitu tergila – gila dengan yang namanya sekolah namun sekolah juga merupakan sesuatu yang sangat dibencinya, amat sangat membencinya sampai ke tulang –tulangnya. Keramaian dan ketenangan sekolah adalah paket komplit yang disukai oleh Ferin. Banyak teman dan guru yang dijumpainya setiap hari dan beragam macam materi pelajaran yang selalu baru diterimanya membuat hatinya membuncah dengan senang. Bisa berkumpul dengan orang banyak bisa melenyapkan rasa kesepian Ferin akan sosok ibunya. Tetapi sekolah yang paling dibencinya adalah ketika rapat orang tua siswa, penerimaan Laporan pendidikan dan kerja bakti orang tua di sekolah. Ferin akan menjadi sosok yang tidak bisa dijangkau jika saat seperti itu tiba yang membuatnya sehari sebelumnya akan uring – uringan tidak jelas. Melihat orang tua dari teman – temannya datang kesekolah membuatnya sesak nafas tak tertahankan. Dia tak menyukai orang dewasa yang datang kesekolah dan menanyakan keberadaan orang tuanya, Ferin sungguh tak menyukainya. Dia membenci tatapan orang dewasa dan teman-temannya yang melihat dirinya hanya di dampingi oleh kakek maupun Om nya ketika ada pertemuan yang terkait dengan sekolah. Dia membenci ketika harus diperhadapkan dengan kemunculan potret keluarga yang harmonis dan lengkap yang tidak dimilikinya. Dia tidak menginginkannya dan mengharapkannya, karena baginya memiliki sosok yang sedang berjuang untuknya saat ini sudah lebih dari cukup.
Semasa sekolah ingin rasanya Ferin mengenyahkan ketiga hal tersebut dari sekolah namun tak bisa dia lakukan. Hingga akhirnya Ferin memutuskan menjadi sempurna ditengah ketidaksempurnaanya. Ferin berusaha dan berjuang menjadi sosok tidak terkalahkan sejak TK sampai masa putih abu-abunya. Ketika teman – teman yang lain sibuk bermain maupun pacaran, seorang Ferin hanya menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja. Tak sekalipun dia melakukan pelanggaran di sekolah yang mengharuskan orang tuanya datang karena surat panggilan sekolah. Ferin menjadi siswa berprestasi yang membanggakan sekolahnya dan membuat namanya terkenal baik dikalangan sekolah maupun dimasyarakat. Banyak orang tua teman – teman sekolahnya yang berusaha membuat anak – anak mereka tergabung dalam kelompok belajar Ferin. Bahkan mereka memperlakukan Ferin istimewa melebihi anak mereka sendiri ketika Ferin datang berkunjung. Baik sekolah, teman – teman, keluarga maupun orang sekitarnya begitu bangga akan sosok Ferin tersebut. Hingga mereka selalu menjadikan sosok Ferin sebagai contoh dan teladan bagi siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin&an & The Galaxy
RomansaSepenggal kisah dua orang yang tidak tahu kemanakah takdir akan membawa keduanya. Kisah yang membawa mereka pada pertemuan tak terduga dimana keduanya saling bersinggungan satu sama lain dalam sebuah lintasan. Ferin dengan caranya sendiri mencoba me...