----
Saat sampai di dekat lapangan, ada banyak siswi yang kumpul di sana untuk melihat para siswa laki-laki yang sedang latihan basket, tapi seperti nya bukan latihan basket, karena hanya dua orang yang bermain bola itu, Rey dan Gentha.
"Lah? Itu dua orang tumben main basket bareng? Biasa nya ribut aje." tanya Alena pada Naura dan Tasya.
"Mereka duel gara-gara Naura." ujar salah satu siswi yang mendengar pertanyaan Alena.
"Loh kok gara-gara gue? Gue dari tadi aja di kantin!" ucap Naura bingung.
"Itu... tadi kan Rey udah selesai latihan basket, terus pas di jalan mau ke toilet, dia denger Gentha sama Elang ngomongin Naura, yaudah akhir nya mereka duel basket." jelas nya.
Naura membulatkan mata nya lebar. "Ngomongin gue?!" siswi tadi mengangguk.
Naura berlari ke arah lapangan, mata nya semakin melebar saat melihat Rey dan Gentha, seperti nya kedua pria itu bukan duel basket, tapi duel sebagai pelawak.
Bagaimana tidak? Cara duel mereka itu loh... Rey berusaha memasukkan bola sebanyak mungkin ke dalam ring, sedangkan Gentha, pria itu sibuk menurunkan celana Rey, menjambak rambut Rey, dan mencakar-cakar wajah Rey layak nya wanita memergoki suami nya selingkuh, benar-benar mengundang tawa.
"Nau, awas!" pekik beberapa murid saat bola basket menuju ke arah nya, tapi terlambat, bola itu sudah menghantam pangkal hidung Naura sangat kuat hingga darah keluar dari hidung nya.
"Naura!"
"Nau, are you okay?"
"Nau, sorry."
Ucap Rey dan Gentha menghampiri Naura.
"Gara-gara lo nih!" ucap Gentha kepada Rey.
"Lah kok gue?! Jelas-jelas lo yang lempar bola nya!" balas Rey tidak mau kalah.
"Kalo lo nggak ngajak gue duel basket, gue juga nggak bakal lempar tuh bola!"
"Stop! Nggak ada gunanya kalian berantem!" bentak Naura lalu pergi ke UKS.
Saat sampai di depan pintu UKS, saat ia membuka pintu itu ada seseorang di sana, Imel.
Suasana UKS itu sangat sepi, hanya ada Naura dan Imel di sana, aura dari kedua nya sangat mengerikan.
"Lebay."
Hanya kata itu yang terucap dari mulut Imel membuat Naura yang sedang membersihkan darah dari hidung nya itu menatap Imel tajam.
"Naura, Naura. Kelakuan lo itu sama aja ya kayak nyokap lo? Both prostitutes."
Translate : Sama-sama pelacur.
Plak!
Naura menampar keras wajah Imel, nafas nya memburu, kemudian ia berucap. "Berhenti bilang nyokap gue pelacur!"
Imel tersenyum miring, ia mengelus pipi nya yang terasa panas akibat tamparan Naura, "Tapi emang itu kan kenyataan nya? Nyokap lo itu pelacur, and it was your mother who made my mother die!"
Translate : Dan nyokap lo yang bikin nyokap gue meninggal.
"And just so you know, nyokap gue juga meninggal, dan itu gara-gara bokap lo!" balas Naura cepat.
Translate : Dan asal lo tau.
"So? Nyokap kita adalah dua wanita yang di sakiti oleh satu pria, bokap lo. Kenapa lo nggak salahin bokap lo aja?" ucap Naura membuat Imel mengepalkan tangan nya kuat.
"Nau...
Naura membulatkan mata nya terkejut mendengar suara itu, ia menengok ke belakang mendapati Rey dan Gentha yang berada di belakang pintu, ia berharap semoga kedua pria itu tidak mendengar ucapan nya dengan Imel.
Rey dan Gentha berjalan cepat menghampiri Naura.
"Nau lo gapapa kan?" tanya Rey.
"Luka nya udah di bersihin?" tanya Gentha
"Darah nya bego bukan luka nya!" ujar Rey menggeplak kepala Gentha.
"Kalo nggak ada luka nggak ada darah nya goblok!" balas Gentha menggeplak kencang kepala Rey, sehingga pria itu meringis.
Naura menghela nafasnya lega, seperti nya kedua pria itu tidak mendengar obrolan nya dengan Imel.
Sedangkan Imel, gadis itu mengepalkan tangan nya kuat dan menatap Naura tajam, kenapa dua pria tampan itu lebih memilih Naura? Padahal jelas-jelas lebih cantik dia, pikir nya.
Dengan perasaan kesal, Imel pergi keluar UKS, sedangkan Naura diam-diam tersenyum puas.
"Lo mending keluar." ucap Rey pada Gentha, wajah nya kini berubah menjadi datar.
"Punya hak apa lo nyuruh gue?" tanya Gentha songong.
"Udah, nggak usah ribut, pusing gue denger nya."
"Mending kalian masuk kelas, istirahat pertama udah mau selesai." saran Naura melihat jam di tangan nya.
"Lo?"
"Gue mau istirahat dulu, pusing kepala gue."
"Oke, gue ke kelas dulu Nau, jangan kangen ya." Gentha mengedipkan sebelah mata nya membuat Naura dan Rey yang berada di sana menatap Gentha jijik.
"Ayo lo juga balik njing." Gentha menarik leher Rey dengan lengan nya.
Naura menggelengkan kepala nya heran, ini bukan pertama kali nya kedua pria itu bertengkar karena diri nya.
Gentha yang sangat usil dengan Naura, dan Rey yang tidak suka jika gadis itu di jahili membuat mereka selalu saja bertengkar, padahal hanya masalah sepele, meskipun memang wajah Gentha yang sangat menyebalkan.
Naura merapihakan kotak P3K yang ia gunakan untuk membersihkan darah dari hidung nya, lalu, ia duduk di sebuah brankar yang ada di ruangan itu.
Ia menghela nafas nya mengingat pembicaraan nya tadi dengan Imel. "Mah, apapun keadaan nya aku bakal terus cari bukti kalau Om Alex yang udah bikin Mamah meninggal, supaya dia bisa di penjara." gumam Naura mengingat kejadian saat Mamah nya meninggal dengan mengenaskan.
"Aku tau apa yang Mamah lakukan salah, tapi, Mamah nggak pantas mendapatkan hukuman sampai meninggal."
"Dan aku juga nggak bisa biarin Imel terus-terusan salahin Mamah."
[BERSAMBUNG]
****
Halo, aku suka banget kalo Naura sama Imel lagi berantem terus debat pake bahasa Inggris, jadi ngerasa pinter aku tuh hehe (・∀・)
Gimana menurut kalian tentang pembicaraan Naura sama Imel tadi?
Btw, kalian dari Askot mana aja nih?
Rencana nya mau update kemarin, tapi kurang enak badan, jadi baru bisa up skrg.
Janlup vote and komen nya, trimakasi (◠‿・)—☆
See you ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura & Cinta nya
Teen FictionNaura Salsabila, terjebak cinta beda agama, tidak pernah ia inginkan. Namun, hal itu sudah terjadi, ia terlibat cinta beda agama, yang hubungan nya tidak pernah pasti. Perjodohan pun, belum pernah terfikir oleh nya, sampai akhirnya ia tahu, orang tu...