Tiga pasang kaki melangkah beriringan. Gerbang Konoha tak terasa sudah berada di depan mata. Dapat dilihat, Uzumaki Naruto bersama Nara Shikamaru berdiri menyambut mereka.
Mereka sudah sampai.
"Selamat datang!" seru Naruto bersemangat mendapati kehadiran ketiga saudara Sabaku ini. "Terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk mengunjungiku dan Hinata."
"Ah, ya, tidak masalah," balas Gaara pendek diinginkan senyum tipis.
"Sama sekali tidak merepotkan. Justru Gaara sangat bersemangat ke sini." Kankuro menepuk pundak adiknya sembari menyengir kuda. "Benar kan, Gaara?"
Gaara bergeming. Tetap menjaga image.
"Bagaimana kabar Hinata?" tanya Temari.
"Dia baik-baik saja. Walaupun perutnya sudah membesar." Naruto menggaruk kepala belakangnya-merasa kikuk. "Ini kehamilan pertamanya, aku sangat khawatir. Rasanya menakutkan apabila perutnya meletus seperti balon."
"Jangan samakan dengan balon, bodoh!" sahut Shikamaru seraya menguap-kebiasaannya. "Lagipula usia kehamilannya baru tiga bulan."
"Eh? Bagaimana kau tahu?" tanya Naruto terkejut.
"Kau sendiri yang memberitahu," balas Shikamaru malas.
"Begitu kah? Aku lupa."
"Jangan banyak bicara dan ajak tamu kita ke desa." Shikamaru membiarkan ketiga saudara itu berjalan.
"Ah, maafkan aku, ya." Naruto menyengir tak berdosa.
"Tidak masalah," balas Gaara pendek. Kemudian, beralih ke Kankuroo. "Pergilah, pesankan kamar penginapan untuk kita."
Kankuroo segera pergi.
Hanya tersisa empat orang. Naruto dan Gaara berada di depan sembari mengobrol santai. Wajar, mereka adalah kawan lama. Lebih tepat kalau disebut sahabat pena, mungkin(?)
Sementara, di belakang mereka-Shikamaru dan Temari-hanya diam. Tidak ada yang membuka percakapan. Mereka masih asyik dengan pikiran mereka sendiri.
Sampai Naruto sadar akan keadaan.
"Eh, kenapa kalian diam saja, dattebayo?" Naruto menoleh ke belakang merasa heran. "Kalian ini sepasang kekasih tapi rasanya seperti orang asing saja."
Semakin diam. Menyembunyikan semburat merah muda di wajah mereka.
"Nee-san, biar kubawakan," tawar Gaara.
"T-tidak usah. Biar aku sa-"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, sang adik sudah mengambil buah tangan dari dekapannya."Lebih baik kalian jalan-jalan berdua saja, dattebayo!" saran Naruto. "Daripada kalian berdiam diri seperti patung. Pergilah."
Shikamaru dan Temari saling bertatapan. Rasanya canggung. Sudah lama mereka tidak bertemu.
"Pergilah, Nee-san. Kita masih memiliki waktu dua hari di sini," timpal Gaara menyetujui saran Naruto.
"Jadi, selamat jalan. Aku dan Gaara akan makan malam di Ichiraku Ramen!" Segera, Naruto merangkul Gaara dan membawanya pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.
Canggung sekali.
Temari melirik ke sebelah. "J-jadi, mau ke mana?"
"Terserah kau saja." Shikamaru kembali menguap. Berusaha menghilangkan rasa nervous.
"Hei, aku tidak tahu sekeliling Konoha," tegur Temari kesal. "Aku bukan warga Konoha."
"Baiklah, baiklah. Mendokusai," sahut Shikamaru menggandeng tangan Temari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT SasuSaku Dkk
Short StoryMenjalani hidup penuh lika-liku membuat kita merasa terbebani dan merasa putus asa. Ditambah lagi beban cinta yang terpendam yang seharusnya disampaikan, namum berakhir sebaliknya. Menolak sad ending, yes. Mostly canon version.