............
"Jeyhan, gua titip Seiri ya! Jagain yang bener, jangan lu tinggal sampe nyebur gorong-gorong kaya dulu," dengan bingungnya gua nanggepin ucapan bang Deyrha, "hahahaha.. mungkin setelah ini, dia bakal nyebur ke laut," balas Jeyhan.
"Hah?! Laut? Mana ada laut disini!" tanya gua yang kebingungan. Nih orang aneh banget sih, disekolah mana ada laut.
"Ada," bang Deyrha dan gua pun bertanya secara serentak, dan Jeyhan jawab, "Laut-an hati guaaa..."
"Dih, udahlah gua duluan! Bang gua masuk dulu ya, "
"Bang, see youu! Woii Ciaa, tungguin guaaa!"
Walau tertatih, gua jalan duluan ninggalin Jeyhan. Senyum yang gua pasang seketika luntur kala segerombolan cewe itu lewat didepan gua.
"Ci, kok tiba-tiba diem?"
Dengan inisiatif, langsung gua puter tuh badan tegapnya Jeyhan.
"Lu ngapa sih?"
"Shut up!"
.....
"Capek," keluh gua.
"Tadi gua ajak naik lift gak mau, sekarang naik tangga, ngeluh capek, mau gua gendong? " tanya Jeyhan, "gak usah, bantuin aja gua jalan biar lebih cepet, lagian nih kruk ngeribetin banget sih elah!"
"Ya kan kaki kanan lo itu masih sakit, masih bersyukur lo udah bisa jalan walau pake kruk,"
"Iya iyaaa baweelll," setelah gak ada celotehan yang terlontar selama beberapa menit, Jeyhan sebut nama gua.
"Ci,"
"Apa?"
"Mhhh, lo takut ada cewe-cewe itu?"
"Siapa? Kakak kelas tadi? Ngg-nggak kok, gua gak takut!"
"Hahaha ketahuan! Padahal gua gak nyebut Kakel tapi lu langsung peka!" Pekik Jeyhan.
"Masih pagi, ga usah bikin gua gak mood ya lu!"
"Kalo ada yang gangguin lo atau sesuatu yang gak buat lo nyaman bilang aja ya," sahut Jeyhan.
"Apa sih? Siapa yang berani ganggu gua coba? Lo kan tau gua preman dari TK,"
"Ya siapa tau penghuni sekolah-kaya di pojokan perpus, gudang terbengkalai dibelakang sekolah dan masih banyak lagi-yang gangguin lo, kita kan gak tau,"
"Ga usah nakut-nakutin,"
"Katanya preman, kok takut hahahaha"
"Tau ah,"
"Cieee ngambek,"
"Gak ngambek kok,"
"Terus?"
"Shut up! .. Udah ayo cepet ke kelas, capek lama-lama gua ngobrol sama lo, Jey!"
"Hahaha iya deh iya maaf,"
"Gak nerima maaf,"
"Kalo coklat?"
"Deal!" dan Jeyhan tertawa lebar ngedenger jawaban gua,
Sampailah kita didepan kelas gua, dan "Seiri! Kaki loo?!" baru aja gua masuk kelas, Olive udah nyambut gua dengan pertanyaannya, "Lo gak papa, Sei?" tanya Naura.
"Iya gu-aku gak papa kok,"
"Woi Ci, kaki lo gak papa? Di pelipis lo juga, masih sakit?" Sela Dhoniel, "iya gak papaa! Udah ya guys tanya-tanyanya nanti lagi, masih pagi nih,"
"Sei, gua balik ke kelas gua ya, kalo ada apa-apa langsung kabarin gua aja," sela Jeyhan sembari ngasih tas gua ke Olive, "okay, thanks".
"Jey, jangan lupa nanti kumpul," dan Jeyhan hanya mengacungkan jempolnya pada Dhoniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa
Roman pour Adolescents||𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙻𝚄𝙿𝙰 𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝙳𝙰𝙽 𝙱𝙸𝙽𝚃𝙰𝙽𝙶𝙽𝚈𝙰:)|| .... Entah alur hidup gua yang ikut mengalir di alur hidup orang lain atau memang benang merah yang mengikat dua alur ini... Bak Sinetron Indo yang tak pernah ada habisnya, masala...