Setapak jalan tuhan

5 2 0
                                    


"Ujian dalam hidup adalah tangga menuju derajat yang lebih tinggi, dan bersyukur, adalah jalan kebahagiaan yang hakiki."

❤❤❤❤❤

  Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Mira terbangun dari tidurnya, karena seorang Suster tak sengaja menyenggol lengannya.

"Eh, maaf Mbak saya nggak sengaja," tutur Suster itu.

"Tidak apa-apa Sus, saya titip Nenek sebentar ya, saya mau ke kamar mandi dulu," ucapnya kemudian diangguki oleh Suster itu.

Selepas sholat subuh tadi, Mira duduk di samping Nenek, menggenggam erat tangan Nenek, sehingga tak sadar jika ia mulai terlelap. Dan karena Suster tadi, ia terbangun.

Selesai mandi ia terlihat lebih segar, ia kembali duduk di samping Nenek, memandangi raut wajah Nenek. dan tiba-tiba...

"Uhuk-uhuk, haus," cicit Nenek itu.

"Nenek," ucap Mira terkejut, dengan cekatan ia mengambil air, dan membantu Nenek meminumnya. Kemudian memencet bel, untuk memanggil Dokter.

Dokter datang memeriksa keadaan Nenek, Mira hanya berdo'a dan berharap semoga kondisi Nenek lebih baik dari kemarin.

"Keadaan Nenek sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Tapi 3 hari ke depan Nenek harus tetap rawat inap, agar kami lebih mudah memantau Keadaannya," jelas Dokter itu.

"Baik Dok, terimakasih," ucap Mira.

Dokter meninggalkan ruangan tersebut. Kemudian, Mira berjalan mendekati Nenek.

"Nek, apa yang Nenek rasakan sekarang?" tanya Mira.

"Tidak ada nak, Nenek sudah tidak apa-apa. Terimakasih telah menolong Nenek," tutur Nenek itu lemah.

"Tidak Nek, ini semua salah Mira, karena teman Mira Nenek masuk rumah sakit," ucap Mira menyesal.

"Tidak apa-apa ini takdir allah nak, Ia hanya sedang menguji Nenek, tapi Nenek bersyukur. Allah juga mendatangkan kamu, untuk menolong Nenek, kamu anak yang baik," tutur Nenek seraya mengelus puncak kepala Mira.

"Em, alamat rumah Nenek di mana? Mira mau mengabari keluarga Nenek, pasti mereka khawatir karena Nenek tidak pulang," tanya Mira.

"Iya, itu nak rumah Nenek di jalan Rambutan, depannya sekolahan SD," tutur Nenek.

"Baik Nek, nanti Mira kesana memberitahukan keadaan Nenek ya, sekarang Nenek makan dulu ya, Mira suapin" ucap Mira.

Mira membantu menyuapi Nenek makan sedikit-sedikit, ia terlihat begitu telaten dan tenang. Tak ada pula rasa jijik, ketika harus membersihkan bekas makanan pada bibir Nenek. Selesai makan ia meminta izin untuk membersihkan kaki dan tangan Nenek menggunakan tisu basah.

"Nek, Mira bantu bersihkan tangan dan kakinya ya, agar Nenek sedikit segar," izin Mira, dan diangguki oleh Nenek tersebut seraya tersenyum.

Dimulai dari tangan, perlahan-lahan ia mengelapnya. Bersamaan dengan itu Kak Aqim datang bersama 2 orang.

"Assalamualaikum," ucap Kak Aqim.

"Waalaikum salam," jawab Nenek dan Mira.

"Ya allah Buk, gimana keadaan Ibuk sekarang?" tanya Bu Imah khawatir dengan menggenggam tangan Nenek.

"Buk, maafkan Kami ya Buk, kami tidak bisa menjaga Ibuk dengan baik, kalau saja Agus punya pekerjaan tetap, Ibuk ndak usah repot bekerja membantu kami," ucap Agus (anak nenek tersebut) dengan tangis.

"Ndak nak, ini adalah cobaan allah untuk kita. Agar kita menjadi hamba yang lebih taat, dan tinggi derajatnya. Tak usah khawatik nak, allah sudah mengatur rezeki setiap manusia. Kita hanya perlu bergerak dan allah akan memberikan jalanNya," jelas Nenek.

Mahira & AmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang