THE PRINCE THAT I NEVER HAVE

20 5 0
                                    

"Aku menunggu. Duduk di antara pohon berbunga merah muda yang mekar dengan indah di musim semi. Angin hangat berhembus menerpa kulit wajahku . Pikiranku tenggelam di antara banyaknya ingatan yang hanya terisi olehmu."

"Entah bagaimana, selalu, setiap hari, kau selalu datang. Walaupun tidak ada senyuman di wajahmu, aku tetap senang karena hanya aku yang bisa mengajakmu bicara."

"Jawabanmu singkat. Tidak pernah panjang lebar, bahkan kadang itu membuatku kebingungan dan merasa bicara satu arah. Hanya saja, perasaan itu terkalahkan oleh rasa senang duduk berdua denganmu."

"Mata cokelatmu, menatapku datar. Berbanding terbalik denganku yang selalu menatapmu dengan binar cerah. Kurasa, aku sudah gila sekarang. Bahkan, pipiku yang memerah hanya karena kau mengambil daun kering yang tak sengaja jatuh di kepalaku, tidak juga membuat ekspresi datarmu hilang."

"Kurasa, aku memang jatuh pada pesonamu. Saat kau menyapaku di depan semua orang atas formalitas belaka, aku malah menganggapnya sebagai permulaan baik untuk kita. Siapa yang tahu, bahwa dewa membantu perasaanku ini."

"Malam itu, aku datang. Kau yang duluan meminta dengan mengirimkan surat di luar pintu kamarku."

"Hatiku senang. Dengan gaun tidur tanpa lengan, aku terburu mengambil kain penutup bahu berwarna merah muda. Kupastikan rambutku tidak berantakan. Aku keluar malam itu, menemuimu."

"Malam itu, perasaan berbunga untukmu lenyap. Aku tidak mengerti saat tanganmu mengarah ke perutku dengan sebuah pisau dan kau berkata dengan ringan bahwa itu adalah kewajibanmu."

"Dengan tangan gemetar, aku memegang tanganmu yang sekarang basah oleh darahku."

'Ternyata, kau di ciptakan bukan untuk menemaniku. Tapi untuk membuatku hilang dari dunia.'

"Aku tidak tersenyum layaknya novel fantasi romansa. Aku bukan tokoh utama yang bisa menerima kematianku dengan mudah. Aku menggenggam erat tanganmu yang masih menusukku semakin dalam, dan bersumpah akan membalas semuanya hingga kau juga merasakan sakit yang sama."


...

Bandung, Jumat 14 Mei 2022

Love,
Macaron

THE PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang