Kala itu, perang dunia shinobi kedua telah usai. Para shinobi berbondong-bondong kembali ke tempat tinggal masing-masing—kembali bersama keluarga untuk bersukacita dengan kemenangan perang kali ini. Perang kedua ini memang cukup epic, dibantu oleh para hokage terdahulu dan Uchiha Sasuke yang juga mengambil peran penting dalam perang tersebut.
Awalnya, ia sangat terkejut dengan kedatangan Sasuke di medang perang. Tanpa ragu dan lugas, Sasuke mengutarakan keinginannya untuk menjadi hokage suatu saat. Tidak mau kalah pula, Naruto ikut menegaskan bahwa dirinyalah yang akan menjadi hokage di masa depan. Saat itu pula, ia menengahi dengan berkata juga akan menjadi hokage, merebut posisi Naruto.
Kenangan itu, manis sekali.
"Haah! Sakura-chan curang. Kenapa hanya Teme yang kau kupaskan apel?" seru Naruto merajuk, "padahal aku juga ingin."
"Iya, iya. Ini, apel spesial untuk calon hokage!"
Dengan sumringah Naruto menerima potongan apel tersebut. Kemudian, lelaki berkumis kucing itu memakannya dengan hati berbunga-bunga.
Anak ini, juga masih sama saja. Sampai tidak sadar jika ada seorang perempuan muda yang sudah menyimpan rasa padanya sejak kecil.
"Sasuke-kun, tidak ingin makan apel?" tanya Sakura ketika apel yang ia kupaskan tidak lantas dimakan.
"Akan kumakan."
"Ah, ya. Aku hampir lupa mengatakannya," celetuk Sakura meringis, "Tsunade-sama mengatakan sel Hashirama membutuhkan waktu beberapa hari. Selagi menunggu, kalian bisa beristirahat sebelum operasi."
Naruto bergidik ngeri. "Pasti akan sakit, dattebayo."
"Sebelum kau menjerit nanti, dokter akan membiusmu."
"Bagaimana jika aku tidak terbangun lagi, dattebayo?"
"Syukurlah. Aku tidak perlu susah-susah memukulmu lagi."
"Jahat sekali, -ttebayo!"
Lantas mereka tertawa terbahak, bahkan Sasuke ikut menyunggingkan senyum tipis. Suasana ini sama seperti dulu. Naruto yang banyak tingkah dan Sakura meladeninya dengan galak, sementara Sasuke terdiam mengikuti dengan senyum setipis-tipisnya.
Gelak tawa mereka terhenti ketika pintu ruang inap diketuk.
"Permisi, mengganggu waktu kalian. Panggilan terhadap Uchiha Sasuke agar segera diringkus di penjara."
"Kalian yang benar saja! Lihatlah dia, baru saja menginap beberapa hari. Setidaknya tunggulah hingga Sasuke sembuh total!" seru Naruto berkoar-koar hingga berdiri di ranjang.
"Hn."
Dua penjaga memasuki ruangan—dua sisanya berjaga-jaga di luar—mereka membantu Sasuke berdiri dan menopang selang infus. Tanpa kekerasan, mereka berjalan keluar menyeimbangi jalan Sasuke yang sedikit melambat.
"Kami permisi, Uzumaki-san, Haruno-san."
Naruto melirik Sakura, gadis musim semi itu menunduk sedih, begitu pula dirinya.
-
Sunyi dan gelap.
Di sini—penjara—tempat yang cocok untuk buronan ninja sepertinya. Ruang sepetak tanah dengan tanpa alas, hanya diberi papan kayu yang menempel di dinding ruangan—tempat di mana Sasuke duduk sekarang. Terduduk dengan pakaian pembungkus bagian badan terkecuali kepala. Namun, matanya masih ditutupi oleh selembar kain.
"Permisi, aku kemari untuk mengunjungi Uchiha Sasuke, sekaligus memeriksa keadaannya."
Telinganya belum tuli.
"Keadaannya masih belum pulih total saat kalian membawanya kemari."
Suara tapak kakinya terdengar berjalan bersama penjaga penjara hingga mereka berhenti di depan ruang penjaranya. Kunci memutar dan akhirnya pintu ruangnya telah terbuka.
"Sasuke-kun, aku datang mengunjungimu," kata Sakura saat penjaga sudah pergi, "aku khawatir dengan kondisimu, maka dari itu aku kemari. Kondisimu belum cukup pulih saat kau kemari."
Sakura perlahan membuka penutup mata Sasuke beserta perbannya pula. Ia akan menggantinya dengan perban yang baru.
"Kau tahu, Sasuke-kun? Naruto datang ke kantor hokage, meminta kepada Tsunade-sama agar beberapa orang terdekatmu bisa datang mengunjungimu. Saat Naruto datang berlari kepadaku dan mengatakan hal ini, aku langsung kemari." Sakura berhati-hati memutar perban melewati area kepala Sasuke. "Perbannya sudah terlepas. Sekarang aku akan menggantinya dengan perban yang baru."
"Aku hampir lupa menanyakan, bagaimana kabarmu?" tanya Sakura.
"Hn. Baik."
Sakura tersenyum simpul. "Syukurlah kalau begitu. Setelah sel Hashirama siap, Sasuke-kun bisa keluar dari sini, walau nanti tetap kembali lagi."
"Sakura."
"Y-ya?"
"Aku tidak ingin menerima sel itu."
"Kenapa? Padahal itu baik untukmu."
"Dengan satu tangan pun aku bisa mengukungmu di bawahku, Sakura."
OMAKE
"Sakura-chan, kau demam, ya? Wajahmu memerah."
"Diamlah, Baka-Naruto!"
BUGH!
"Seharusnya aku tidak bertanya saja, -ttebayo!"
4 March 2022
04.06 AM.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT SasuSaku Dkk
Short StoryMenjalani hidup penuh lika-liku membuat kita merasa terbebani dan merasa putus asa. Ditambah lagi beban cinta yang terpendam yang seharusnya disampaikan, namum berakhir sebaliknya. Menolak sad ending, yes. Mostly canon version.