*HP jeyhan berdering*
.
.Halo bang ada apa?
Tolong jagain Seiri ya,
Lah lo kenapa?
Gua ada dinas ke luar
kota sebulan,Owh, Seiri udah tau?
Udah. Dia udah gua
bilangin dan amanahin
segala macam, dan
tugas lo selalu ingetin
dan pastiin Seiri minum
obatnya, jemput dia
setiap pagi dan berangkat
sekolah bareng, pulangnya
juga bareng, teruss...Terus apa lagi bang?
Terus setiap seminggu
dua kali, hari selasa dan
jumat, anterin Seiri Check
up kerumah sakit sehabis
pulang sekolah atau
makan malam ya,Iya bang. Udah itu aja
atau ada lagi?Udah itu aja
Lu berangkat kapan?
2 jam lagi,Dadakan banget lo
ngabarin gua,Iya, gua lupa, yaudah
makasih ya JeyIya sama sama bang
Tut
.
.*jeyhan mengakhiri telponnya*
.
."Siapa? Abangnya Seiri?" Tanya Dhoenil, "iya.. Eh by the way si Mo..."
Ceklek
...mana?", Dhoniel dan Jeyhan mengalihkan pandangan mereka pada pintu ruang latihan yang terbuka.
Masuklah seseorang ke ruangan itu. Perawakannya tinggi dan gagah, pundaknya lebar, kulitnya fairly light, mata coklat, sperti pria Kanada dan sifatnya yang kalem, manis dan humoris, membuatnya banyak disukai oleh kaum hawa. Terlebih lagi dia anak band.
"So sorry guys, gua telat,"
Dia adalah Mourley, pria blasteran Indonesia-Kanada, gitaris dan pianis di band sekolahnya sekaligus trainee agensi besar di Jakarta.
"Telat aja terus. Lo tau gak, kita udah nunggu berapa la-," terpotong perkataan Dhoniel yang sedari tadi naik pitam, ternyata Mourley membawa dan menyuguhi Dhoniel martabak manis-kesukaannya.
"-laah gitu dong, bawa makanan," sambung Dhoniel.
"Yee kuda nil, bisa-bisanya kesogok sama martabak,"
"Ini bukan sogokan, tapi rejeki!"
"Udah-udah woii, makan dulu nih! Habis itu kita latihan," sela Mourley merelai Dhoniel dan Jeyhan yang berdebat.
........
Plaakkkk
Rasa takut yang menyesakkan hati ini kembali terasa. Perasaan yang deja vu dari masa lalu mendidih begitu saja.
"WOII CUPUU!!", ketua gerombolan itu menodongkan telunjuknya ke kepala gua dengan emosi dan rasa percaya diri yang tinggi. "Udah berapa kali gua bilang jangan deketin Jeyhan! Lo gak punya telinga atau gimana hah?!", lanjut Laurent.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa
Teen Fiction||𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙻𝚄𝙿𝙰 𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝙳𝙰𝙽 𝙱𝙸𝙽𝚃𝙰𝙽𝙶𝙽𝚈𝙰:)|| .... Entah alur hidup gua yang ikut mengalir di alur hidup orang lain atau memang benang merah yang mengikat dua alur ini... Bak Sinetron Indo yang tak pernah ada habisnya, masala...